Gunung Agung Erupsi Disertai Lontaran Lava Pijar
Gunung Agung di Karangasem kembali erupsi, Senin (2/7) malam pukul 21.04 Wita.
AMLAPURA, NusaBali
Kali ini, erupsi ditandai lontaran lava pijar, yang kemudian meleleh menyusuri lereng selatan, lereng timur, dan lereng utara Gunung Agung. Akibatnya, hutan di lereng timur dan utara pun terbakar. Mengingat kubah kawah lebih rendah di bagian utara, maka lelehan lava pijar lebih banyak menjalar ke arah Banjar Muntig, Desa Tulamben (Kecamatan Kubu) dan Banjar Kedampal, Desa Datah (Kecamatan Abang). Berdasarkan pantauan satelit, ditemukan ada 9 titik api. Tapi, titik api yang membara terpantau sekitar 15 menit, selanjutnya memudar. Hanya titik api di bagian lereng utara Gunung Agung yang cukup lama terpantau, karena membakar semak-semak.
Sesaat sebelum erupsi tadi malam, sempat terjadi tiga kali suara dentuman yang terdengar dari Banjar Temukus, Desa Besakih (Kecamatan Rendang), serta Banjar Bukit Galah, Banjar Sogra, Banjar Sebudi, Banjar Telungbuana di Desa Sebudi (Kecamatan Selat) dan sekitarnya. Warga dari Kawasan Rawan bencana (KRB) III Gunung Agung pun panik, lalu mereka meninggalkan rumahnya dan bergerak sejauh 6-10 kilometer ke lokasi aman.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Ke-menterian ESDM, erupsi Gunung Agung tadi malam menyebabkan tinggi kolom abu teramati mencapai 2.000 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal, cenderung bergerak ke arah barat.
Erupsi kali ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi sekitar 7 menit 21 detik. Erupsi terjadi secara strombolian (disertai awan panas), dengan suara dentuman. Lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 kilometer.
Gunung Agung saat ini dalam Level III (Siaga). Masyarakat di sekitar Gunung Agung, pendaki, pengunjung, dan wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas apa pun di Zona Perkiraan Bahaya dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung. Rekomendasi lainnya, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder, berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama saat musim hujan.
Kepala PVMBG Kementerian ESDM, Kasbani, dalam press rilisnya mengatakan, volume magma di perut Gunung Agung bertambah. Begitu pula volume lava di permukaan kawah Gunung Agung, telah naik beberapa juta meter kubik. Penambahan magma dan lava ini terjadi sejak awal Juni 2018 lalu.
Menurut Kasbani, sumber magma berada di kedalaman antara 3-5 kilometer dari puncak Gunung Agung. Jumlah lava disebutkan naik dari 23 juta meter kubik menjadi 28 juta meter kubik. "Magma sudah banyak yang keluar ke permukaan. Sekarang jumlah magma masih 1 juta meter kubik, masih berlangsung pertumbuhan magma baru. Sedangkan lava di permukaan bertambah sekitar 5 juta meter kubik," papar Kasbani.
Sedangkan Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Ke-menterian ESDM, Devy Kamil Syahbana, menegaskan dampak letusan dengan lelehan lava pijar hanya sekitar 4 kilometer dari puncak kawah. Sesuai rekomendasi sejak awal Gunung Agung Level III (Siaga), mesti menjauh minimal jarak 4 kilometer.
Menurut Devy Kamil, terjadinya lelehan lava pijar cukup panjang terutama ke arah lereng utara, disebabkan batu pijar yang menggelinding, selanjutnya membakar semak-semak. "Sinar merah yang terlihat cukup panjang hingga di lereng utara itu bukanlah lelehan lava pijar, melainkan semak-semak yang terbakar," jelas Devy Kamil tadi malam.
Sementara itu, semalam terjadi pengungsian warga pasca erupsi Gunung Agung. Warga dari Banjar Telung Buana, Banjar Yeha, dan Banjar Lebih (Desa Sebudi, Kecamatan Selat) mengungsi ke Bale Desa Muncan, Kecamatan Selat. Sedangkan juga warga dari Banjar Kedampal, Desa Datah, Kecamatan Abang, mengungsi ke Bale Desa Datah. Sebagian warga Banjar Temukus dan Banjar Besakih Kangin (Desa Besakih, Kecamatan Rendang) juga mengungsi ke Banjar Kedundung, Desa Besakih.
Sementara 110 warga dari Banjar Beluhu, Banjar Batudawa, Banjar Tulamben (Desa Tulamben, Kecamatan Kubu) semalam mengungsi ke Bale Desa Purwakerti, Kecamatan Abang. Mereka diterima Perbekel Purwakerti, I Nengah Karyawan.
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, bersama Dandim Karangasem Letkol Inf Beny Rahadian, semalam langsung terjun ke lapangan meyakinkan warga agar mereka tidak panik. "Jangan panik, warga yang di KRB III silakan bergeser sejauh 6-10 kilometer, tetapi jangan tergesa-gesa," jelas Bupati Mas Sumatri.
