Festival Panji Internasional Roadshow ke Bali
Sukses menyelenggarakan Festival Panji Nasional pada tahun 2017, Festival Panji dibawa ke tingkat yang lebih akbar oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bertajuk ‘Festival Panji Internasioal 2018’.
DENPASAR, NusaBali
Festival berskala inter itu bakal menjadi bagian dalam agenda Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-40 saat roadshow ke Bali. Wakabid Bidang Humas dan Publikasi, Kemendikbud, Wiyono Undung Wasito, mengatakan, Festival Panji Internasional 2018 akan melibatkan peserta dari negara ASEAN dan pembicara, peneliti mancanegara dalam Seminar Internasional. Festival Panji digelar secara roadshow akan melintasi 8 kota besar, mulai dari Denpasar, Pandaan, Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jogjakarta dan Jakarta, dari tanggal 27 Juni sampai 13 Juli 2018.
“Selain festival tentu ada instrumen lain seperti penelitian, kajian, diskusi terpumpun, pemanfaatan seni-teknologi dan ilmu pengetahuan, penerbitan dan lainnya. Jika gerakan ini didukung oleh berbagai pemangku kepentingan, tentu akan menjadi sebuah gerakan yang masif, tersistem dan melibatkan semua stakeholder. Dari hal itu, tercipta suatu ekosistem seni dan budaya Panji yang kuat, dinamis dan mengakar,” ungkapnya Rabu (27/6) kemarin di Taman Budaya Bali-Art Center, Denpasar.
Wiyono mengungkapkan, di Provinsi Bali sendiri, Festival Panji ini akan disinergikan dalam kegiatan akbar, Pesta Kesenian Bali 2018. Melalui kegiatan Festival Panji ini, pihaknya ingin membangun karakter bangsa dengan merintis kesadaran tentang jati diri maupun identitas kebangsaan bagi generasi muda. Sastra dan Budaya Panji sendiri merupakan lokal genius nenek moyang bangsa Indonesia. Sastra Panji lahir pada akhir abad ke-14, pada era Majapahit. Tokoh utama cerita Panji adalah Raden Inu Kertapati, putera mahkota Kerajaan Jenggala, dan kekasihnya Dewi Sekartaji, puteri kerajaan Daha.
“Menggugah kembali pelaku seni, pemerhati seni dan masyarakat pendukungnya untuk lebih memahami sastra-budaya Panji, sebagai warisan budaya yang bisa dijadikan sumber inspirasi dalam penciptaan karya seni dan pemajuan kebudayaan,” imbuhnya.
Pergelaran Tari Panji, Workshop dan Pameran Panji dan juga Kunjungan Wisata dari para delegasi luar negeri. Kegiatan ini diawali dengan acara Welcome Dinner bagi delegasi luar negeri pada Rabu kemarin. Pagelaran Tari Panji akan digelar Kamis (28/6) hari ini di Gedung Ksirarnawa, Art Center, pada pukul 20.00 sampai 22.00 Wita.
Pertunjukan ini akan menampilkan Drama Tari Inao/Inu Keluar dari Gua (Thailand), Tari Inao (Kamboja) dan Drama Tari Gambuh dari Bali. Jumat (29/6) besok, kembali digelar di Gedung Ksirarnawa, Art Center, pukul 20.00 hingga 22.00 Wita dengan menampilkan Drama Tari Inao/Inu Keluar dari Gua (Thailand), Tari Inao (Kamboja) dan Drama Tari Legong Keraton (Bali). Pada Jumat (29/6) juga akan digelar workshop dan pameran Panji di Gedung Ksirarnawa dari pukul 10.00 hingga 14.00 Wita. Sementara Sabtu (30/6) akan diadakan tour wisata khusus bagi para delegasi dari luar negeri. *ind
“Selain festival tentu ada instrumen lain seperti penelitian, kajian, diskusi terpumpun, pemanfaatan seni-teknologi dan ilmu pengetahuan, penerbitan dan lainnya. Jika gerakan ini didukung oleh berbagai pemangku kepentingan, tentu akan menjadi sebuah gerakan yang masif, tersistem dan melibatkan semua stakeholder. Dari hal itu, tercipta suatu ekosistem seni dan budaya Panji yang kuat, dinamis dan mengakar,” ungkapnya Rabu (27/6) kemarin di Taman Budaya Bali-Art Center, Denpasar.
Wiyono mengungkapkan, di Provinsi Bali sendiri, Festival Panji ini akan disinergikan dalam kegiatan akbar, Pesta Kesenian Bali 2018. Melalui kegiatan Festival Panji ini, pihaknya ingin membangun karakter bangsa dengan merintis kesadaran tentang jati diri maupun identitas kebangsaan bagi generasi muda. Sastra dan Budaya Panji sendiri merupakan lokal genius nenek moyang bangsa Indonesia. Sastra Panji lahir pada akhir abad ke-14, pada era Majapahit. Tokoh utama cerita Panji adalah Raden Inu Kertapati, putera mahkota Kerajaan Jenggala, dan kekasihnya Dewi Sekartaji, puteri kerajaan Daha.
“Menggugah kembali pelaku seni, pemerhati seni dan masyarakat pendukungnya untuk lebih memahami sastra-budaya Panji, sebagai warisan budaya yang bisa dijadikan sumber inspirasi dalam penciptaan karya seni dan pemajuan kebudayaan,” imbuhnya.
Pergelaran Tari Panji, Workshop dan Pameran Panji dan juga Kunjungan Wisata dari para delegasi luar negeri. Kegiatan ini diawali dengan acara Welcome Dinner bagi delegasi luar negeri pada Rabu kemarin. Pagelaran Tari Panji akan digelar Kamis (28/6) hari ini di Gedung Ksirarnawa, Art Center, pada pukul 20.00 sampai 22.00 Wita.
Pertunjukan ini akan menampilkan Drama Tari Inao/Inu Keluar dari Gua (Thailand), Tari Inao (Kamboja) dan Drama Tari Gambuh dari Bali. Jumat (29/6) besok, kembali digelar di Gedung Ksirarnawa, Art Center, pukul 20.00 hingga 22.00 Wita dengan menampilkan Drama Tari Inao/Inu Keluar dari Gua (Thailand), Tari Inao (Kamboja) dan Drama Tari Legong Keraton (Bali). Pada Jumat (29/6) juga akan digelar workshop dan pameran Panji di Gedung Ksirarnawa dari pukul 10.00 hingga 14.00 Wita. Sementara Sabtu (30/6) akan diadakan tour wisata khusus bagi para delegasi dari luar negeri. *ind
1
Komentar