Gagal Ternak Babi Beralih Ternak Ayam Petarung
Sejak 10 tahun lalu, I Wayan Wardika, warga Banjar Kayuambua, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli berternak ayam petarung.
BANGLI, NusaBali
Wardika memiliki 500 ekor ayam petarung berbagai jenis. Ia beralih beternak ayam petarung setelah gagal usaha ternak babi. Wardika mengaku pernah beternak babi dengan modal Rp 200 juta. Namum usahanya rugi, bahkan tidak kembali modal. Setelah itu pilih ternak ayam petarung, apalagi sejak kecil terbiasa mengurus ayam. Ayam yang dipelihara yakni ayam peru, ayam ninja, ayam sweater, dan ayam kelso. “Awalnya beli sepasang dikirim langsung dari Filipina dengan harga harga Rp 10 juta hingga Rp 30 juta per pasang,” ujarnya, Jumat (29/6).
Ternak ayamnya berkembang. Ayam dijual ke berbagai daerah di Bali. Pembeli banyak datang dari Gianyar, Denpasar, dan Badung. Pembeli lebih banyak datang langsung ke kadang di Banjar Kayuambua. Ayam petarung yang biasa dijual umur 8-12 bulan dengan harga Rp 2 juta per ekor. “Harganya Rp 2 juta untuk jantan dan Rp 1 juta untuk betina. Ayam yang paling banyak dicari ayam ninja,” tuturnya.
Wardika mengaku usaha ternak ayam petarung lebih mudah daripada memilihara babi, begitu pula pakannya lebih murah. Seiring perkembangan usahanya, Wardika mengajak dua orang pekerja untuk membatu mengurus ternaknya. DMemastikan kesehatan ayam-ayamnya, Wardika rutin melakukan vaksinisasi. Dikatakan, ayam rentan kena penyakit snot. Sejumlah warga di Kayuambua mulai mengikuti jejak Wardika untuk memelihara ayam petarung. *e
Ternak ayamnya berkembang. Ayam dijual ke berbagai daerah di Bali. Pembeli banyak datang dari Gianyar, Denpasar, dan Badung. Pembeli lebih banyak datang langsung ke kadang di Banjar Kayuambua. Ayam petarung yang biasa dijual umur 8-12 bulan dengan harga Rp 2 juta per ekor. “Harganya Rp 2 juta untuk jantan dan Rp 1 juta untuk betina. Ayam yang paling banyak dicari ayam ninja,” tuturnya.
Wardika mengaku usaha ternak ayam petarung lebih mudah daripada memilihara babi, begitu pula pakannya lebih murah. Seiring perkembangan usahanya, Wardika mengajak dua orang pekerja untuk membatu mengurus ternaknya. DMemastikan kesehatan ayam-ayamnya, Wardika rutin melakukan vaksinisasi. Dikatakan, ayam rentan kena penyakit snot. Sejumlah warga di Kayuambua mulai mengikuti jejak Wardika untuk memelihara ayam petarung. *e
Komentar