nusabali

Bom Bangil untuk Serang TPS Pilkada

  • www.nusabali.com-bom-bangil-untuk-serang-tps-pilkada

Bom diduga meledak saat dibuat mainan oleh anak pelaku

JAKARTA, NusaBali
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut jenis bom yang meledak di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, adalah bom ikan atau bondet. Bondet itu sedianya akan digunakan terduga teroris untuk menyerang TPS saat pilkada. "Ini biasa digunakan untuk bom ikan. Di daerah Jatim, samping Madura, samping Sulawesi, NTT, itu memang ada kegiatan-kegiatan bom ikan yang digunakan menangkap ikan, tapi ilegal. Tapi kadang digunakan oleh kelompok-kelompok teror bahannya ini," ujar Tito di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (6/7) seperti dilansir detik.

Bom ikan tersebut rencananya digunakan untuk meledakkan TPS saat pencoblosan pilkada, 27 Juni lalu. Tetapi pelaku tidak jadi menjalankan aksinya. "Bom ini tadinya, rencananya digunakan untuk menyerang TPS-TPS pada saat Pilkada," kata Tito. Namun, pelaku ragu-ragu setelah Polri gencar memburu dan menangkap 138 orang terduga teroris pasca-bom Surabaya, serangan tersebut pun akhirnya batal dilakukan.

"Pengejaran-pengejaran membuat kelompok-kelompok ini menjadi ragu-ragu untuk melakukan serangan, enggak jadi," terang dia seperti dilansir kompas. Batal digunakan untuk aksi serangan teror, bom tersebut ternyata meledak sendiri karena dibuat mainan oleh anak terduga pemilik bom tersebut.

"Meledaknya bom ini karena sedang dimain-mainkan oleh anaknya. Anaknya masih kecil, balita," kata Tito. Karenanya, Tito menegaskan, meledaknya bom tersebut bukan serangan teror. "Serangan teror bom dibawa menuju target, ini enggak, bom lagi di rumah sendiri, dimainin anak meledak.

Dipikir bola atau apa, meledak anak jadi korban," ujar dia. Kondisi anak pelaku sendiri mengalami luka bakar di bagian muka dan sobek di kaki. "Mukanya terbakar dan kaki sobek-sobek," kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Machfud Arifin saat menjenguk anak terduga teroris yang menjadi korban bom Pasuruan, di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Jawa Timur, Jumat (6/7) seperti dilansir tempo.

Korban, lanjut dia, selalu menangis kesakitan ketika bangun tidur. "Tadi saya ke situ dia bangun. Menangis terus mungkin kesakitan," ujarnya. Dina Rohana, istri Anwardi pemilik bom yang meledak di Pasuruan kini masih diperiksa polisi setelah diamankan kemarin. Namun, polisi belum menentukan status perempuan yang mengenakan cadar ini.

"Masih ada waktu bagi kami untuk memeriksa yang bersangkutan, nanti yang menentukan adalah tim yang melakukan pemeriksaan," ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin di RS Bhayangkara Surabaya, Jumat (6/7).

Polisi menyebut pemilik bom di Pasuruan masih memiliki hubungan dengan para pelaku bom di Surabaya. Data ini didapat polisi setelah melakukan identifikasi dan pengumpulan barang bukti di rumah pelaku. "Ini erat kaitannya dengan kejadian Surabaya, mereka ini narapidana teroris (napiter) jadi muter-muter aja sebetulnya," kata Machfud.

Tak hanya itu, pelaku juga diketahui menjalin persahabatan dengan beberapa pelaku perampokan di Medan hingga Depok. Sementara Machfud meminta waktu untuk menangkap pelaku. "Ini napiter, bersahabatan dengan pelaku kasus perampokan di Medan, terus kemudian juga yang ada di seputaran Depok. Nanti kita minta waktu untuk bisa kita tangkap yang bersangkutan," kata jenderal bintang dua itu.*

Komentar