nusabali

Aktivitas Vulkanik Gunung Agung Menurun

  • www.nusabali.com-aktivitas-vulkanik-gunung-agung-menurun

Setelah terjadi erupsi berulangkali yang menyebabkan keluarnya energi thermal, Kamis (28/6) malam, aktivitas vulkanik Gunung Agung langsung menurun.

Gubernur-Pangdam Terjun ke Pos Pantau Gunung Agung

AMLAPURA, NusaBali
Kendati masih ada hembusan asap tipis, namun tidak lagi terdengar suara gemuruh dan cahaya merah pantulan sinar lava pijar dari kawah Gunung Agung, Jumat (29/6). Wakil Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian EDSM, I Gede Suantika, mengatakan energi thermal yang keluar akibat erupsi selama Kamis malam hingga Jumat dinihari, mencapai 318 mega watt (MW). Energi thermal itu terekam menggunakan foto satelit modis milik NASA dan citra satelit yang merekam titik panas di kawah Gunung Agung.

Menurut Gede Suantika, erupsi Kamis malam mengeluarkan energi thermal paling tinggi sejak aktivitas vulkanik Gunung Agung mulai meningkat, September 2017 lalu. Energi thermal terbesar sebelumnya yang keluar dari aerupsi Gunung Agung adalah 97 MW, September 2017 lalu.

“Tingginya energi thermal yang keluar ini adalah pertanda magma bergerak naik ke permukaan menuju kawah puncak Gunung Agung. Naiknya magma juga disertai keluarnya abu vulkanik,” jelas Gede Suantika di Pos Pantau Gunung Api Agung PVMBG Kementerian ESDM kawasan Banjar Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, Jumat kemarin.

Disebutkan, abu vulkanik yang keluar kali ini jauh lebih halus dari sebelumnya. Karena lebih halus, abu vulkanik ini cukup lama diterbangkan angin. Yang jelas, aktivitas vulkanik Gunung Agung kini sudah menurun, pasca erupsi Kamis malam hingga Jumat dinihari.

Menurut Suantika, selama 6 jam pertama kemarin sjak dinihari pukul 00.00 Wita hingga pagi pukul 06.00 Wita, masih sempat terjadi erupsi Gunung Agung, yang ditandai keluarnya asap kelabu. Ini pertanda ada abu vulkanik yang keluar dengan ketinggian 1.500-2.000 meter dari puncak kawah. Selama itu pula, masih teramati sinar api disertai tremor menerus dengan amplitudo 2-15 mm.

Namun, selama 6 jam berikutnya sejak pagi pukul 06.00 Wita hingga siang pukul 12.00 Wita, hanya terjadi tiga hembusan setinggi 1.500 meter dari puncak kawah, berdurasi 30-80 detik. Begitu juga selama 6 jam kemudian dari pukul 12.00 Wita-18.00 Wita, terjadi 4 kali hembusan tinggi 500-2.000 meter dengan durasi 25-40 detik. Tapi, tidak lagi terjadi erupsi, sehingga tadi malam tak terlihat adanya sinar merah ke udara.

“Berdasarkan pengamatan 12 jam terakhir, aktivitas Gunung Agung memang me-nurun. Namun, dapur magmanya tetap aktif. Kita tetap waspada, terutama di radius 4 kilometer dari kawah Gunung Agung,” jelas alumnus SMAN 1 Singaraja 1981 dan ITB Bandung ini.

Suantika menegaskan, saat ini Gunung Agung masih tetap masuk level III (status Siaga) dan status VONA (volcano observatory notice for aviation) masih orange yang berarti peringatan untuk penerbangan saat melewati Gunung Agung. Menurut Suantika, letusan eksplosif bisa saja terjadi, jika terjadi penyumbatan aliran magma dari dapur magma menuju kawah Gunung Agung. “Proses erupsi masih terus berlangsung, aliran lava pijar belum bisa diprediksi,” tandas Suantika.

Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika turun meninjau Pos Pantau Gunung Api Agung PVMBG di Desa/Kecamatan Rendang, Jumat pagi. Dalam kunjungan itu Gubernur Pastika mendapat penjelasan dari pihak PVMBG, bahwa aktivitas vulkanik Gunung Agung sudah berangsur turun.

"Selama dua hari sebelumnya memang sempat terjadi peningkatan aktivitas Gunung Agung, namun mulai subuh tadi sudah menurun. Dari data yang ada, letusan-letusan kecil masih tetap terjadi, tapi grafiknya cenderung menurun. Kecuali ada hal-hal lain, seperti gempa tektonik di seputar gunung yang akan menyebabkan kembali terjadinya pengumpulan magma hingga picu letusan. Mudah-mudahan sih tidak,” ujar Pastika dalam keterangan persnya.

Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Pastika mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan mematuhi imbauan petugas. "Kita harus pantau terus supaya ada deteksi dini dan ada peringatan dini. Jadi, bagi masyarakat yang berada pada radius 4 kilometer dari kawah Gunung Agung harus mematuhi imbauan petugas, karena daerah itu masih berbahaya. Di luar itu, dinyatakan masih aman," tandas Pastika.

Pada hari yang sama, Jumat kemarin, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto juga kunjungi Pos pantau Gunung Api Agung PVMBG di Desa/Kecamatan Rendang. Pangdam mengecek dari dekat kondisi Gunung Agung sehubungan aktivitas vulkanik yang sempat naik sebelumnya. Kedatangan Pangdam kemarin pagi pukul 08.40 Wita diterima oleh petugas Pos PVMBG, Dewa Mertayasa, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali Dewa Putu Mantra, Camat Rendang I Wayan Mastra, Danramil Rendang Kapten CAJ I Nyoman Mangku, dan Kapolsek Rendang AKP I Nengah Merta. "Kami datang ke pos pantau, untuk mendapatkan penjelasan langsung dari petugas PVMBG, dan menyaksikan dari dekat perkembangan Gunung Agung," ujar mayjen Benny Susianto. *k16

Komentar