Yutamana Minta Sudikerta Tidak Maju ke DPR RI
Disetornya nama Ketua DPD I Golkar Bali I Ketut Sudikerta menjadi Calon Legislatif (Caleg) DPR RI 2019 Dapil Bali, dengan dukungan para Ketua DPD II Golkar se–Bali, justru membuat khawatir sejumlah kader Golkar.
Beri Peluang kepada Kader Muda
DENPASAR, NusaBali
Salah satu kader senior Partai Golkar Bali Drs Ketut Yutamana Slamet MSi meminta Sudikerta untuk tidak maju ke Senayan. Yutamana meminta Sudikerta tidak maju ke DPR RI, supaya regenerasi berjalan di Partai Golkar. Karena Sudikerta sebelumnya sudah pernah di eksekutif. Yakni menjadi Wakil Bupati Badung selama dua periode, 2005–2010 dan 2010–2015, serta Wakil Gubernur Bali periode 2013–2018. Tetapi saat Pilgub Bali 27 Juni 2018, Sudikerta yang berpasangan dengan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, kalah.
“Saya minta supaya diberikan kesempatan kepada kader muda,” ujar politisi asal Kelurahan Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, ketika dikonfirmasi, Sabtu (7/7) siang
Menurut Yutamana walaupun peluang kader Golkar sangat terbuka menjadi calon, tetapi etikanya yang sudah pernah menikmati posisi empuk di eksekutif tidak berebut ke legislatif. “Kasih ruang kepada kader yang lain. Karena memang kaderisasi era sekarang itu repot dan ruwet. Tetapi kalau sudah pimpinan dari atas memberikan contoh, semuanya akan berjalan baik,” tuturnya.
Menjadi caleg dan duduk di eksekutif sama-sama memperjuangkan aspirasi rakyat. Namun kader muda diutamakan untuk maju. Hal ini tidak hanya untuk posisi legislatif atau eksekutif saja. “Siapa saja kader Golkar baik yang di eksekutif dan legislatif berlaku sama bagi kami. Tetapi kalau Pak Sudikerta sudah pernah di eksekutif, ya kasih yang muda-muda. Sebagai pimpinan seperti itulah harusnya,” ujar Yutamana.
Yutamana prihatin dengan situasi di Golkar yang saat ini kaderisasinya macet kalau tidak memberikan kesempatan kepada yang muda. Selama ini dirinya sebagai kader memang diam, tetapi diam mencermati situasi. “Apalagi di era milenial ini kalangan muda tampil beda dan bisa membawa Partai Golkar menjadi partai modern dengan tampil spesial. Golkar bisa tampil beda. Selama ini kami diam, mencermati, kami prihatin juga dengan situasi ini,” tegasnya.
Sementara Sudikerta secara terpisah dikonfirmasi, kemarin, mengatakan dirinya maju bukan atas keinginan sendiri. Tetapi atas dukungan para Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali. Setelah mendapatkan dukungan Ketua DPD II Golkar se-Bali, dia pun meminta restu keluarga dan istrinya Ida Ayu Ketut Sri Sumiatini. Nama Sudikerta pun sudah diusulkan ke DPP Partai Golkar, setelah dibahas alot dalam Rapat Penyusunan dan Verifikasi Caleg 2019, di Rumah Apresiasi Sudikerta, Jalan Drupadi Kota Denpasar, Kamis (5/7) lalu. “Jadi bukan saya maju karena kepentingan kursi jabatan, tetapi keinginan dan aspirasi kader di bawah melalui Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota. Mereka berkeinginan saya maju untuk menambah kursi DPR RI dari Partai Golkar dari 2 kursi di Pileg 2014 menjadi 3 kursi di Pileg 2019,” ucap politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, ini.
