Organisasi Sayap Golkar Ikut Teriak
Golkar punya mekanisme yang jelas dalam pencalonan, di mana ada ketentuan pendaftaran dalam bentuk penjaringan dan penyaringan bakal calon.
Soal Langkah Sugawa Korry Gandeng Rochineng
SINGARAJA, NusaBali
Konflik internal Golkar Buleleng jelang Pilkada Buleleng 2017, kian melebar. Kali ini, organisasi sayap partai berlambang pohon beringin ini merasa tersinggung dengan langkah Ketua DPD II Golkar Buleleng, I Nyoman Sugawa Korry yang menggandeng dan perkenalkan kandidat Calon Bupati, Ketut Rochineng tanpa diawali rapat internal. Selain itu, politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini juga dianggap mengabaikan mekanisme partai.
“Terus terang kami ini tidak pernah diajak berbicara. Padahal kami ini salah satu pendiri Golkar Buleleng,” ungkap sesepuh SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Buleleng, Gede Samiada kepada NusaBali, Selasa (15/3). Menurut Samiada, langkah Sugawa Korry menggandeng dan perkenalkan Rochineng, bisa dianggap pelanggaran atas mekanisme partai. Karena selama ini, tiga organisasi sayap, SOKSI, MKGR dan Kosgoro sebagai pemilik suara, tidak pernah dilibatkan dalam pembahasan pencalonan.
“Saya tidak masalahkan siapa yang dibawa (digandeng dan diperkenalkan, red), tapi apakah mekanisme di partai sudah dilalui atau belum. Karena selama ini, kami tidak pernah diajak bicara, dan saya tidak tahu ada pertemuan (perkenalan Rochineng, red),” katanya.
Samiada menegaskan, Partai Golkar punya mekanisme yang jelas dalam pencalonan, di mana ada ketentuan pendaftaran dalam bentuk penjaringan dan penyaringan bakal calon. Dalam penjaringan dan penyaringan itu, figur kader diutamakan sebelum menentukan pada figur non kader. “Nah kalau pilihan non kader, tentu ada persyaratan khususnya. Kalau ini kan belum ada pembahasan apa-apa,” tandasnya.
Sementara Ketua MKRG (Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong) Buleleng, IGK Kresna Budi yang dikonfirmasi terpisah, enggan menanggapi langkah Sugawa Korry dalam proses pencalonan tersebut. Ia menegaskan, lebih baik tidak memberi komentar, ketimbang komentarnya nanti justru ditanggapi lain.
“Jangan sekarang, saya lebih baik tidak berkomentar dulu. Karena saya sendiri memang tidak tahu apa persoalannya, dan memang tidak pernah ada pembahasan,” kilah anggota DPRD Provinsi Bali ini. Sugawa Korry memang sempat kumpulkan seluruh Pengurus Kecamatan (PK) dan seluruh anggota Fraksi Golkar di DPRD Buleleng. Mereka dikumpulkan untuk mengenal sosok Ketut Rochineng, birokrat Pemprov Bali asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt.
Sugawa Korry, kala itu juga mengundang dua pimpinan Parpol, yakni Ketua DPC Partai Demokrat Luh Gede Herryani bersama anggota Fraksi dan Ketua Partai Gerindra Buleleng, Jero Nyoman Ray Yusha bersama anggota fraksi. Nah langkah itu belakangan dikritik oleh Ketua PK Golkar Tejakula, Putu Tirta Adnyana. Politisi asal Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula ini ingin menegakkan mekanisme di internal partai sebelum memutuskan mengusung calon. Karena sejauh ini belum pernah ada rapat membahas Pilkada. Apalagi Golkar harus berkoalisi untuk bisa mengusung bakal calon. Sementara Sugawa Korry yang dikonfirmasi terpisah menegaskan, dirinya mengetahui mekanisme di internal partai.
Tapi langkahnya perkenalkan Rochineng merupakan persiapan awal. “Tentu nanti ada rapat-rapat. Begini karena ada keinginan Pak Rochineng bertemu dengan kader partai, ya saya terima dan sampaikan kepada kader. Tentu nanti harus mengikuti mekanisme, rekomendasi tetap berada di DPP, bukan di DPD,” katanya. 7 k19
1
Komentar