nusabali

Tripura Putus Akses Internet

  • www.nusabali.com-tripura-putus-akses-internet

Berita Hoaks Picu Pembunuhan

NEW DELHI,  NusaBali
Pemerintah negara bagian Tripura, wilayah timur laut India memutus akses internet setelah berita hoaks menyebar yang mengakibatkan pembunuhan tiga orang. Pembunuhan tiga orang di Tripura ini adalah rangkaian kasus serupa yang dipicu kabar bohong soal kelompok penculik anak.

Kabar ini menyebar cepat lewat layanan pesan WhatsApp dalam beberapa bulan terakhir. Para korban berjatuhan dan biasanya mereka bukan warga setempat sehingga kemunculannya memicu kecurigaan warga lokal. Selain soal penculikan anak, sejumlah orang tewas dikeroyok karena diduga akan mencuri ternak.

"Pemerintah memutuskan untuk menghentikan akses internet dan layanan pesan singkat selama 48 jam untuk menghentikan penyebaran hoaks," kata Smriti Ranjan Das, juru bicara kepolisian negara bagian Tripura, Jumat (29/6).

 Ketiga korban terakhir tewas dalam insiden terpisah sepanjang Kamis (28/6). Warga kota Sabroom, 130 kilometer dari ibu kota negara bagian Agartala, menyerang Sukanta Chakraborty dengan menggunakan kayu dan batu. Padahal saat diserang Sukanta sedang memperingatkan warga dengan menggunakan pengeras suara terkait bahaya terlalu mempercayai berita palsu.

Kepolisian Tripura mengatakan, hingga saat ini belum diketahui pasti hal yang memicu pengeroyokan terhadap Sukanta. Menurut Das, pria itu tewas di lokasi kejadian dan pengemudinya mengalami luka akibat pengeroyokan yang terjadi hampir satu jam itu.

"Serangan itu begitu brutal dan tiba-tiba sehhingga mereka tak memiliki waktu untuk kabur. Tim kami yang tiba di lokasi hanya bisa menyelamatkan si pengemudi," kata Das. Sebelumnya, di distrik Tripura Barat, sekitar 1.000 orang warga menyerang empat orang pedagang asal negara bagian Uttar Pradesh. Akibatnya seorang meninggal dunia dan tiga lainnya dalam kondisi kritis.

Keempat orang itu sempat meminta perlindungan ke sebuah kamp paramiliter setelah mobil mereka dikejar ratusan orang. Ratusan orang itu yakin keempat orang pedagang tersebut adalah para penculik anak-anak, padahal mereka hanya sekadar berhenti di tepian jalan untuk minum teh. Namun, massa yang mengamuk berhasil menerobos masuk ke pangkalan paramiliter itu dan menyeret keempat orang itu keluar dari dalam mobil.

Massa lalu menghajar mereka dengan menggunakan kayu dan batangan besi, sementara para tentara kewalahan melindungi keempat orang itu. Meski sudah melepaskan tembakan peringatan, para tentara tak berhasil membubarkan massa yang mengamuk itu. *

Komentar