Usaba Sambah, Krama Tenganan Gelar Perang Pandan
Tradisi perang pandan rangkaian Usaba Sambah digelar krama Desa Pakraman Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Karangasem.
AMLAPURA, NusaBali
Perang pandan khusus untuk kaum lelaki, berperang bersenjata pandan berduri. Perang itu dikoordinasikan Bendesa Pakraman Tenganan Dauh Tukad I Nyoman Puri. Perang pandan ini berlangsung hanya sekali, setiap peserta yang berperang tanpa mengenakan busana atas. Perang berlangsung di depan Pura Bale Agung Desa Pakraman Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Karangasem, Rahina Saniscara Umanis Pujut, Sabtu (30/6).
Rangkaian Usaba Sambah menurut Bendesa I Nyoman Puri sebenarnya diawali pada Anggara Paing Pujut, Selasa (26/6) lalu, yakni menggelar ritual matekrok di mana kalangan remaja laki-laki mengelilingi seluruh tanaman di kebun yang berisi buah sebanyak tiga kali. Selanjutnya remaja laki-laki rebutan memetik buah beragam jenis, dan langsung bisa dinikmati, sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan Sang Maha Pemurah.
Selanjutnya, berlanjut pada Sukra Kliwon Pujut, Jumat (29/6) menggelar upacara mayunan (ayunan) diikuti remaja deha (wanita), dan pada Saniscara Umanis Pujut, Sabtu (30/6), menggelar ritual perang pandan.
Sedangkan puncak Usaba Sambah, dengan menggelar tari sakral rejang dewa, di Pura Bale Agung, pada Soma Kliwon Krulut, Senin (9/7).
Usaba Sambah katanya, digelar setahun sekali sesuai kalender Desa Pakraman Tenganan Dauh Tukad. “Sebenarnya seluruh rangkaian ritual menarik minat wisatawan, salah satunya perang pandan,” kata Bendesa I Nyoman Puri. Perang pandan diawali sepasang anak-anak remaja, sebagai kehormatan, dilanjutkan lelaki dewasa. Selama berperang ada yang mengawasi. *k16
Perang pandan khusus untuk kaum lelaki, berperang bersenjata pandan berduri. Perang itu dikoordinasikan Bendesa Pakraman Tenganan Dauh Tukad I Nyoman Puri. Perang pandan ini berlangsung hanya sekali, setiap peserta yang berperang tanpa mengenakan busana atas. Perang berlangsung di depan Pura Bale Agung Desa Pakraman Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Karangasem, Rahina Saniscara Umanis Pujut, Sabtu (30/6).
Rangkaian Usaba Sambah menurut Bendesa I Nyoman Puri sebenarnya diawali pada Anggara Paing Pujut, Selasa (26/6) lalu, yakni menggelar ritual matekrok di mana kalangan remaja laki-laki mengelilingi seluruh tanaman di kebun yang berisi buah sebanyak tiga kali. Selanjutnya remaja laki-laki rebutan memetik buah beragam jenis, dan langsung bisa dinikmati, sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan Sang Maha Pemurah.
Selanjutnya, berlanjut pada Sukra Kliwon Pujut, Jumat (29/6) menggelar upacara mayunan (ayunan) diikuti remaja deha (wanita), dan pada Saniscara Umanis Pujut, Sabtu (30/6), menggelar ritual perang pandan.
Sedangkan puncak Usaba Sambah, dengan menggelar tari sakral rejang dewa, di Pura Bale Agung, pada Soma Kliwon Krulut, Senin (9/7).
Usaba Sambah katanya, digelar setahun sekali sesuai kalender Desa Pakraman Tenganan Dauh Tukad. “Sebenarnya seluruh rangkaian ritual menarik minat wisatawan, salah satunya perang pandan,” kata Bendesa I Nyoman Puri. Perang pandan diawali sepasang anak-anak remaja, sebagai kehormatan, dilanjutkan lelaki dewasa. Selama berperang ada yang mengawasi. *k16
Komentar