Pekak Ditebas Tetangga Saat Melayat Bersama
Aksi penebasan terjadi saat kegiatan melayat di rumah duka almarhum Jro Mangku Runia di Banjar Taman Sari, Desa Pakraman Sulayah, Kecamatan Seririt, Buleleng, Selasa (15/3) dinihari.
SINGARAJA, NusaBali
Korbannya adalah I Putu Redana alias Kenik, 62, yang ditebas tetangga sekaligus teman dekatnya, I Made Sukarata alias Jupri, 57. Gara-gara aksi penebasan akibat salah paham itu, korban Putu Redana harus dilarikan ke rumah sakit.
Insiden berdarah di rumah keluarga almarhum Jro Mangku Runia ini terjadi Selasa dinihari sekitar pukul 02.00 Wita. Kala itu, korban Putu Redana dan pelaku Made Sukarata sama-sama melayat di rumah duka sembari ikut magebagan (jaga malam). Kedua orang bertetangga yang dikenal berteman ini memang sama-sama jadi anggota Sekaa Duka di Desa Pakraman Sulanyah.
Sebelum aksi penebasan terjadi, korban Pekak (Kakek) Putu Redana dan pelaku Pekak Made Sukarata duduk bersama sambil bermain kartu domino. Nah, di tengah kegiatan main kartu domino tersebut, ada beberapa candaan korban Pekak Redana yang tidak dapat diterima pelaku Pekak Sukarata. Di antaranya, ketika Pekak Sukarata dipanggil dengan sebutan Jro Neraka.
Hal ini juga diakui korban Pekak Redana saat ditemui NusaBali di ruang perawatan UGD RSUD Buleleng di Singaraja, Selasa kemarin. “Saya maksudnya hanya bercanda, tetapi dia (pelaku Pekak Sukarata, Red) malah emosi. Selama ini, dia juga kawan baik saya,” cerita Pekak Redana .
Korban Pekak Redana memaparkan, dalam cakap-cakap bohong yang dilakukan kala itu, dirinya sempat menyebut pelaku Pekak Sukarata sebagai Jro Neraka. Hal ini membuat pelaku dan korban sempat adu mulut, selanjutnya mereka saling tantang.
Keluarga dan kerabat almarhum Jro Mangku Runia yang sedang berduka, serta krama sebanjar yang kebetulan ikut magebagan malam itu tidak dapat berbuat banyak melerai pertengkaran Pekak Sukarata vs Pekak Redana. Apalagi, pelaku dan korban keburu pergi.
Awalnya, pelaku Pekak Sukarata pergi duluan dari rumah duka dan menyuruh korban Pekak Redana untuk menunggu di sana. Begitu mengetahui kalau pelaku akan pulang mengambil senjata tajam, korban Pekak Redana pun menyusul pergi juga buat mengambil senjata cerurit. Menurut korban, clurit diambil dengan maksud untuk melindungi diri bila benar terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Tak lama berselang, pelaku Pekak Sukarata kembali ke rumah duka almarhum Jro Mangku Runia dengan membawa sebilah senjata pedang dan sebuah cerurit. Beberapa saat kemudian, korban Pekak Redana juga datang lagi ke rumah duka dari arah barat. Namun, sebelum masuk ke pekarangan rumah duka, korban sudah dihadang oleh pelaku Pekak Sukarata.
Tanpa sempat mengelak, korban Pekak Redana yang masih duduk di atas motornya langsung ditebas dengan senjata pedang. Akibatnya, korban tersungkur bersimbah darah dengan beberapa luka tebasan. “Gablug-gablug, saya rasakan setiap tebasannya. Tapi anehnya, saya tidak ada yang menolong, padahal orang ramai di sana (rumah duka),” keluh korban Pekak Redana.
Setelah korban Pekak Redada terkapar ke jalan, pelaku bekum juga puas dan kembali mengibaskan senjata tajam dari kedua tangannya. Sampai akhirnya korban tergeletak tak berdaya. Karena mengira korbannya sudah tewas, pelaku Pekak Sukarata kemudian pergi dan langsung menyerahkan diri ke Mapolsek Seririt.
Barulah setelah pelaku pergi, krama sebanjar yang berada di rumah duka dan semula sempat menyuaksikan aksi penebasan tersebut beramai-ramai membawa korban Pekak Redana ke RS Santhi Graha Seririt. Karena luka yang dideritanya cukup parah, korban Pekak Redana kemudian dirujuk ke UGD RSUD Buleleng di Singaraja, Selasa pagi pukul 08.00 Wita.
Pekak berusia 62 tahun ini menderita sejumlah luka tebas di bagian punggung, kepala belakang, perut, tangan, dan kaki. Selain itu, korban Pekak Redana juga mengalami patah tulang di kedua tangannya.
Kapolsek Seririt, Kompol Supriadi Rahman, menyatakan pihaknya sudah mengamankan pelaku Pekak Sukarata yang langsung menyerahkan diri seusai aksi penebasan, dinihari kemarin. Namun, hingga kemarin pihak kepolisian belum memasang pasal aya yang dipakai menjerat pelaku.
“Kami saat ini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dan memeriksa pelaku (Pekak Sukarata),” ujar Kapolsek Supriadi saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin. “Yang jelas, kami tetap akan memproses kasus ini sesuai dengan hukum yang berlaku,” imbuhnya.
Sementara itu, aksi penebasan saat kegiatan melayat ini membuat prihatin keluarga korban Pekak Redana. Putri ketiga korban, Ni Komang Handayani, bahkan mengaku sangat shock ketika mendengar kabar ayahnya ditebas tetangga. “Saya baru ke sini (RSUD Buleleng), karena ditelepon oleh adik saya. Dan, saya tidak percaya ketika melihat luka bapak yang begitu banyak. Sadis sekali orang yang melakukan ini,” keluh perempuan yang menikah ke Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng kepada NusaBali di UGD RSUD Buleleng, Selasa siang. 7 k23
Komentar