Mas Sumatri mengatakan, letusan yang terjadi berupa lelehan lava pijar di lereng selatan, timur, dan utara, hanya sampai di pertengahan gunung. "Sesuai penjelasan PVMBG, lereng utara terlihat lelehan api, karena semak-semak hutan yang terbakar," katanya. *k16
Kali ini, erupsi ditandai lontaran lava pijar, yang kemudian meleleh menyusuri lereng selatan, lereng timur, dan lereng utara Gunung Agung. Akibatnya, hutan di lereng timur dan utara pun terbakar. Mengingat kubah kawah lebih rendah di bagian utara, maka lelehan lava pijar lebih banyak menjalar ke arah Banjar Muntig, Desa Tulamben (Kecamatan Kubu) dan Banjar Kedampal, Desa Datah (Kecamatan Abang). Berdasarkan pantauan satelit, ditemukan ada 9 titik api. Tapi, titik api yang membara terpantau sekitar 15 menit, selanjutnya memudar. Hanya titik api di bagian lereng utara Gunung Agung yang cukup lama terpantau, karena membakar semak-semak.
Sesaat sebelum erupsi tadi malam, sempat terjadi tiga kali suara dentuman yang terdengar dari Banjar Temukus, Desa Besakih (Kecamatan Rendang), serta Banjar Bukit Galah, Banjar Sogra, Banjar Sebudi, Banjar Telungbuana di Desa Sebudi (Kecamatan Selat) dan sekitarnya. Warga dari Kawasan Rawan bencana (KRB) III Gunung Agung pun panik, lalu mereka meninggalkan rumahnya dan bergerak sejauh 6-10 kilometer ke lokasi aman.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Ke-menterian ESDM, erupsi Gunung Agung tadi malam menyebabkan tinggi kolom abu teramati mencapai 2.000 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal, cenderung bergerak ke arah barat.
Erupsi kali ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi sekitar 7 menit 21 detik. Erupsi terjadi secara strombolian (disertai awan panas), dengan suara dentuman. Lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 kilometer.
Gunung Agung saat ini dalam Level III (Siaga). Masyarakat di sekitar Gunung Agung, pendaki, pengunjung, dan wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas apa pun di Zona Perkiraan Bahaya dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung. Rekomendasi lainnya, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder, berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama saat musim hujan.
Kepala PVMBG Kementerian ESDM, Kasbani, dalam press rilisnya mengatakan, volume magma di perut Gunung Agung bertambah. Begitu pula volume lava di permukaan kawah Gunung Agung, telah naik beberapa juta meter kubik. Penambahan magma dan lava ini terjadi sejak awal Juni 2018 lalu.
Menurut Kasbani, sumber magma berada di kedalaman antara 3-5 kilometer dari puncak Gunung Agung. Jumlah lava disebutkan naik dari 23 juta meter kubik menjadi 28 juta meter kubik. "Magma sudah banyak yang keluar ke permukaan. Sekarang jumlah magma masih 1 juta meter kubik, masih berlangsung pertumbuhan magma baru. Sedangkan lava di permukaan bertambah sekitar 5 juta meter kubik," papar Kasbani.
Sedangkan Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Ke-menterian ESDM, Devy Kamil Syahbana, menegaskan dampak letusan dengan lelehan lava pijar hanya sekitar 4 kilometer dari puncak kawah. Sesuai rekomendasi sejak awal Gunung Agung Level III (Siaga), mesti menjauh minimal jarak 4 kilometer.
Menurut Devy Kamil, terjadinya lelehan lava pijar cukup panjang terutama ke arah lereng utara, disebabkan batu pijar yang menggelinding, selanjutnya membakar semak-semak. "Sinar merah yang terlihat cukup panjang hingga di lereng utara itu bukanlah lelehan lava pijar, melainkan semak-semak yang terbakar," jelas Devy Kamil tadi malam.
Sementara itu, semalam terjadi pengungsian warga pasca erupsi Gunung Agung. Warga dari Banjar Telung Buana, Banjar Yeha, dan Banjar Lebih (Desa Sebudi, Kecamatan Selat) mengungsi ke Bale Desa Muncan, Kecamatan Selat. Sedangkan juga warga dari Banjar Kedampal, Desa Datah, Kecamatan Abang, mengungsi ke Bale Desa Datah. Sebagian warga Banjar Temukus dan Banjar Besakih Kangin (Desa Besakih, Kecamatan Rendang) juga mengungsi ke Banjar Kedundung, Desa Besakih.
Sementara 110 warga dari Banjar Beluhu, Banjar Batudawa, Banjar Tulamben (Desa Tulamben, Kecamatan Kubu) semalam mengungsi ke Bale Desa Purwakerti, Kecamatan Abang. Mereka diterima Perbekel Purwakerti, I Nengah Karyawan.
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, bersama Dandim Karangasem Letkol Inf Beny Rahadian, semalam langsung terjun ke lapangan meyakinkan warga agar mereka tidak panik. "Jangan panik, warga yang di KRB III silakan bergeser sejauh 6-10 kilometer, tetapi jangan tergesa-gesa," jelas Bupati Mas Sumatri.
Mas Sumatri mengatakan, letusan yang terjadi berupa lelehan lava pijar di lereng selatan, timur, dan utara, hanya sampai di pertengahan gunung. "Sesuai penjelasan PVMBG, lereng utara terlihat lelehan api, karena semak-semak hutan yang terbakar," katanya. *k16
Komentar