Elpiji 3 Kg Non Subsidi Dijual Rp 36.000
Jakarta dan Surabaya akan menjadi ujicoba distritibusi ‘bright gas’ 3 kg dengan harga keekonomian tanpa subsidi minimal Rp 12.000 per kg atau Rp 36.000 per tabung.
JAKARTA, NusaBali
PT Pertamina (Persero) akan melakukan uji pasar Elpiji 3 kilogram (kg) non subsidi pada 1 Juli mendatang. Pertamina memastikan belum meluncurkan produk tersebut di awal Juli. Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito mengatakan, uji pasar akan dilakukan di Jakarta dan Surabaya hingga pertengahan Juli mendatang.
Mengenai harganya, Adiatma belum mengatakan secara rinci, dia hanya bilang harganya di atas Rp 12 ribu per kg. "Saya belum tau harga per tabungnya yang jelas harga keekonomian. Harganya di atas Rp 12 ribuan," kata Adiatma dikutip detikFinance, Rabu (27/6). Dengan harga per kg Rp 12.000, maka diperkirakan harga jual Elpiji 3 kg non subsidi di atas Rp 36.000. Harga ini jelas berlipat dibandingkan elpijio melon bersubsidi yang dibandrol Rp 14.500 per tabung atau di tingkat pengecer warung-warung Denpasar dijual dikisaran Rp 18.000 hingga Rp 20.000 per tabung.
Adiatma menuturkan, uji pasar ini akan dilakukan pada 1 Juli hingga pertengahan Juli 2018. Kemudian, Pertamina akan melakukan evaluasi terhadap produk tersebut. Ia mengaku belum bisa memastikan waktu kapan produk ini benar-benar diluncurkan. "Diluncurin nanti dulu, masih lama, nanti kita evaluasi oke apa enggaknya," katanya.
Dia menuturkan, setelah uji pasar Pertamina akan melakukan evaluasi untuk kemudian diluncurkan ke pasar. Adiatma sendiri belum bisa memastikan waktu peluncuran produk tersebut. "Jadi bukan diluncurin, namanya uji pasar, kita belum tahu penerimaan konsumen seperti apa, jadi bukan launching. Kan tahapannya ada kajian, uji pasar baru launching," kata Adiatama.
Adiatma mengatakan, untuk uji pasar ini Pertamina menetapkan dua wilayah yakni Jakarta dan Surabaya. Untuk di Jakarta, Pertamina memilih kawasan Pondok Indah. "Jadi uji pasar sampai pertengahan Juli, kira-kira kita pilih daerah yang elite kemudian Jakarta dan Surabaya. Jakarta sekitar Pondok Indah sama Surabaya," ungkapnya. "Nanti kita coba di outlet di daerah-daerah terpilih yang bagus," tutupnya.
Adiatma Sardjito mengatakan, dalam uji pasar ini Pertamina akan melepas 5.000 tabung. Adapun rinciannya, 3.500 tabung di lepas di Jakarta dan sisanya di Surabaya. "Baru sedikit kok, baru 5.000 tabung, di Pondok Indah (Jakarta) sekitar 3.500 sisanya di Surabaya," kata dia.
Adiatma belum menjelaskan bentuk tabung ini. Yang jelas, akan berbeda dengan tabung Elpiji 3 kg subsidi alias tabung melon. Dia menuturkan, Elpiji 3 kg non subsidi ini merupakan seri Bright Gas. "Nanti bentuknya masih kita diskusikan yang jelas harus beda dengan 3 kg itu (Elpiji 3 kg subsidi), saya belum lihat gambarnya, yang jelas Bright Gas," ungkapnya.
Dia mengatakan, adanya produk ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mampu. Menurutnya, ada masyarakat mampu yang membutuhkan Elpiji dengan kemasan kecil. "Kalau kelompok menengah atas bukan cari murah, tapi cari praktis kita berusaha menjawab tantangan itu," paparnya.*
PT Pertamina (Persero) akan melakukan uji pasar Elpiji 3 kilogram (kg) non subsidi pada 1 Juli mendatang. Pertamina memastikan belum meluncurkan produk tersebut di awal Juli. Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito mengatakan, uji pasar akan dilakukan di Jakarta dan Surabaya hingga pertengahan Juli mendatang.
Mengenai harganya, Adiatma belum mengatakan secara rinci, dia hanya bilang harganya di atas Rp 12 ribu per kg. "Saya belum tau harga per tabungnya yang jelas harga keekonomian. Harganya di atas Rp 12 ribuan," kata Adiatma dikutip detikFinance, Rabu (27/6). Dengan harga per kg Rp 12.000, maka diperkirakan harga jual Elpiji 3 kg non subsidi di atas Rp 36.000. Harga ini jelas berlipat dibandingkan elpijio melon bersubsidi yang dibandrol Rp 14.500 per tabung atau di tingkat pengecer warung-warung Denpasar dijual dikisaran Rp 18.000 hingga Rp 20.000 per tabung.
Adiatma menuturkan, uji pasar ini akan dilakukan pada 1 Juli hingga pertengahan Juli 2018. Kemudian, Pertamina akan melakukan evaluasi terhadap produk tersebut. Ia mengaku belum bisa memastikan waktu kapan produk ini benar-benar diluncurkan. "Diluncurin nanti dulu, masih lama, nanti kita evaluasi oke apa enggaknya," katanya.
Dia menuturkan, setelah uji pasar Pertamina akan melakukan evaluasi untuk kemudian diluncurkan ke pasar. Adiatma sendiri belum bisa memastikan waktu peluncuran produk tersebut. "Jadi bukan diluncurin, namanya uji pasar, kita belum tahu penerimaan konsumen seperti apa, jadi bukan launching. Kan tahapannya ada kajian, uji pasar baru launching," kata Adiatama.
Adiatma mengatakan, untuk uji pasar ini Pertamina menetapkan dua wilayah yakni Jakarta dan Surabaya. Untuk di Jakarta, Pertamina memilih kawasan Pondok Indah. "Jadi uji pasar sampai pertengahan Juli, kira-kira kita pilih daerah yang elite kemudian Jakarta dan Surabaya. Jakarta sekitar Pondok Indah sama Surabaya," ungkapnya. "Nanti kita coba di outlet di daerah-daerah terpilih yang bagus," tutupnya.
Adiatma Sardjito mengatakan, dalam uji pasar ini Pertamina akan melepas 5.000 tabung. Adapun rinciannya, 3.500 tabung di lepas di Jakarta dan sisanya di Surabaya. "Baru sedikit kok, baru 5.000 tabung, di Pondok Indah (Jakarta) sekitar 3.500 sisanya di Surabaya," kata dia.
Adiatma belum menjelaskan bentuk tabung ini. Yang jelas, akan berbeda dengan tabung Elpiji 3 kg subsidi alias tabung melon. Dia menuturkan, Elpiji 3 kg non subsidi ini merupakan seri Bright Gas. "Nanti bentuknya masih kita diskusikan yang jelas harus beda dengan 3 kg itu (Elpiji 3 kg subsidi), saya belum lihat gambarnya, yang jelas Bright Gas," ungkapnya.
Dia mengatakan, adanya produk ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mampu. Menurutnya, ada masyarakat mampu yang membutuhkan Elpiji dengan kemasan kecil. "Kalau kelompok menengah atas bukan cari murah, tapi cari praktis kita berusaha menjawab tantangan itu," paparnya.*
Komentar