Harga-harga di Badung Mulai Melambung
Karena kenaikan harga sudah luar biasa, Disperindag akan berkoordinasi dengan Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) Badung dan Bulog untuk melakukan operasi pasar.
Dinas Mulai Pertimbangkan Gelar Operasi Pasar
MANGUPURA, NusaBali
Kenaikan harga sejumlah kebutuhan utama seperti bumbu dapur mulai ikut mengalami kenaikan di Kabupaten Badung. Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Badung meroket harganya. Dibandingkan dengan sebelum Hari Raya Galungan dan Kuningan, harga cabai kecil misalnya kini tembus Rp 60.000/kg, padahal sebelumnya kisaran Rp 15.000/kg. Kenaikan juga terjadi pada bawah merah maupun putih.
Salah seorang penjual di Pasar Kapal, Mengwi, mengatakan sebelum hari Raya Galungan dan Kuningan harga cabai dan bawang masih stabil. Tapi cuaca tak menentu, harganya berangsur-angsur naik.
“Sebelum Galungan cabai kecil Rp 15.000 sekarang jadi Rp 60.000/kg. Bawang merah Rp 25.000 sekarang menjadi Rp 50.000/kg,” kata seorang pedagang di pasar tersebut, Selasa (15/3). Perempuan paruh baya tersebut menduga, pasokan dari luar Bali terkenda cuaca sehingga berimbas pada harga di Bali, Badung khususnya.
Apa yang diungkap pedagang di pasar diakui pemerintah. Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Badung, Ketut Karpiana, mengakui beberapa bumbu dapur naik sekarang. “Iya, tadi tim turun ke lapangan untuk melakukan pemantauan,” akunya.
Dari pemantauan tim Diskoperindag Badung, komoditi yang harganya naik adalah bawang merah sebesar 20,31 persen, dari sepekan lalu Rp 32.000 pekan lalu, kini naik sebesar Rp 6.500 menjadi Rp 38.500/kg. Bawang putih dari pekan lalu harganya hanya Rp 30.000 saat ini naik sekitar Rp 2.000 menjadi Rp 32.000/kg.
Harga lombok kecil juga mengalami kenaikan sebesar Rp 1.250 (2,50 persen) dari pekan lalu hanya Rp 50.000/kg dan saat ini mencapai Rp 51.250/kg. “Yang turun saat ini hanyalah lombok besar. Pekan lalu harganya Rp 60.000/kg dan saat ini harganya Rp 47.500/kg,” ungkap Karpiana kemarin.
Kenaikan sejumlah bahan bumbu dapur ini menurut Karpiana, diakibatkan pengaruh cuaca. “Panen bawang di Bangli kurang baik. Jadi harga bawang yang biasanya dipasok dari kabupaten tersebut berkurang sedangkan kebutuhan bawang meningkat,” jelas Karpiana. Sementara, pasokan dari luar Bali juga terganggu.
Pejabat asal Desa Cemagi, Mengwi, ini mengungkapkan, untuk menganggulangi kenaikan harga bumbu dapur ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) Badung bahkan dengan pihak Bulog. “Kami akan berkoordinasi dengan TPID untuk melakukan operasi pasar,” terangnya.
Tidak hanya komuditi bahan bumbu dapur saja yang naik, hasil perkebunan Cengkeh junga mengalami kenaikan sangat signifikan. Pekan lalu harga cengkeh hanya Rp 119.500/kg dan sekarang mencapai Rp 219.500/kg.
Beruntung kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng relatif stabil. Beras lokal kuwalitas I (Bali) stabil diharga Rp 12.000/kg, beras C4 seharga Rp 11.000/kg, dan beras IR perkilogramnya Rp 9.000. Untuk gula pasir, pekan lalu dan pekan ini masih sama yakni Rp 13.000/kg untuk yang dalam negeri, sedangkan untuk gula impor yakni Rp antara 11.000 sampai Rp 12.000/kg. Begitu juga dengan minyak goring curah, yakni Rp 11.000/kg sedangkan minyak kemasan sebesar Rp 13.875 sampai Rp 14.000/kg. 7 asa
1
Komentar