Angka Kematian Ibu di Karangasem Tertinggi
Angka Kematian Ibu (AKI) Karangasem ternyata tertinggi di Bali. Tahun 2014, tercatat 16 ibu meninggal usai melahirkan, penyebabnya banyak faktor.
Masih banyak ibu melahirkan mengandalkan pertolongan dari dukun bersalin.
AMLAPURA, NusaBali
Bahkan angka kematian tersebut di atas rata-rata nasional, atau di atas 118 ibu melahirkan meninggal di bandingkan 100.000 ibu melahirkan dalam keadaan hidup. Sedangkan kematian ibu melahirkan di Bali rata-arta di bawah 118 per 100.000.
Kenyataan itu sangat memprihatinkan di dunia kesehatan. Kadis Kesehatan Karangasem IGM Tirtayana mengakui kenyataan itu, tengah berjuang dengan berbagai upaya guna menekan angka kematian ibu melahirkan. Tirtayana memaparkan hal itu di Amlapura, Selasa (20/10).
Tingginya angka kematian ibu melahirkan di Karangasem di mata Tirtayana membantah, masih banyak ibu melahirkan mengandalkan pertolongan dari dukun bersalin. “Bukan, selama ini telah kami lacak, tidak ada lagi praktek dukun bersalin. Secara aturan tidak boleh dukun melakukan praktik itu,” katanya.
Paling tidak jika ada dukun bersalin, hendaknya dalam menjalankan prakteknya mesti didampingi petugas bidan, agar tetap terjaga dari sisi kesehatan ibu melahirkan, mencegah terjadinya pendarahan, infeksi dan ari-ari atau placentanya bisa dikeluarkan, sehingga ibu dan bayi terselamatkan.
Disinggung, belum lama ini di Kecamatan Abang, ada seorang ibu melahirkan hanya mendapatkan pertolongan sang suami, sehingga ibunya meninggal, hal itu sangat disayangkan. Sebab, kata Tirtayana, mulanya sang ibu rutin memeriksakan kandungannya ke bidan, bahkan pihak bidan telah memberikan nomor telepon, bilamana ada tanda-tanda hendak melahirkan agar segera melakukan kontak. “Ternyata sang ibu sakit perut, hendak melahirkan tengah malam, jika melakukan perjalanan menuju bidan praktek membutuhkan waktu 1,5 jam, maka melahirkan di rumahnya hanya tertolong suaminya,” katanya.
Tirtayana mengatakan di tahun 2014 saja, tercatat 16 ibu meninggal usai melahirkan. Penyebabnya, beragam, ada yang ibunya menderita sakit, ada yang menderita HIV, ada yang terlambat dapat pertolongan petugas kesehatan, dan sebagainya. Sedangkan di tahun 2013, tercatat 9 ibu melahirkan meninggal. “Tahun 2015 ini, baru tercatat lima ibu meninggal,” katanya.
Penyebab lainnya ibu meninggal usai melahirkan: usia ibu hamil terlalu muda, kurang pengetahuan soal kehamilan, kurang kontrol soal kehamilan, ibu punya penyakit saat bersalin, kebanyakan ibu meninggal saat melahirkan anak pertama dan sebagainya.
Tirtayana juga menyinggung kematian seorang ibu muda meninggal saat melahirkan anak pertama dari Desa Macang, Kecamatan Bebandem, status siswi kejar paket C PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Kecamatan Bebandem, Karangasem, Ni Kadek Ayu Singarsa Putri, 19., meninggal Senin (12/10), usai dioperasi rujukan RSUD Karangasem meninggal di RS Sanglah. “Saya masih cek apa penyebabnya, saya dengar ibu itu menderita sakit,” katanya.
Sesuai ketentuan Millennium Development Goals (MDGs), kata Tirtayana, paling tidak mencapai 102 angka kematian ibu melahirkan di bandingkan 100.000 ibu melahirkan hidup.
Di bagian lain Sekretaris Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Karangasem I Gusti Ayu Sumiati dihubungi, ada nada sambung tidak mengangkat telepon, mengenai perkembangan ibu melahirkan di Karangasem.
1
Komentar