PD Tetap Buka Opsi Koalisi dengan Gerindra
Partai Demokrat (PD) menggodok duet Jusuf Kalla (JK)-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk Pilpres 2019.
Godok Duet JK-AHY
JAKARTA, NusaBali
Meski demikian, PD menyebut mereka masih membuka opsi berkoalisi dengan partai-partai lain. "Sikap Demokrat saat ini masih terbuka untuk semua opsi. Kami menjalin komunikasi dengan semua pihak. Dengan Gerindra, PAN, PKB dan yang lain kami komunikasi," ujar Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PD, Ferdinand Hutahaean kepada wartawan, Senin (2/7).
Ferdinand mengatakan, duet JK-AHY merupakan keinginan kader besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu. Dia menegaskan, duet ini belum sikap final PD untuk 2019. "Saya tegakan bahwa itu adalah aspirasi kader. Mungkin juga nanti menjadi salah satu opsi yang akan dibahas oleh Majelis Tinggi. Tidak ada rencana deklarasi karena belum menjadi keputusan partai," tegasnya.
Kader PD mengunggah poster JK yang disandingkan dengan AHY. PD mengaku hampir solid memasangkan JK-AHY untuk Pilpres 2019. "Mengeras suara, hampir 90 persenan sekianlah hasilnya, agar Demokrat membentuk poros ketiga saja dan mengusung Pak JK sebagai capresnya," kata Ketua DPP PD Jansen Sitindaon dilansir detik.com.
Wacana ini agak tak main-main. Buktinya sejumlah elite PD sudah mulai menyuarakannya, termasuk dengan memamerkan poster JK-AHY. Seperti Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Demokrat, Imelda Sari, yang mem-posting gambar tersebut di status update WhatsApp Mesengger, Minggu (1/7). Dia juga mencantumkan caption dalam unggahannya itu. "JK-AHY will coming soon," tulis Imelda. Dalam poster ilustrasi vektor itu, terlihat gambar JK berdampingan dengan AHY. Warna ungu jadi background dalam poster tersebut.
Menanggapi wacana JK-AHY, Partai Gerindra tak yakin duet tersebut dapat terwujud. "Kalau melihat pernyataan Pak JK yang ingin pensiun, ngurus cucu dengan usia beliau kami kurang yakin JK akan maju bersama mas AHY," kata anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade, Senin kemarin. Selain itu, Andre mengatakan duet JK-AHY juga terganjal syarat ambang batas capres (presidential threshold) 20 persen. Untuk memenuhi itu, Demokrat butuh dukungan dari partai politik lainnya.
"Realitas politik itu butuh dukungan kursi. Partainya apa? Golkar kan udah mendukung Pak Jokowi. Terus siapa yang mau dukung JK-AHY ini? PKS? Sama PKS aja Pak SBY ngomonginnya koalisi lain bukan JK-AHY. Di lobi-lobinya dari informasi yang saya dapatkan," ungkap Andre.
Sementara pengamat politik mengatakan bila wacana Partai Demokrat (PD) ini terwujud, pasangan tersebut diprediksi akan meramaikan pesta demokrasi tahun depan.
"Kita belum bisa memastikan apakah benar JK-AHY maju dan partainya mana pula karena Demokrat masih butuh dukungan partai lain. Namun kita bisa memberikan gambaran jika pasangan, maka pertarungan akan ramai," ungkap pengamat politik, Denny JA, kemarin.
Untuk bisa mengusung JK-AHY, Demokrat tentunya tak bisa sendiri. Ini mengingat adanya syarat ambang batas capres di UU Pemilu, yang mewajibkan parpol atau gabungan parpol memiliki 20% kursi di DPR atau 25% suara sah Pemilu 2004.
