nusabali

Kubu Gerindra Tidak Khawatir Kehilangan Mitra Koalisi di Bali

  • www.nusabali.com-kubu-gerindra-tidak-khawatir-kehilangan-mitra-koalisi-di-bali

Pasca saling berhadapan di Pilgub Bali 2018, PDIP dan Golkar akan bergandengan usung incumbent Presiden Jokowi sebagai Capres dalam Pilpres 2019 mendatang.

PDIP dan Golkar Bakal Bersatu di Pilpres 2019

DENPASAR, NusaBali
Gerindra yang akan mengusung Subianto Prabowo sbagai Capres pun tidak khawatir pecah kongsi dengan mitra koalisinya di Pilgub Bali 2018, seperti Golkar-NasDem, dalam Pilpres 2019.

Seperti halnya PDIP dan Golkar, NasDem juga masuk barisan pengusung Jokowi dalam Pilpres 2019. Tiga parpol lainnya yang juga arahkan dukung Jokowi di Pilpres nanti adalah Hanura, PKB, dan PPP. Saat Pilgub Bali 2018, Hanura-PKB-PPP masuk barisan PDIP yang mengusung pasangan Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace). Sedangkan NasDem masuk barisan Golkar-Gerindra-Demokrat-PKS-PBB yang usung pasangan IB Rai Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta).

Maka, Gerindra berpeluang dikeroyok di Bali dalam Pilpres 2019 mendatang. Ketua DPD Gerindra Bali, IB Putu Sukarta, mengatakan perubahan koalisi di Pilpres 2019 dipastikan akan terjadi. Gerindra siap single fighter di Bali, setelah pecah kongsi dengan Golkar-NasDem.

“Kami tidak khawatir ketika pecah kongsi dengan Golkar, yang selama ini diajak berkoalisi di setiap hajatan politik untuk level Bali. Namanya dinamika politik, ya berubah-berubah. Dalam setiap event Pemilu, kita saling membutuhkan, bukan ketergantungan,” ujar Gus Sukarta di Denpasar, Minggu (1/7).

Sebelumnya, Golkar dan Gerindra sempat bergandengan mengusung pasangan Capres-Cawapres Prabowo Subiyanto-Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014 lalu. Saat itu, Prabowo-Hatta dipecundangi Jokowi-Jusuf Kalla, yang diusung PDIP bersama PKB-Hanura-NasDem. Setelah Jokowi-JK menang, Golkar dan PPP ikut merapat ke pemerintahan.

Gus Sukarta mengatakan, Gerindra belum memutuskan rekan koalisi di Pilpres 2019. Yang jelas, posisi Capres sudah pasti Prabowo Subiyanto, yang kini Ketua Umum DPP Gerindra. Sedanhkan Cawapresnya belum diputuskan. “Sementara arah koalisi Pilpres 2019 masih penjajakan di pusat,” tandas Gus Sukarta yang kini anggota Fraksi Gerindra DPR RI Dapil Bali.

Menurut Gus Sukarta, DPD Gerindra Bali akan mengikuti keputusan DPP Gerindra terkait koalisi Pilpres 2019. Artinya, apapun keputusan pusat, akan dilaksanakan di daerah. Koalisi itu pasti ada hitung-hitungan politiknya.

“Mana yang membuka peluang dan keuntungan, itu yang dilaksanakan. Partai mana pun yang diajak koalisi, tentu di daerah akan mengikuti, termasuk kita di Bali. Sekarang belum pasti koalisinya. Dinamika politik itu selalu berubah, setiap detik, apa pun bisa terjadi,” tandas mantan Wakil Ketua DPRD Bali 2009-2014 ini.

Gus Sukarta menyebutkan, per Agustus 2018 nanti sudah ada keputusan penting soal Pilpres 2019 di internal Gerindra. “Kami DPD Gerindra Provinsi se-Indonesia mengacu dengan keputusan Agustus 2018 nanti. Kita tunggu saja. Intinya, kami tidak khawatir kehilangan mitra koalisi di Bali,” kata politisi Gerindra asal Griya Buruan, Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan ini.

Sementara itu, kubu Demokrat melihat koalisi Pilpres 2019 masih dinamis pergerakannya. Sejauh ini, Demokrat belum menentukan arah koalisi Pilpres 2019. Sedangkan dalam Pilgub Bali 2018 lalu, Demokrat masuk barisan pengusung Mantra-Kerta bersama Golkar-Gerindra-NasDem-PKS-PBB.

Wakil Seksen DPP Demokrat, Putu Supadma Rudana, mengatakan partainya terus melakukan komunikasi politik dengan sejumlah parpol terkait Pilpres 2019. Apa pun keputusan di pusat nanti, daerah akan mengikutinya. “Kalau dalam Pilpres 2019, Partai Demokrat terus melakukan penjajakan koalisi dengan partai lain. Nanti begitu ada keputusan di pusat, teman-teman di daerah mengikuti,” ujar Supadma Rudana saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Minggu kemarin.

Supadma mengatakan, kalau toh Demokrat dan Gerindra yang sempat bersatu di Pilgub Bali 2018, kemudian pecah kongsi di Pilpres 2019 mendatrang, itu adalah dinamika politik yang setiap saat ada perubahan. “Ya, nggak masalah. Namanya membangun koalisi, pendekatan dan penjajakan berjalan. Kalau cocok ya jalan, kalau tidak, ngga persoalan. Yang jelas, untuk Pilpres 2019, kami masih komunikasi dengan teman-teman di partai lain,” tandas politisi Demokrat asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar ini.

Terkait Capres-Cawapres yang kemungkinan diusung Demokrat, menurutr Supadma, sekarang ada dinamika wacana Jusuf Kalla-Agus Harimurti Yudhoyono  (JK-AHY). Generasi milenial menggelindingkan AHY sebagai calon pemimpin muda. “Kalau kami selaku kader partai, mendorong Mas AHY untuk maju ke Pilpres 2019. Sempat ada wacana paket JK-AHY, itu aspirasi yang bagus juga. Tapi, nanti akan digodok di DPP. Kalau di daerah tinggal melaksanakan saja koalisi tersebut,” ujar Supadma yang kini anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali. *nat

Komentar