Cerita Mistis Kuburan Korban G30S PKI di Banjar Masean
Krama Banjar Masean, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, merencanakan ngangkid watang (mengangkat jenazah) para korban G30S/PKI yang dikuburkan di seberang SDN 3 Batuagung pada Wraspati Umanis Ugu, Kamis (29/10) mendatang.
Dihantui Penampakan Korban hingga Tingginya Kasus Ulah Pati
NEGARA, NusaBali
Setelah diangkat, jenazah para korban akan langsung diaben. Ragkaian yadnya ini dipungkasi dengan pacaruan di lokasi pada Wraspati Wage Wayang, Minggu (1/11).
Prosesi ngangkid watang sekaligus pengabenan ini bertujuan menyucikan roh kesembilan korban keganasan G30S/PKI agar mendapat tempat yang layak. Selain itu juga bertujuan membersihkan wewidangan (wilayah) banjar adat dari leteh atau kekotoran secara niskala. Ketua Panitia pembongkaran kuburan, Ida Bagus Ketut Mariana, 37, meyakini kesembilan arwah korban G30S/PKI itu masih gentayangan. Keyakinan ini berdasar dari sejumlah kejadian mistis yang dialami sejumlah krama setempat.
Menurut penuturan krama, ada yang sering didatangai melalui mimpi bahkan melihat penampakan korban di lokasi kuburan. “Banyak warga yang melihat penampakan di malam dan dini hari. Pokoknya lihat yang aneh-aneh. Belum lama ini, cucu dari salah satu korban G30S/PKI melihat sosok kakeknya di lokasi,” ungkap Mariana, Selasa (20/10).
Selain itu, ada alasan tingginya kasus ulah pati berupa gantung diri di Banjar Adat Masean. Dari tahun 1965 hingga 2015 atau selama 50 tahun ada 50 kasus gantung diri. Jika dirata-ratakan, setiap tahun ada 1 krama yang mati gantung diri. Beberapa korban gantung diri ada dari keluarga sembilan korban G30S/PKI. “Di kuburan iini dikatakan ada 11 jenazah yang ditanam pada enam lubang. Namun satu lubang yang ditempati kakak adik telah dibongkar dan diupacarai pihak keluarga pada tahun 1984,” imbuhnya.
SELANJUTNYA . . .
Komentar