Pemkab Badung Siapkan Anggaran Rp 8 M
Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Pariwisata menyiapkan anggaran Rp 8 miliar untuk fasilitasi penumpang yang terdampak penutupan Bandara Ngurah Rai, akibat erupsi Gunung Agung.
Penutupan Bandara, Pariwisata Mulai Kena Imbas
MANGUPURA, NusaBali
Anggaran miliaran ini merupakan dana taktis anggaran tak terduga. Anggaran yang disiapkan ini bisa akan lebih besar dan juga bisa lebih kecil. Kepala Dinas Kabupaten Badung, I Made Badra dikonfirmasi, Jumat (29/6) mengatakan, Pemkab Badung memberikan perhatian khusus dengan masalah penutupan bandara ini. Keadaan seperti ini kata dia telah dipersiapkanya jauh-jauh hari. "Telah disiapkan Rp 8 miliar dana tentantif untuk masalah ini. Bisa bertambah dan bisa berkurang. Seandainya lebih dari sehari pemerintah sudah siap. Berapapun besarnya anggaran yang dibutuhkan pemerintah siap menanggulanginya," ungkapnya.
Dikatakanya, untuk para penumpang yang terdampak akibat kondisi ini yang menginap di hotel yang telah tergabung dengan PHRI diberi gratis inap semalam. Namun demikian dia mengatakan kondisi ini akan terus dievaluasi terkait perkembangan terkini.
Dia mengaku telah mendapat informasi dari sejumlah travel agent bahwa tamunya tetap berangkat dengan menggunakan bus gratis. Center point untuk pelayanan penumpang dengan menggunakan bus gratis center poinya di Bandara Ngurah Rai. "Untuk yang menginap gratis itu termasuk breakfast. Bila secepatnya klarifikasi mengenai navigasi bisa terbang maka akan diutamakan dan dijamin terangkut semua. Untuk hotel yang bisa inap gratis adalah hotel yang sudah konfirmasi," pungkasnya.
Sementara itu, cancel kedatangan maupun keberangkatan wisatawan terjadi menyusul sempat terjadinya penutupan Bandara Ngurah Rai, Jumat (29/6). Marketing Manager Inna Grand Bali Beach Sanur Ni Ketut Ari Sulistiari, mengakui imbas dari erupsi Gunung Agung tersebut.
Menurutnya, pada Jumat (29/6) kemarin, ada sejumlah tamu/wisatawan yang semestinya check out, karena terjadi penutupan bandara, tamu dalam group tersebut menunda keberakatan dan extend sehari sambil menunggu perkembangan. “Mereka extend sampai besok (Sabtu, 30/6) sambil melihat perkembangannya seperti apa,” ujar Ari Sulistiari.
Pihak menajemen lanjut Ari Sulistiari, sudah melakukan pertemuan dengan wisman tersebut. Mereka juga sempat diajak ke bandara untuk melihat kondisi di lapangan seperti apa. Sampai akhirnya memutuskan untuk memperpanjang masa tinggal.
Dikatakan, mereka juga tidak meminta kompensasi, karena memahami kondisinya force majeure. “Dan secara kebetulan karena merupakan group, sementara dibayar oleh yayasan yang mengirim, karena mereka belum bisa terbang,” ungkapnya.
Bagaimana seandainya perkembangan erupsi berlanjut, sehingga wisman terpaksa memperpanjang masa tinggal? Ari Sulistiari menyatakan pihaknya pasti akan melakukan antisipasi. “Kami akan lihat perkembangan dulu,” ujarnya.
Selain tamu yang batal check out, Ari Sulistiari juga mengakui ada tamu yang batal datang (check in). Namun kebanyakan yang pemesan perseorangan atau personel, terutama mereka yang via online. “Kalau tamu group, sampai saat ini belum ada yang cancel. Semua masih on,” katanya sembari menyebut sejauh ini, belum ada keluhan dari wisatawan terkait penutupan bandara.
Secara terpisah, Mangku Suteja dari Bali Villa Asosiation, juga mengiyakan erupsi Gunung Agung sudah berimbas langsung terhadap kondisi pariwisata, akibat penutupan bandara. “Yang akan balik ke negaranya, maupun yang akan datang hari ini (Jumat kemarin) menunda keberangkatan. Ada juga yang membatalkan kedatangan,” ujar Mangku Suteja yang merupakan Penasehat Bali Villa Asosiation.
Menurut Mangku Suteja, kalangan industri sudah melakukan upaya membantu tamu. Diantaranya dengan memberi diskon 50 persen harga kamar. Ada juga yang memberikan free stay, untuk satu malam. “Semoga tidak berlangsung lama, sehingga perekonomian tak terganggu,” ujarnya. *p, k17
Komentar