Dalam rapat pengusulan nama Sudikerta juga dibahas di Bali, atas kesepakatan Ketua DPD II Golkar Kabupaten dan Kota. Dalam rapat tersebut hadir Sudikerta, Sekretaris DPD I Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry, Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali I Gusti Putu Wijaya, Ketua DPD II Golkar se-Bali (kecuali Ketua DPD II Golkar Buleleng). Rapat dihadiri Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Bali, NTB, NTT Gede Sumarjaya Linggih alias Demer yang melakukan monitor proses penyusunan caleg DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi Bali. Sementara untuk caleg DPR RI nama-namanya diusulkan DPD I Golkar Bali, dan akan dibahas DPP Golkar. Demer didampingi anggota Pemenangan Pemilu Wilayah Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra, Dewa Made Widhiyasa Nida.
Sudikerta mengatakan setelah dirinya mendapatkan dorongan kabupaten dan kota serta kader, dirinya meminta waktu kepada keluarga termasuk istrinya. Setelah dialog dari hati ke hati akhirnya istrinya memberikan restu untuk maju ke DPR RI. “Ini memerlukan waktu panjang saya membahasnya. Akhirnya saya bicara dari hati ke hati dengan istri, dengan keluarga, akhirnya ada izin saya maju,” kata Sudikerta.
Dalam Pileg 2019 nanti, Golkar mengusung sembilan caleg DPR RI Dapil Bali. Selain Sudikerta, delapan caleg lagi adalah Gede Sumarjaya Linggih alias Demer (politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang kini anggota DPR RI), AA Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi (politisi asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung yang kini anggota DPR RI Dapil Bali), I Wayan Geredeg (politisi asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang mantan Bupati Karangasem dua periode), I Made Wijaya (politisi asal Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung yang kini Korwil Klungkung DPD I Golkar Bali), AA Sri Puspadewi, Dira Fatmayanty, I Gusti Ayu Amelinda Hanjani, dan I Gede Haryawan.
Sementara itu, Demer mengatakan caleg DPR RI Dapil Bali belum dibahas. Yang ada baru pengusulan nama-nama saja DPD I Golkar Bali. “Nanti DPP Golkar akan membahasnya. Sekarang ini hanya membahas caleg DPRD Bali dan DPRD Kabupaten/Kota se-Bali, itu sudah selesai. Saya ke Bali ini memonitor proses pembahasan caleg DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota,” tegas Demer saat dikonfirmasi usai pertemuan, Kamis (5/7).
Demer menyebutkan, DPP Golkar bisa menambahkan dan mengurangi daftar kandidat caleg DPR RI yang diusulkan DPD I Golkar Bali. “Soal menambah atau mengurangi, itu akan dibahas di pusat. Bukan saya memutuskan, tapi DPP Golkar,” katanya.
Terkait majunya Sudikerta ke DPR RI Dapil Bali, menurut Demer, dirinya tidak ada masalah. Dia siap bertarung secara kompetitif dan profesional. Namun, secara pribadi Demer sebetulnya ingin Sudikerta membantu kader lainnya ke kursi legislatif. Sebab, sebelumnya Sudikerta sudah dibantu maju ke Pilgub Bali 2018. “Ya, sekarang gantian dong Sudikerta bantu teman-teman yang telah membantunya di Pilgub Bali 2018. Jangan malah menjadi saingan kita,” pinta Demer.
Takut bersaing dengan Sudikerta? “Bukan takut, bukan itu ukurannya. Jangan hilangkan nalar. Intinya, kalau pembahasan caleg DPR RI tidak dilakukan dengan mekanisme rapat resmi, itu belum bisa dikatakan sah prosesnya. Kalau secara organisasi, belum ada keputusan apa pun terkait caleg DPR RI. Ingat itu,” tandas Demer.
