Bupati Ditangkap karena Pesta Shabu
Belum genap sebulan dilantik sebagai kepala daerah ‘termuda’, Bupati Ogan Ilir, Sumatra Selatan, Ahmad Wazir Nofiadi Marwadi, 27, justru ditangkap petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) atas dugaan konsumsi shabu.
Jadi Bupati di Usia 27, Nofiadi Baru Sebulan Menjabat
PALEMBANG, NusaBali
Penangkapan politisi Golkar berusia 27 tahun ini dilakukan petugas di rumah pribadinya, Jalan Musyawarah RT 26, Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Gandus, Palembang, Minggu (13/3) malam, saat pesta shabu bersama rekan-rekannya.
Bupati AW Nofiadi Marwadi ditangkap bersama empat rekannya yang sebagian ikut pesta shabu malam itu. Berdasarkan data yang dirilis Kepala BNN, Komjen Budi Waseso alias Buwas, empat rekan Bupati Nofiadi yang ditangkap dan semuanya dinyatakan positif mengginakan narkoba jenis shabu tersebut masing-masing MU, 29 (tangan kanan Bupati), DA, 31 (PNS), JU, 38 (security di rumah pribadi Bupati), dan ICN alias FN alias ICL, 31 (PNS yang diduga sebagai pengedar shabu).
Begitu ditangkap, Bupati Nofiadi langsung dibawa ke Jakarta, Senin (14/3). Bupati terrmuda se-Indonesia yang mengalahkan Helmi Yahya dalam Pilkada Ogan Ilir, 9 Desember 2015, ini tiba di Kantor BNN Cawang, Jakarta Timur, Senin siang pukul 14.30 WIB. Bupati bersama 4 rekannya menumpang mobil BNN Isuzu Panther warna biru.
Sang Bupati dihadirkan saat jumpa pers yang digelar Komjen Buwas di Kantor BNN, Senin siang. Dalam jumpa pers tersebut, dia duduk di sebelah Komjen Buwas. Namun, Bupati yang mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Ogan Ilir 2009-2014 ini masih teler akibat dalam pengaruh narkoba, sehingga tak bisa berkomentar apa-apa. "Sekarang yang bersangkutan masih dalam kondisi terpengaruh narkoba," tandas Komjen Buwas.
Karena itu, petugas BNN belum bisa melakukan pemeriksaan kasus terhadap Bupati Nofiadi. BNN butuh waktu tiga hari untuk pemeriksaan darah, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan rambut. "Kita tidak pandang bulu, tidak mengenai profesi, semua bidang bisa disentuh. Bagaimana seseorang menjadi panutan masyarakat tetapi dia menyalahgunakan narkoba," katanya.
Komjen Buwas menyebutkan, penangkapan Bupati Nofiadi berawal dari ditangkapnya seorang bandar narkoba berinisial ICN alias FN alias ICL, PNS yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa. Setelah itu, dilakukan pengembangan, Minggu malam, sampai akhirnya Bupati Nofiadi diringkus. "Pria berinisial ICN alias FA alias ICA ini mengaku sering memasok narkotika kepada Bupati Ogan Ilir sejak lama," ungkap Komjen Buwas.
Komjen Buwas menyatakan, BNN sudah lama sekitar 3 bulan mengintai sepakterjang Bupati Nofiadi terkait dugaan penggunaan narkoba. "Itu memang sudah lama kita dapat laporan. Tapi, dalam menangani, kita harus hati-hati. Karena harus ada barang buktinya, harus tangkap tangan. Itu kita dapat laporan sebenarnya sebelum beliau jadi Bupati," katanya dilansir detikcom. "Kita pendalaman setelah Pilkada. Jangan sampai ada anggapan BNN ada kepentingan dari salah satu calon atau pihak. Makanya, kita pantau."
Menurut Komjen Buwas, pihaknya tidak akan memberi ampun kepada Bupati muda kayaraya ini. Sebab, sang Bupati ditangkap aparat BNN karena mengkonsumsi narkoba jenis shabu. "Yang bersangkutan tertangkap oleh petugas BNN. Jadi, tidak ada lagi istilah yang bersangkutan adalah korban," tandas Komjen Buwas sembari menegaskan Bupati Nofiadi adalah pengguna yang telah menggunakan narkotika dalam jangka waktu lama.
Bupati Nofiadi bersama rekan-rekannya, kata Komjen Buwas, dijerat dengan Undang-undang narkotika berisi ancaman hukuman 4-12 tahun penjara. "Mereka terjerat Pasal 112 Ayat 1, Pasal 27 Ayat 1 A. Ancaman pidana penjara minimal 4 tahun maksimal 12 tahun," katanya.
AW Nofiadi sendiri merupakan kepala daerah termuda se-Indonesia yang belum genap sebulan dilantik sebagai Bupati Ogan Ilir, Sumatra Selatan. Politisi Golkar berusia 27 tahun (kelahiran 22 November 1988) ini merupakan putra dari Bupati Ogan Ilir sebelumnya, Mawardi Yahya. Sebelum terpilih jadi Bupati, Nofiadi adalah anggota Fraksi Golkar DPRD Ogan Ilir 2009-2014.
Dalam Pilkada Ogan Ilir 2015 lalu, Nofiadi berpaket dengan politisi PDIP Ilyas Panji Alam di posisi Calon Wakil Bupati. Pasangan Nofiadi-Panji diusung Golkar-PDIP-Hanura-PKS-PPP. Mereka bertarung head to head melawan pasangan Helmi Yahya-Mushendi Fazareki (diusung NasDem-Demokrat).
Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, pasangan Nofiadi-Panji keluar sebagai pemenang Pilkada Ogan Ilir 2015 dengan meraih 107.578 suara. Sedangkan paket Helmi Yahya-Mushendi hanya meraih 94.144 suara. Helmi Yahya sempat mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK), tetapi gugatannya tidak dikabulkan. Akhirnya, Nofiadi dilantik menjadi Bupati Ogan Ilir 2016-2021 pada 17 Februari 2016.
Bupati Nofiadi dikenal sebagai politisi muda yang memiliki kekayaan berlimpah. Dalam laporan harta kekayaannya, dia tercatat punya harta lebih dari Rp 20 miliar, tepatnya Rp 20.319.445.000.
Sementara itu, setelah menangkap Bupati Nofiadi, BNN kini targetkan kepala daerah yang lain terkait kasus narkoba. Komjen Buwas yakin Bupati Nofiandi bukanlah satu-satunya kepala daerah yang terseret kasus narkoba. "Kita yakini ini baru yang tertangkap. Masih ada yang menjadi target, tengah dikembangkan. Tidak menutup kemungkinan masih ada oknum dari pejabat, kepala daerah yang juga menyalahgunakan narkoba," tandas Komjen Buwas.
Ketika ditanya soal keterlibatan oknum aparat keamanan seperti polisi dan TNI dalam kasus Bupati Ogan Ilir ini, Komjen Buwas belum bisa berkomentar banyak. "Semuanya masih dikembangkan (termasuk keterlibatan aparat). Kita akan dalami, sampai saat ini masih terus ditelusuri dan meminta keterangan saksi-saksi," elaknya. 7
Komentar