nusabali

Parkir di Ubud Kembali Liar

  • www.nusabali.com-parkir-di-ubud-kembali-liar

Sejak penertiban awal 2018 hingga kini masih saja ada pengendara yang main kucing-kucingan dengan petugas.

GIANYAR,  NusaBali
Awal tahun 2018, Dinas Perhubungan (Dishub) Gianyar dengan menggandeng aparat kepolisian sempat gencar menertibkan parkir liar di kawasan wisata Ubud. Parkir pun sempat rapi. Namun parkir kendaraan baik roda dua dan empat kembali liar karena penertiban kembali melemah.

“Saya sudah perintahkan jajaran untuk lebih menggalakkan penertiban parkir liar. Karena masih ada saja yang melanggar,“ tegas Kepala Dishub Gianyar I Wayan Artana, Rabu (4/7).

Sekretaris Dishub Gianyar Made Rai Ridartha mengatakan penertiban itu sesuai surat Dishub Gianyar dan surat kesepakatan dari berbagai pihak terkait penataan lalu lintas di kawasan wisata Ubud. “Melalui kesepakatan itu ditetapkan ada 18 ruas jalan yang tidak boleh ada parkir liar. Itu mulai dari Desa Peliatan, Monkey Foret Ubud, hingga kawasan Ubud lainnya, “ jelasnya.

Pihaknya pun sudah sejak lama melakukan sosialisasi terhadap keputusan ini, hingga dibarengi dengan pemasangan rambu. Penertiban secara langsung juga sudah dilakukan petugas hingga sejumlah ruas sempat bersih dari parkir liar. “Masyarakat yang menggunakan parkir di Ubud sudah diberitahukan, baik karyawan pemilik hotel dan lainya. Bahkan berulangkali disosialisasi, mana tempat dilarang parkir, mana tempat yang boleh, “ katanya.

Dia mengakui sejak awal 2018 hingga kini masih saja ada pengendara yang main kucing-kucingan dengan petugas. Meski demikian Dishub Gianyar bersama aparat kepolisian tetap mengutamakan upaya imbauan. “ Tetapi karena terus membandel pada ujungnya penindakan, tentunya oleh kepolisian dengan tilang atau petugas kami dengan penggembosan ban, “ ujarnya.

Disinggung berapa ban kendaraan yang bisa digembosi setiap hari, Rai Ridarta mengaku tidak menghitung hal tersebut. Dia memperkirakan puluhan. Rai Ridartha mengatakan masyarakat lokal Ubud dominan sudah memahami aturan ini. Sebab mereka juga berkeinginan Ubud menjadi desa wisata yang lebih nyaman untuk wisatawan. Kebanyakan pelanggar dari penjual jasa transportasi dari luar Ubud. Dia mengimbau kesadaran semua pihak dalam menata Ubud. “Perlu ditumbuhkan kebiasaan tidak parkir sembarangan karena tahu tidak boleh parkir, bukan karena takut ditilang petugas,“ tandasnya. *nvi

Komentar