Sebelumnya, kandidat caleg DPR RI dari Golkar Dapil Bali lainnya, Wayan Geredeg, juga mengingatkan Sudikerta sebaiknya memberi kesempatan kepada kader lain. “Gantian dong, masak borong semua. Teman-teman baru saja keringetan (bekerja keras) untuk tarung Pilgub Bali 2018,” ujar Wayan Geredeg yang juga Korwil Bali Bidang Intelijen DPP Golkar saat dikonfirmasi NusaBali, Senin (2/7) lalu. *nat
DENPASAR, NusaBali
Salah satu kader senior Partai Golkar Bali Drs Ketut Yutamana Slamet MSi meminta Sudikerta untuk tidak maju ke Senayan. Yutamana meminta Sudikerta tidak maju ke DPR RI, supaya regenerasi berjalan di Partai Golkar. Karena Sudikerta sebelumnya sudah pernah di eksekutif. Yakni menjadi Wakil Bupati Badung selama dua periode, 2005–2010 dan 2010–2015, serta Wakil Gubernur Bali periode 2013–2018. Tetapi saat Pilgub Bali 27 Juni 2018, Sudikerta yang berpasangan dengan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, kalah.
“Saya minta supaya diberikan kesempatan kepada kader muda,” ujar politisi asal Kelurahan Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, ketika dikonfirmasi, Sabtu (7/7) siang
Menurut Yutamana walaupun peluang kader Golkar sangat terbuka menjadi calon, tetapi etikanya yang sudah pernah menikmati posisi empuk di eksekutif tidak berebut ke legislatif. “Kasih ruang kepada kader yang lain. Karena memang kaderisasi era sekarang itu repot dan ruwet. Tetapi kalau sudah pimpinan dari atas memberikan contoh, semuanya akan berjalan baik,” tuturnya.
Menjadi caleg dan duduk di eksekutif sama-sama memperjuangkan aspirasi rakyat. Namun kader muda diutamakan untuk maju. Hal ini tidak hanya untuk posisi legislatif atau eksekutif saja. “Siapa saja kader Golkar baik yang di eksekutif dan legislatif berlaku sama bagi kami. Tetapi kalau Pak Sudikerta sudah pernah di eksekutif, ya kasih yang muda-muda. Sebagai pimpinan seperti itulah harusnya,” ujar Yutamana.
Yutamana prihatin dengan situasi di Golkar yang saat ini kaderisasinya macet kalau tidak memberikan kesempatan kepada yang muda. Selama ini dirinya sebagai kader memang diam, tetapi diam mencermati situasi. “Apalagi di era milenial ini kalangan muda tampil beda dan bisa membawa Partai Golkar menjadi partai modern dengan tampil spesial. Golkar bisa tampil beda. Selama ini kami diam, mencermati, kami prihatin juga dengan situasi ini,” tegasnya.
Sementara Sudikerta secara terpisah dikonfirmasi, kemarin, mengatakan dirinya maju bukan atas keinginan sendiri. Tetapi atas dukungan para Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali. Setelah mendapatkan dukungan Ketua DPD II Golkar se-Bali, dia pun meminta restu keluarga dan istrinya Ida Ayu Ketut Sri Sumiatini. Nama Sudikerta pun sudah diusulkan ke DPP Partai Golkar, setelah dibahas alot dalam Rapat Penyusunan dan Verifikasi Caleg 2019, di Rumah Apresiasi Sudikerta, Jalan Drupadi Kota Denpasar, Kamis (5/7) lalu. “Jadi bukan saya maju karena kepentingan kursi jabatan, tetapi keinginan dan aspirasi kader di bawah melalui Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota. Mereka berkeinginan saya maju untuk menambah kursi DPR RI dari Partai Golkar dari 2 kursi di Pileg 2014 menjadi 3 kursi di Pileg 2019,” ucap politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, ini.
Dalam rapat pengusulan nama Sudikerta juga dibahas di Bali, atas kesepakatan Ketua DPD II Golkar Kabupaten dan Kota. Dalam rapat tersebut hadir Sudikerta, Sekretaris DPD I Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry, Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali I Gusti Putu Wijaya, Ketua DPD II Golkar se-Bali (kecuali Ketua DPD II Golkar Buleleng). Rapat dihadiri Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Bali, NTB, NTT Gede Sumarjaya Linggih alias Demer yang melakukan monitor proses penyusunan caleg DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi Bali. Sementara untuk caleg DPR RI nama-namanya diusulkan DPD I Golkar Bali, dan akan dibahas DPP Golkar. Demer didampingi anggota Pemenangan Pemilu Wilayah Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra, Dewa Made Widhiyasa Nida.
