Pamedek Sempat Hilang Usai Sembahyang di Pura Batukaru
Seorang pamedek (umat yang tangkil sembahyang), I Gusti Made Bagus Ularan, 40, sempat dilaporkan hilang seusai sembahyang ke Pura Puncak Kedaton (Pura Luhur Batukaru) di puncak Gunung Batukaru, Kecamatan Selemadeg, Tabanan, Sabtu (12/3) siang.
TABANAN, NusaBali
Sehari setelah hilang, korban yang diketahui beralamat Jalan Pulau Rembulan Gang II Nomor 46 Denpasar ini ditemukan selamat di jaba Pura Luhur Jatiluwih Sarin Buana, yang berjarak beberapa kilometer di bawah Pura Puncak Kedaton.
Sebelum dilaporkan hilang, korban I Gusti Made Bagus Ularan tangkil ke Pura Puncak Kedaton, Desa Pakraman Sarin Buana, Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg bersama rombongan keluarganya berjumlah 37 orang. Mereka naik ke Pura Puncak Kedaton dengan melewati Pura Luhur Jatiluwih Sarin Buana, Sabtu pagi sekitar pukul 07.00 Wita.
Korban bersama rombongan pamedek lain yang notabene keluarganya, selesai sembahyang di Pura Puncak Kedaton, Sabtu siang sekitar pukul 13.00 Wita. Begitu usai sembahyang di pura yang berlokasi di Gunung Batukaru dengan ketinggian sekitar 2.276 meter di atas permukaan laut (Dpl) tersebut, korban IGM Bagus Ularan menadahului turun seorang diri menuju Pura Luhur Jatiluwih Sarin Buana. Korban sempat minta izin kepada istrinya, Luh Gede Suryani Astuni, 38, hendak mendahului menuju Pura Luhur Jatiluwih Sarin Buana.
Namun, setelah sang istru bersama rombongan pamedek dari keluarganya tiba di Pura Luhur Jatiluwih Sarin Buana, Sabtu petang pukul 18.00 Wita, korban Bagus Ularan ternyata belum sampai di sana. Keluarganya sempat bingung dan berusaha mencari korban bagus Ularan. Setelah lama ditunggu hingga malam, korban tak kunjung muncul. Karena itu, sang istri bersama keluarganya putuskan pulang ke Denpasar.
Kemudian, pihak keluarga melaporkan kasus hilangnya korban Bagus Ularan ke Basarnas Kota Denpasar, Sabtu malam sekitar pukuk 21.00 Wita. Begitu dapat laporan, petugas gabungan langsung terjun melakukan pencarian ke lokasi, sejak Sabtu malam pukul 22.00 Wita.
Menurut Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Denpasar, I Gede Darmada, pihaknya menerjunkan tim berkekuatan 10 orang untuk melakukan pencarian dan tiba di lokasi sekitar Puru Luhur jatiluwih Sarin Buana, Minggu dinihari sekitar pukul 00.30 Wita.
Demikian pula petrugas kepolisian dari Polda Bali, Polres Tabanan, dan Polsek Selemadeg langsung terjun malam itu. "Tim sudah berada di lokasi sejak Minggu dinihaii dan membuat posko untuk mencari korban," ungkap Kapolsek Selemadeg, Kompol Abdus Salim, Minggu kemarin.
Setelah dilakukan pencarian, korban Bagus Ularan ditemukan di tengah hutan jaba Pura Luhur Jatiluwih Sarin Buana, Minggu pagi pukul 10.30 Wita. Korban tiba-tiba muncul di tengah keramaian petugas gabungan dan warga yang sedang melakukan pencarian.
Menurut Kapolsek Badus Salim, korban yang masih dalam kondisi lemas karena semalaman tersesat di hutan Gunung Batukaru, sempat diajak keluarganya sembahyang di Pura Luhur Jatiluwih Sarin Buana, setelah lebih dulu istrihaat dan diberikan makan serta minum. Habis sembahyang, pria berusia 40 tahun ini kemarin siang langsung diajak keluarganya pulang ke Denpasar.
Kepada Kapolsek Abdus Abas, korban Bagus Ularan sempat menceritakan bagaimana dia tersesat hingga akhirnya muncul di tengah keramaian orang yang melakukan pencarian, kemarin pagi. Saat mendahului turun dari Pura Puncak Kedaton, korban bagus Ularan mengaku sempat melihat dua pendaki asal Jakarta. Kedua pendaki itulah yang memberitahu bahwa persimpangan jalan menuju ke Pura Luhur Jatiluwih dari Pura Puncak Kedaton masih berada jauh ke bawah.
Karena itu, korban Bagus Ularan mengaku terus berjalan mencari persimpangan dimaksud, namun tidak kunjung ketemu. "Padahal, persimpangan tersebut telah lewat," tutur korban Bagus Ularan. Hingga Sabtu sore, korban mengaku terus berjalan. Akhirnya, dia memutuskan istirahat di tengah hutan.
"Sempat turun hujan, saya pun terpaksa meminum air hujan, air damuh, dan air sisa milik pendaki yang ditemukan dalam botol plastik," papar korban. Malam itu, korban Bagus Ularan mengaku sempat melihat cahaya senter di tengah hutan dan membalasnya. Dia pun sempat berteriak-teriak, tapi tidak dapat respons.
Nah, Minggu pagi kemarin, korban Bagus Ularan yang memang sering mendaki gunung untuk takil ke sejumlah pura, pilih kembali mencari jejak yang ditandai warna oranye. Pada akhir4nya, korban sampai di jaba Pura Luhur Jatiluwih Sarin Buana. "Saat melihat ada keramaian di jaba pura, saya juga terkejut dan sekaligus senang. Saya yakin mereka itu beramai-ramai mencari saya," jelasnya.
Sementara itu, Bendesa Pakraman Sarin Buana, Desa Wanagiri, I Ketut Sujaya, mengatakan korban IGM Bagus Ularan bersama rombongan pamedek dari keluarganya tidak sempat matur piuning (ritual pemberitahuan secara niskala) saat lewat di Pura Luhur Jatiluwih Sarin Buana menuju Pura Puncak Kedaton. Seharusnya, rombongan menghaturkan piuning kepada Pamangku Pura Luhur Jatiluwih Sarin Buana, Jro Mangku Wayan Menteg, 84.
"Biasaya, pamadek maupun pendaki yang hendak naik ke atas melawati Pura Luhur Jatiluwih, pasti ngaturang piuning melalui pamangku," jelas Sanjaya yang notabene putra dari Jro Mangku Menteg kepada NusaBali, Minggu kemarin. 7 cr61
Komentar