Untuk Pemilu 2014, Demokrat memiliki 10,19% suara. Artinya, partai pimpinan Ketum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu masih perlu 14,81% dari partai lain. Sedangkan di DPR, PD memiliki 10,9% dan masih perlu 9,1% kursi lain. *
JAKARTA, NusaBali
Meski demikian, PD menyebut mereka masih membuka opsi berkoalisi dengan partai-partai lain. "Sikap Demokrat saat ini masih terbuka untuk semua opsi. Kami menjalin komunikasi dengan semua pihak. Dengan Gerindra, PAN, PKB dan yang lain kami komunikasi," ujar Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PD, Ferdinand Hutahaean kepada wartawan, Senin (2/7).
Ferdinand mengatakan, duet JK-AHY merupakan keinginan kader besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu. Dia menegaskan, duet ini belum sikap final PD untuk 2019. "Saya tegakan bahwa itu adalah aspirasi kader. Mungkin juga nanti menjadi salah satu opsi yang akan dibahas oleh Majelis Tinggi. Tidak ada rencana deklarasi karena belum menjadi keputusan partai," tegasnya.
Kader PD mengunggah poster JK yang disandingkan dengan AHY. PD mengaku hampir solid memasangkan JK-AHY untuk Pilpres 2019. "Mengeras suara, hampir 90 persenan sekianlah hasilnya, agar Demokrat membentuk poros ketiga saja dan mengusung Pak JK sebagai capresnya," kata Ketua DPP PD Jansen Sitindaon dilansir detik.com.
Wacana ini agak tak main-main. Buktinya sejumlah elite PD sudah mulai menyuarakannya, termasuk dengan memamerkan poster JK-AHY. Seperti Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Demokrat, Imelda Sari, yang mem-posting gambar tersebut di status update WhatsApp Mesengger, Minggu (1/7). Dia juga mencantumkan caption dalam unggahannya itu. "JK-AHY will coming soon," tulis Imelda. Dalam poster ilustrasi vektor itu, terlihat gambar JK berdampingan dengan AHY. Warna ungu jadi background dalam poster tersebut.
Menanggapi wacana JK-AHY, Partai Gerindra tak yakin duet tersebut dapat terwujud. "Kalau melihat pernyataan Pak JK yang ingin pensiun, ngurus cucu dengan usia beliau kami kurang yakin JK akan maju bersama mas AHY," kata anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade, Senin kemarin. Selain itu, Andre mengatakan duet JK-AHY juga terganjal syarat ambang batas capres (presidential threshold) 20 persen. Untuk memenuhi itu, Demokrat butuh dukungan dari partai politik lainnya.
"Realitas politik itu butuh dukungan kursi. Partainya apa? Golkar kan udah mendukung Pak Jokowi. Terus siapa yang mau dukung JK-AHY ini? PKS? Sama PKS aja Pak SBY ngomonginnya koalisi lain bukan JK-AHY. Di lobi-lobinya dari informasi yang saya dapatkan," ungkap Andre.
Sementara pengamat politik mengatakan bila wacana Partai Demokrat (PD) ini terwujud, pasangan tersebut diprediksi akan meramaikan pesta demokrasi tahun depan.
"Kita belum bisa memastikan apakah benar JK-AHY maju dan partainya mana pula karena Demokrat masih butuh dukungan partai lain. Namun kita bisa memberikan gambaran jika pasangan, maka pertarungan akan ramai," ungkap pengamat politik, Denny JA, kemarin.
Untuk bisa mengusung JK-AHY, Demokrat tentunya tak bisa sendiri. Ini mengingat adanya syarat ambang batas capres di UU Pemilu, yang mewajibkan parpol atau gabungan parpol memiliki 20% kursi di DPR atau 25% suara sah Pemilu 2004.
Untuk Pemilu 2014, Demokrat memiliki 10,19% suara. Artinya, partai pimpinan Ketum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu masih perlu 14,81% dari partai lain. Sedangkan di DPR, PD memiliki 10,9% dan masih perlu 9,1% kursi lain. *
1
Komentar