Sudikerta mengatakan setelah dirinya mendapatkan dorongan kabupaten dan kota serta kader, dirinya meminta waktu kepada keluarga termasuk istrinya. Setelah dialog dari hati ke hati akhirnya istrinya memberikan restu untuk maju ke DPR RI. “Ini memerlukan waktu panjang saya membahasnya. Akhirnya saya bicara dari hati ke hati dengan istri, dengan keluarga, akhirnya ada izin saya maju,” kata Sudikerta.
Dalam Pileg 2019 nanti, Golkar mengusung sembilan caleg DPR RI Dapil Bali. Selain Sudikerta, delapan caleg lagi adalah Gede Sumarjaya Linggih alias Demer (politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang kini anggota DPR RI), AA Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi (politisi asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung yang kini anggota DPR RI Dapil Bali), I Wayan Geredeg (politisi asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang mantan Bupati Karangasem dua periode), I Made Wijaya (politisi asal Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung yang kini Korwil Klungkung DPD I Golkar Bali), AA Sri Puspadewi, Dira Fatmayanty, I Gusti Ayu Amelinda Hanjani, dan I Gede Haryawan.
Sementara itu, Demer mengatakan caleg DPR RI Dapil Bali belum dibahas. Yang ada baru pengusulan nama-nama saja DPD I Golkar Bali. “Nanti DPP Golkar akan membahasnya. Sekarang ini hanya membahas caleg DPRD Bali dan DPRD Kabupaten/Kota se-Bali, itu sudah selesai. Saya ke Bali ini memonitor proses pembahasan caleg DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota,” tegas Demer saat dikonfirmasi usai pertemuan, Kamis (5/7).
Demer menyebutkan, DPP Golkar bisa menambahkan dan mengurangi daftar kandidat caleg DPR RI yang diusulkan DPD I Golkar Bali. “Soal menambah atau mengurangi, itu akan dibahas di pusat. Bukan saya memutuskan, tapi DPP Golkar,” katanya.
Terkait majunya Sudikerta ke DPR RI Dapil Bali, menurut Demer, dirinya tidak ada masalah. Dia siap bertarung secara kompetitif dan profesional. Namun, secara pribadi Demer sebetulnya ingin Sudikerta membantu kader lainnya ke kursi legislatif. Sebab, sebelumnya Sudikerta sudah dibantu maju ke Pilgub Bali 2018. “Ya, sekarang gantian dong Sudikerta bantu teman-teman yang telah membantunya di Pilgub Bali 2018. Jangan malah menjadi saingan kita,” pinta Demer.
Takut bersaing dengan Sudikerta? “Bukan takut, bukan itu ukurannya. Jangan hilangkan nalar. Intinya, kalau pembahasan caleg DPR RI tidak dilakukan dengan mekanisme rapat resmi, itu belum bisa dikatakan sah prosesnya. Kalau secara organisasi, belum ada keputusan apa pun terkait caleg DPR RI. Ingat itu,” tandas Demer.
Sebelumnya, kandidat caleg DPR RI dari Golkar Dapil Bali lainnya, Wayan Geredeg, juga mengingatkan Sudikerta sebaiknya memberi kesempatan kepada kader lain. “Gantian dong, masak borong semua. Teman-teman baru saja keringetan (bekerja keras) untuk tarung Pilgub Bali 2018,” ujar Wayan Geredeg yang juga Korwil Bali Bidang Intelijen DPP Golkar saat dikonfirmasi NusaBali, Senin (2/7) lalu. *nat
Komentar