Ratusan Karya Mahasiswa Seni Rupa Undiksha Dipamerkan
Sebanyak 120 buah karya mahasiswa jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha Singaraja dipamerkan.
SINGARAJA, NusaBali
Ratusan karya itu murni buatan 24 orang mahasiswa seni rupa angkatan 2015 yang menyebut dirinya ‘angkatan serumpun’, sebagai Tugas Akhir (TA) sebelum mengakhiri pendidikan di Undiksha. Ratusan karya seni itu dipamerkan di tiga ruang pameran di lantai dua kampus Undiksha Jalan Ayani, Buleleng. Dengan mengambil tema wacana tubuh, puluhan mahasiswa yang mengambil TA tahun ini mengeksplorasi seluruh bakat seni yang dimilikinya selama mengenyam perkuliahan di Undiksha.
Dari 120 karya seni, 25 buah di antaranya tertuang dalam lukisan, 40 buah bergambar dalam kria, baik kriya kayu, tekstil, keramik dan logam. Selain itu juga ada 9 buah karya seni grafis dan 15 buah karya seni fotografi. Menurut salah satu mahasiswa yang mengikuti TA tahun ini, Vincent Chandra, asal Medan, yang ditemui Kamis (28/6) kemarin mengatakan, puluhan mahasiswa diberikan kebebasan untuk membuat sebuah karya seni, sesuai dengan kemampuannya.
Seluruh karya yang dipamerkan sejak tanggal 25-30 Juni mendatang ini mewakili seluruh elemen seni rupa yang selama ini mereka dapatkan di bangku perkuliahan. “Ini sebuah bukti riil kami sebagai mahasiswa seni rupa yang memang dituntut untuk menghasilkan karya seni, tidak hanya sebagai persyaratan TA saja, tetapi berkesinambungan,” kata dia.
Sehingga satu orang mahasiswa ada yang memamerkan lebih dari satu karyanya, bahkan ada juga yang menunjukkan kemampuannya memamerkan karya dalam satu seri. Seluruh karya mahasiswa itu pun terlihat apik dan profesional, tertata rapi di ruang pameran.
Sementara itu dosen seni rupa Undiksha, Hardiman dalan pengantar pameran menyebutkan tema wacana tubuh yang diangkat tahun ini dinilainya sebagai sebuah persoalan. Dalam pameran itu seluruh mahasiswa peserta pameran dengan pilihan tema, sujek matter atau pokok karyanya, tetap memunculkan wacana tubuh.
Para mahasiswa menurutnya lebih berhadapan dengan persoalan bahasa atau teks visual daripada persoalan apa yang dikemukakan. Dengan pameran wacana tubuh ini setiap peserta lebih memiliki perhatian terhadap cara mengungkapkan karyanya.*k23
Ratusan karya itu murni buatan 24 orang mahasiswa seni rupa angkatan 2015 yang menyebut dirinya ‘angkatan serumpun’, sebagai Tugas Akhir (TA) sebelum mengakhiri pendidikan di Undiksha. Ratusan karya seni itu dipamerkan di tiga ruang pameran di lantai dua kampus Undiksha Jalan Ayani, Buleleng. Dengan mengambil tema wacana tubuh, puluhan mahasiswa yang mengambil TA tahun ini mengeksplorasi seluruh bakat seni yang dimilikinya selama mengenyam perkuliahan di Undiksha.
Dari 120 karya seni, 25 buah di antaranya tertuang dalam lukisan, 40 buah bergambar dalam kria, baik kriya kayu, tekstil, keramik dan logam. Selain itu juga ada 9 buah karya seni grafis dan 15 buah karya seni fotografi. Menurut salah satu mahasiswa yang mengikuti TA tahun ini, Vincent Chandra, asal Medan, yang ditemui Kamis (28/6) kemarin mengatakan, puluhan mahasiswa diberikan kebebasan untuk membuat sebuah karya seni, sesuai dengan kemampuannya.
Seluruh karya yang dipamerkan sejak tanggal 25-30 Juni mendatang ini mewakili seluruh elemen seni rupa yang selama ini mereka dapatkan di bangku perkuliahan. “Ini sebuah bukti riil kami sebagai mahasiswa seni rupa yang memang dituntut untuk menghasilkan karya seni, tidak hanya sebagai persyaratan TA saja, tetapi berkesinambungan,” kata dia.
Sehingga satu orang mahasiswa ada yang memamerkan lebih dari satu karyanya, bahkan ada juga yang menunjukkan kemampuannya memamerkan karya dalam satu seri. Seluruh karya mahasiswa itu pun terlihat apik dan profesional, tertata rapi di ruang pameran.
Sementara itu dosen seni rupa Undiksha, Hardiman dalan pengantar pameran menyebutkan tema wacana tubuh yang diangkat tahun ini dinilainya sebagai sebuah persoalan. Dalam pameran itu seluruh mahasiswa peserta pameran dengan pilihan tema, sujek matter atau pokok karyanya, tetap memunculkan wacana tubuh.
Para mahasiswa menurutnya lebih berhadapan dengan persoalan bahasa atau teks visual daripada persoalan apa yang dikemukakan. Dengan pameran wacana tubuh ini setiap peserta lebih memiliki perhatian terhadap cara mengungkapkan karyanya.*k23
Komentar