Terima Audensi PERSI, Gubernur Pastika Dukung Program Wujudkan Generasi Emas
Gubernur Bali Made Mangku Pastika didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. I Ketut Suarjaya dan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra, menerima audensi dari Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) terkait program mewujudkan Generasi Emas melalui pelatihan dokter kecil di tingkat Sekolah Dasar.
DENPASAR, NusaBali
Gubernur Pastika menerima Hospital Social Responsibility PERSI dr. Gracecielia P,MKK, di ruang kerjanya, Kantor Gubernur Bali, Selasa (3/7).
Dalam kesempatan tersebut, Hospital Social Responsibility PERSI dr. Gracecielia P,MKK yang didampingi oleh Ketua PERSI Wilayah Bali dr. I Gede Patra, menjelaskan bahwa dalam rangka mendukung program Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI untuk mengembangkan program Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS), maka PERSI Pusat bekerjasama dengan PERSI Wilayah Bali akan menyelenggarakan program edukasi terhadap dokter kecil di tingkat Sekolah Dasar dan anak-anak PAUD melalui PKK yang ada di Bali.
Dalam kesempatan tersebut, Hospital Social Responsibility PERSI dr. Gracecielia P,MKK yang didampingi oleh Ketua PERSI Wilayah Bali dr. I Gede Patra, menjelaskan bahwa dalam rangka mendukung program Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI untuk mengembangkan program Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS), maka PERSI Pusat bekerjasama dengan PERSI Wilayah Bali akan menyelenggarakan program edukasi terhadap dokter kecil di tingkat Sekolah Dasar dan anak-anak PAUD melalui PKK yang ada di Bali.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa terdapat 10 Provinsi yang dituju untuk mengaplikasikan program tersebut untuk menumbuhkan generasi emas Indonesia Sehat, salah satunya adalah Provinsi Bali. “Secara teknis kami akan memberikan edukasi dan pelatihan untuk 1.000 guru SD dan PKK yang ada di Bali, kemudian para guru tersebut akan memberikan pelatihan kepada dokter kecil yang ada di sekolahnya masing-masing, selanjutnya para dokter tersebut akan mengedukasi teman-temannya terkait pentingnya melakukan aktivitas fisik, makan buah dan sayur, minum air putih serta pentingnya melakukan cek kesehatan,” ujarnya. Sedangkan untuk memastikan program tersebut akan berjalan atau tidak, maka pihaknya akan mengadakan monitoring dan evaluasi, sehingga misi pemerintah untuk mewujudkan generasi emas tahun 2045 dapat terlaksana dengan baik.
Menanggapi hal itu, Gubernur Pastika menyambut baik program PERSI tersebut. Menurutnya, mewujudkan generasi emas Indonesia Sehat tidak mudah dan tidak instan, diperlukan usaha-usaha peningkatan baik dari segi kesehatan, pendidikan maupun lainnya secara kontinyu dan konsisten seperti program-program yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Untuk itu, program mengedukasi para dokter kecil di tingkat Sekolah Dasar dan PAUD terkait pola hidup sehat sangat penting, karena hasil survey menunjukkan bahwa 61% anak SD di Bali tidak bugar, 90% berat badan anak SD di Bali tidak Ideal, 95% anak-anak di Bali tidak suka makan sayur dan buah. Melihat data tersebut, maka diperlukan suatu usaha preventif dalam mengedukasi anak-anak. “Saya sangat berharap dengan adanya program ini, maka trend perilaku anak-anak yang menyukai makanan cepat saji dapat di minimalisir, karena pada umumnya makanan cepat saji membuat anak-anak malas makan buah dan sayur ataupun makan masakan rumah,” ujar Pastika. Untuk itu Pastika meminta agar PERSI memasukan edukasi bahaya makanan cepat saji bagi kesehatan dapat dimasukkan dalam program tersebut. *
Menanggapi hal itu, Gubernur Pastika menyambut baik program PERSI tersebut. Menurutnya, mewujudkan generasi emas Indonesia Sehat tidak mudah dan tidak instan, diperlukan usaha-usaha peningkatan baik dari segi kesehatan, pendidikan maupun lainnya secara kontinyu dan konsisten seperti program-program yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Untuk itu, program mengedukasi para dokter kecil di tingkat Sekolah Dasar dan PAUD terkait pola hidup sehat sangat penting, karena hasil survey menunjukkan bahwa 61% anak SD di Bali tidak bugar, 90% berat badan anak SD di Bali tidak Ideal, 95% anak-anak di Bali tidak suka makan sayur dan buah. Melihat data tersebut, maka diperlukan suatu usaha preventif dalam mengedukasi anak-anak. “Saya sangat berharap dengan adanya program ini, maka trend perilaku anak-anak yang menyukai makanan cepat saji dapat di minimalisir, karena pada umumnya makanan cepat saji membuat anak-anak malas makan buah dan sayur ataupun makan masakan rumah,” ujar Pastika. Untuk itu Pastika meminta agar PERSI memasukan edukasi bahaya makanan cepat saji bagi kesehatan dapat dimasukkan dalam program tersebut. *
1
Komentar