Cok Ibah Pastikan Maju ke DPRD Bali
Pasca tumbang di Pilkada Gianyar 2018, Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah dipastikan akan maju tarung lagi ke Pileg 2019 mendatang.
Setelah Tumbang di Pilkada Gianyar
GIANYAR, NusaBali
Politisi senior Golkar asal Puri Agung Ubud ini kembali maju berebut kursi DPRD Bali Dapil Gianyar, yang sudah sempat didudukinya selama 8 tahun. Sikap politik pasca kalah di Pilkada Gianyar 2018 ini disampaikan langsung Cok Ibah kepada NusaBali, Minggu (1/7). Tekadnya maju tarung lagi ke Pileg 2019 ini sebagai bagian dari dinamika politik dari Cok Ibah, meski tiga hari sebelumnya dia sempat menyatakan hendak istirahat dulu.
Menurut Cok Ibah, dirinya putuskan maju tarung ke Pileg 2019 mendatang ber-dasarkan hasil rembuk dengan pihak sameton, terutama keluarga kecilnya di Puri Ibah Ubud---bagian dari Puri Agung Ubud. Selain itu, Cok Ibah bertekad maju tarung ke Pileg 2019, juga sesuai dengan harapan Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta.
“Pak Ketua DPD I Golkar (Ketut Sudikerta, Red) sudah menelepon saya. Beliau minta saya maju lagi berebut kursi DPRD Bali dalam Pileg 2019 mendatang,” jelas politisi-tokoh adat yang juga menjabat Bendesa Pakraman Ubud, Kelurahan/-Kecamatan Ubud, Gianyar ini.
Setelah memastikan maju tarung lagi ke Pileg 2019, Cok Ibah segera akan berembuk dengan keponakannya, Tjokorda Istri Niti Yadnya alias Cok Niti. Sebab, beberapa bulan sebelum pesta gong demokrasi Pilkada Gianyar, 27 Juni 2018, jajaran DPD II Golkar Gianyar sudah berencana untuk pasang Cok Niti Yadnya sebagai caleg DPRD Bali Dapil Gianyar. “Ya, nanti kan bisa saja Cok Niti maju tarung sebagai caleg DPRD Gianyar,” papar Cok Ibah.
Cok Niti Yadnya sendiri adalah anak dari Panglingsir Puri Agung Ubud, almarhum Tjokorda Agung Suyasa. Sedangkan almarhum Tjok Agung Suyasa merupakan kakak tiri dari Cok Ibah. Sebelumnya, Cok Niti sempat duduk anggota Fraksi Golkar DPRD Gianyar 2009-2014. Saat itu, Cok Ibah sudah beralih ke DPRD Bali.
Jika skenario ini berjalan, maka Cok Ibah nantinya akan tarung dengan incumbent Made Dauh Wijaya (Ketua DPD II Golkar Gianyar) dalam tarung berebut kursi DPRD Bali Dapil Gianyar di Pileg 2019. Selain itu, Cok Ibah juga bersaing dengan kerabatnya sesama dari Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Asmara Sukawati alias Cok Asmara. Bedanya, Tjok Asmara, Ketua DPC Demokrat Gianyar yang sudah dua periode duduk di DPRD Bali, akan maju tarung lagi naik kendaraan Demokrat.
Cok Ibah sebelumnya sempat selama dua periode duduk di Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar (2009-2014, 2014-2019). Namun, jabatan periode kedua (2014-2019) tidak sampai tuntas, karena Cok Ibah pilih mengundurkan diri dari DPRD Bali, Januari 2018 lalu. Masalahnya, Cok Ibah maju sebagai Cabup Gianyar ke Pilkada, 27 Juni 2018.
Seharusnya, jika Cok Ibah mundur, yang berhak menggantikan posisinya di Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar dengan status PAW (pengganti antar waktu) adalah kerabatnya sesama tokoh Puri Agung Ubud, Tjokorda Gede Budi Suryawan alias CBS. Sebab, CBS adalah caleg peraih suara terbanyak kedua dari Golkar Dapil Gianyar untuk kursi DPRD Bali dalam Pileg 2014.
Namun, CBS (mantan Ketua DPD I Golkar Bali yang sempat dua periode duduk di DPRD Bali), juga pilih tidak ambil jatah PAW Cok Ibah, dengan alasan kesehatan. Maka, jatah PAW Cok Ibah diberikan kepada Made Dauh Wijana, politisi asal Desa/Kecamatan Tegallalang, yang kini Ketua DPD II Golkar Gianyar. Dauh Wijaya maju ke DPRD Bali menggantikan Cok Ibah, selaku caleg Golkar peraih suara terbanyak ketiga di Dapil Gianyar untuk kursi DPRD bali dalam Pileg 2014. Maka, dalam Pileg 2019 nanti, Dauh Wijaya akan berstatus sebagai caleg incumbent.
Setelah mundur dari DPRD Bali, Cok Ibah yang berspasangan dengan Pande Istri Maharani Prima Dewi (Gek Rani) justru jalah di Pilkada Gianyar 2018. Cok-Ibah Gek Rani (diusung Golkar-Demokrat-Gerindra-PKPI-NasDem) dikalahkan pasangan Made Agus Mahayastra-AA Gde Mayun (Paket Aman), Cabup-Cawabup Gianyar yang diusung PDIP-Hanura.
Cok Ibah mengakui kekalahannya di Pilkada Gianyar 2018 memberikan pelajaran sangat berharga buat karier politiknya. Cok Ibah bersama timnya nanti akan lebih intens bersosialisasi ke masyarakat menghadapi Pileg 2019. Cok Ibah tak bisa memprediksi, apakah suaranya dalam Pileg 2019 nanti bisa lebih banyak dari Pileg 2014 lalu atau sebaliknya.
“Yang penting, saya konsisten untuk berjuang. Harapan sih dapat suara lebih banyak dibandingkan Pileg sebelumnya. Tapi, saya serahkan sepenuhnya kepada masyarakat,” tandas mantan Ketua DPD II Golkar Gianyar yang sempat duduk di DPRD Gianyar 2004-2009 ini.
Sementara itu, terkait persaingan dengan Cok Asmara dalam berebut dukungan untuk tarung ke DPRD Bali nanti, Cok Ibah menyatakan semuanya akan berjalan alami. Karena proses itu telah dilalui sejak Pileg 2009 silam. “Persaingan itu berlangsung secara alami,” kata mertua dari artis ibukota Happy Salma ini.
Dihubungi terpisah, Ketua DPD II Golkar Gianyar Dauh Wijana tidak banyak menanggapi terkait rencana Cok Ibah maju ke Pileg 2019. Yang jelas, menurut Dauh Wijana, tidak ada ketentuan yang menyatakan Cok Ibah tak lagi bisa nyaleg ke provinsi. Sesuai mekanisme di Golkar, pendaftaran pencalegan masih ada waktu hingga tanggal 17 Juli 2018 nanti. “Maaf, saya sedang rapat di DPD Golkar Bali. Untuk lebih jelasnya coba tanya Pak Ketua (Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta, Red) saja,” elak Dauh Wijana, Minggu kemarin. *lsa
Komentar