Sering Molor, Laporan Proyek Diperketat
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Buleleng akhirnya menyiapkan aplikasi untuk memudahkan kontroling proyek di bidang Sumber Daya Air (SDA).
SINGARAJA, NusaBali
Pengadaan program yang disebut dengan Sistem Informasi Pelaporan Progres Pekerjaan Kontraktual (SIP-Prokontrak), menyusul kasus sering molornya pelaporan perkembangan proyek oleh rekanan selama ini.
Kepala Bidang SDA, Dinas PUPR Buleleng, Gede Ngurah Darma Seputra, Jumat (6/7) kemarin mengatakan, dengan aplikasi SIP-Prokontrak ini dapat memudahkan pemantauan perkembangan proyek yang dilaksanakan tahun ini. “Selama ini yang terjadi kontraktor baru serahkan laporan saat akan amprah, kadang keterlambatan progres proyek itu lambat kita tahu, dengan aplikasi ini, kontraktor jadi lebih rajin dan lebih disiplin,” kata dia.
Dengan aplikasi yang dapat diakses di laptop, komputer maupun di smartphone mewajibkan kontraktor pelaksana proyek menyetorkan laporan progres pengerjaan proyek terbarunya seminggu sekali. Data yang diinput beserta foto bangunan terkini dapat diakses oleh direksi, pejabat pembuat komitmen dan kepala dinas.
Tidak hanya perkembangan progress pengerjaan proyek saja yang dapat diamati, tetapi juga kinerja konsultan pengawas dan juga pengawas lapangan. Seputra pun mengatakan dengan update laporan tersebut dapat diketahui kontraktor yang lambat. “Kalau ada kontraktor yang belum mengupdate laporan mudah sekali kelihatan. Dan kalau ada, kita segera akan panggil, untuk mengetahui penyebab keterlambatan mereka,” imbuh dia.
Sesuai rencana, aplikasi yang akan memudahkan kinerja intern Dinas PUPR dalam pengawasan proyek ini akan dipakai pada tahun 2019 mendatang. Namun dalam waktu dekat ini akan diuji cobakan pada dua proyek pembangunan rumah bendung dan perbaikan pintu bendung yang rusak, bulan Juli ini.
Seputra juga menjelaskan pengadaan aplikasi pengawasan ini disebutnya sangat penting. Mengingat sejak tahun 2017 hingga 2018 ini, proyek di bidang SDA meningkat tajam. Pada tahun 2017 sebanyak 39 paket dengan total anggaran Rp 15 miliar dan tahun 2018 ini ada 40 paket sebesar Rp 16 miliar, baik berupa perbaikan bendung maupun saluran irigasi yang rusak akibat bencana. Sejumlah paket pekerjaan bidang SDA itu disebutnya bersumber dari dana pusat maupun APBD Buleleng.
Sementara itu salah seornag programmer, I Made Agus Apriliawan mengatakan aplikasi yang dipesan Dinas PUPR baru rampung setelah dikerjakan sebulan. Dalam aplikasi yang berbasis website itu dapat diakses laporan dari masing-masing kontraktor pelaksana proyek di Dinas PUPR. Aplikasi sederhana itu pun baru bisa diakses terbatas oleh PUPR saja. “Aplikasinya sangat sederhana bisa diakses dengan smartphone, laptop atau komputer asal ada sambungan internetnya, sehingga pelaporan benar-benar up to date. Namun masih sebatas untuk konsumsi internal kantor saja, sesuai dengan permintaan,” ungkap dia.*k23
Pengadaan program yang disebut dengan Sistem Informasi Pelaporan Progres Pekerjaan Kontraktual (SIP-Prokontrak), menyusul kasus sering molornya pelaporan perkembangan proyek oleh rekanan selama ini.
Kepala Bidang SDA, Dinas PUPR Buleleng, Gede Ngurah Darma Seputra, Jumat (6/7) kemarin mengatakan, dengan aplikasi SIP-Prokontrak ini dapat memudahkan pemantauan perkembangan proyek yang dilaksanakan tahun ini. “Selama ini yang terjadi kontraktor baru serahkan laporan saat akan amprah, kadang keterlambatan progres proyek itu lambat kita tahu, dengan aplikasi ini, kontraktor jadi lebih rajin dan lebih disiplin,” kata dia.
Dengan aplikasi yang dapat diakses di laptop, komputer maupun di smartphone mewajibkan kontraktor pelaksana proyek menyetorkan laporan progres pengerjaan proyek terbarunya seminggu sekali. Data yang diinput beserta foto bangunan terkini dapat diakses oleh direksi, pejabat pembuat komitmen dan kepala dinas.
Tidak hanya perkembangan progress pengerjaan proyek saja yang dapat diamati, tetapi juga kinerja konsultan pengawas dan juga pengawas lapangan. Seputra pun mengatakan dengan update laporan tersebut dapat diketahui kontraktor yang lambat. “Kalau ada kontraktor yang belum mengupdate laporan mudah sekali kelihatan. Dan kalau ada, kita segera akan panggil, untuk mengetahui penyebab keterlambatan mereka,” imbuh dia.
Sesuai rencana, aplikasi yang akan memudahkan kinerja intern Dinas PUPR dalam pengawasan proyek ini akan dipakai pada tahun 2019 mendatang. Namun dalam waktu dekat ini akan diuji cobakan pada dua proyek pembangunan rumah bendung dan perbaikan pintu bendung yang rusak, bulan Juli ini.
Seputra juga menjelaskan pengadaan aplikasi pengawasan ini disebutnya sangat penting. Mengingat sejak tahun 2017 hingga 2018 ini, proyek di bidang SDA meningkat tajam. Pada tahun 2017 sebanyak 39 paket dengan total anggaran Rp 15 miliar dan tahun 2018 ini ada 40 paket sebesar Rp 16 miliar, baik berupa perbaikan bendung maupun saluran irigasi yang rusak akibat bencana. Sejumlah paket pekerjaan bidang SDA itu disebutnya bersumber dari dana pusat maupun APBD Buleleng.
Sementara itu salah seornag programmer, I Made Agus Apriliawan mengatakan aplikasi yang dipesan Dinas PUPR baru rampung setelah dikerjakan sebulan. Dalam aplikasi yang berbasis website itu dapat diakses laporan dari masing-masing kontraktor pelaksana proyek di Dinas PUPR. Aplikasi sederhana itu pun baru bisa diakses terbatas oleh PUPR saja. “Aplikasinya sangat sederhana bisa diakses dengan smartphone, laptop atau komputer asal ada sambungan internetnya, sehingga pelaporan benar-benar up to date. Namun masih sebatas untuk konsumsi internal kantor saja, sesuai dengan permintaan,” ungkap dia.*k23
Komentar