2.500 Ha Sawah di Badung Terancam Kekeringan
Pemerintah pusat dikabarkan bakal melakukan perbaikan irigasi. Proyek tersebut diperkirakan memerlukan waktu sekitar tujuh bulan.
MANGUPURA, NusaBali
Lahan persawahan seluas 2.500 hektare di Kabupaten Badung, terancam kekeringan, jika proyek perbaikan saluran irigasi air yang dilakukan pemerintah pusat terealisasi.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (DP2K) Kabupaten Badung I Gusti Agung Ketut Sudaratmaja, di Mangupura, Minggu (13/3), menuturkan, tidak hanya di wilayah Badung, namun juga berdampak pada area sawah yang berada di Gianyar.
“Informasi yang saya dapat, proyek perbaikan irigasi air ini sudah tahap tender. Untuk area persawahan yang terkena imbas kekeringan apabila proyek ini berjalan yakni persawahan di wilayah Abiansemal dan Mengwi,” ujarnya.
Menurut dia, dampak kekeringan yang mengancam persawahan di kawasan tersebut, karena kemungkinan besar proyek perbaikan irigasi di daerah itu akan menutup aliran air ke ratusan hektare sawah.
Ia mengatakan, untuk perbaikan irigasi air ini kemungkinan membutuhkan waktu sekitar tujuh bulan, sehingga diprediksi suplai air untuk petani akan bermasalah.
“Kabar yang saya dengar juga bahwa akan dilakukan sistem buka tutup, namun dari pengalaman sebelumnya pasti ada permasalahan dalam upaya ini,” imbuh Sudaratmaja.
Untuk itu, ia mengimbau kepada petani di daerah itu pada akhir Maret 2016, agar menanam palawija.
Ia mengakui masa tanam padi yang ditanam petani di Badung juga banyak kendala, karena musim hujan di Bali juga cenderung terlambat.
“Hujan yang diharapkan bisa turun sebelum bulan Desember 2015, justru datangnya pertengahan Desember tahun lalu, sehingga mengakibatkan jadwal masa tanam padi yang dilakukan petani ikut mundur,” ujarnya.
Namun bukan berarti bulan Desember 2015 serentak masa tanam, karena wilayah yang irigasinya tidak terganggu musim kemarau, masih bisa melakukan penanaman.
“Program Okmar (Oktober 2015 sampai Maret 2016) masih jalan. Walau kebanyakan terlambat penanamannya, program okmar yang kami canangkan dari target tanam 8.832 hektare sekarang sudah tercapai 8.223 hektare atau 93 persen,” jelasnya.
Apakah itu artinya target produksi gabah 113 ton dapat tercapai? Sudaratmaja tidak berani memastikan. Sebab, pemerintah pusat berencana memperbaiki saluran irigasi air tersebut.
Meskipun musim hujan mundur, tetapi Sudaratmaja mengklaim kondisi saat ini menguntungkan pertanian palawija. Hasil palawija di Badung, seperti jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, maupun ubi jalar, sekarang diakui mengalami peningkatan. 7 ant, asa
1
Komentar