nusabali

Hardys Gandeng 100 Pelaku UMKM

  • www.nusabali.com-hardys-gandeng-100-pelaku-umkm

Manajemen baru Hardys di bawah PT Arta Sedana Retailindo menggandeng sekitar 100 usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk menghidupkan kembali kerajaan bisnis ritel itu setelah mengalami kebangkrutan yang berimbas kepada penutupan sejumlah gerai.

DENPASAR, NusaBali

"Itu tidak bisa kami lakukan tanpa dukungan 100 UMKM karena untuk membuka satu gerai itu membutuhkan modal yang besar," kata Komisaris Hardys Putu Suadnyana  dalam penjelasan kepada media yang difasilitasi DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali, Kamis (5/7).

Upaya manajemen menggandeng ratusan UMKM disebut menjadi suntikan energi baru untuk membuka gerai-gerai yang kini sudah ada beberapa yang mulai beroperasi. Gerai yang mulai beroperasi itu yakni Hardys di Jalan Surapati Singaraja dan Tabanan. Dalam waktu dekat, pihaknya akan membuka gerai di Panjer dan Gatot Subroto Denpasar.

Dari 10 outlet Hardys yang diakuisi manajemen baru, hingga Juli 7 outlet yang sudah beroperasi. Pihak Hardys juga mengaku memprioritaskan mempekerjakan mantan karyawan dari outlet-outlet Hardys yang sebelumnya sempat tutup operasi. “Waktu tidak operasi dulu, anggaplah itu sebagai relaksasi,” kata Suadnyana.

Suadnyana menuturkan pembukaan beberapa gerai yang sudah beroperasi tersebut mendapat respons yang baik dari masyarakat.  Cabang di Singaraja misalnya, lanjut dia, pencapaian penjualan melebihi ekspektasi mencapai 200 persen dari target sebelum gerai ditutup.  Hal serupa juga terjadi saat pembukaan di Tabanan dengan tingkat penjualan mencapai 250 persen dengan kunjungan mencapai sembilan ribu orang. "Itu membuat kami optimistis bahwa ritel ini tidak turun. Animo masyarakat cukup banyak apalagi dengan 600 ribu kartu pelanggan," katanya.

Dalam kerjasama ini pihak mitra Hardys seperti berjualan di pasar umum dengan memanfaatkan outlet milik Hardys. Pola ini, kata Suadnyana berbeda dengan pola manajemen Hardys lama. Ketika itu, lanjut Suadnyana polanya ‘beli putus’. “Hardys yang membeli barang kemudian menjualnya,” ungkapnya. Sedang dengan pola kemitraan sekarang, UKM yang berjualan dengan pengelolaan oleh manejemen Hardys. Pembayaran barang, dilakukan secara harian. “Berapa yang terjual, sebegitu dibayar,” lanjut Suadnyana.

I Ketut Mariasa, salah seorang pelaku UKM mengaku merasa terbantu dengan pola kemitraan yang dilakukan manejemen Hardys. “Kami selaku pemasok buah tentu merasa terbantu,” kata Mariasa. Apalagi kata Mariasa, sesungguhnya kemitraan antara pihaknya dengan Hardys sudah cukup lama dan kini bisa diwujudkan kembali.

Pembukaan beberapa gerai setelah beberapa waktu meredup itu disambut antusias Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali yang mendukung langkah kebangkitan salah satu ritel yang sebelumnya menguasai sekitar 27 persen pangsa pasar di Bali itu. "Penutupan beberapa waktu lalu secara serentak, memberikan efek negatif terhadap pertumbuhan sektor ritel di Bali, sehingga gebrakan manajemen menggandeng UMKM merupakan terobosan penting," kata Pelaksana Tugas Ketua Aprindo Bali Agra Putra. Kebangkitan itu, kata dia, diharapkan memberikan semangat bagi para pelaku ritel lain untuk terus mendorong pertumbuhan usaha khususnya di Bali dalam kondisi dan situasi apa pun. *k17,ant

Komentar