Pedagang Acung Dapat Tempat Khusus di PKB
Sebuah potret Pesta Kesenian Bali (PKB) ini memang jarang terekspos. Di bagian utara Kalangan Ayodya Taman Budaya-Art Center, Denpasar, ada sebuah tanah lapang yang dimanfaatkan sejumlah pedagang acung untuk menggelar dagangannya.
DENPASAR, NusaBali
Pihak UPT Taman Budaya menyebut, tempat ini adalah solusi untuk pedagang dengan kondisi ekonomi ke bawah agar tidak berkeliaran di area PKB. Di tempat itu, segala macam makanan dijual dengan harga terjangkau. Ada yang menjual nasi bungkus, tipat sate, lumpia, hingga makanan ringan. Sampai-sampai, mainan anak juga dijual di sana. Menurut Kepala UPT Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gusti Agung Ngurah Diputra, yang tertampung di sana adalah pedagang yang memang dengan kondisi ekonomi bawah. Mereka pun tidak membayar sepeserpun untuk bisa berjualan di utara Kalangan Ayodya.
“Semua pedagang dengan kondisi penghasilan rendah memang kita tempatkan di situ. Kita tidak sampai hati dengan mereka. Mereka tidak bayar sepeserpun, asalkan mereka mau tidak mengganggu sampai ke areal PKB. Kalau tidak diberikan, mereka akan mengganggu di barat, di tempat stand kuliner itu,” katanya, Sabtu (7/7).
Pihaknya pun mengimbau, agar para pedagang menata diri dengan baik, seraya membersihkan areal tempatnya berjualan. Dirinya juga mengingatkan pedagang acung jangan membandel masuk ke area stand makanan dan sekitar wantilan. Karena membandel inilah, mereka jadi kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP. Padahal, sudah diberikan tempat di sana.
“Masih ada pedagang yang bengkung (bandel). Jadinya, lagi diuber-uber sama Satpol PP. Padahal saya sudah imbau, pedagang lumpia terutama yang bengkung biar jualannya di di utara Ayodya saja. Kalau yang di stand itu, kan mereka bayar sewa. Biar mereka (yang sewa stand) tidak terganggu juga,” katanya.
Di tempat jualan sekitar kalangan Ayodya pun, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak keamanan. Setiap harinya, ada dua hingga tiga petugas Satpol PP yang berjaga di sana. Mereka berjaga agar pedagang acung tidak meluber sampai ke areal yang digunakan sebagai ajang PKB. “Ada satu pos keamanan di sana. Setiap hari ada yang jaga, agar tidak sampai meluber ke areal PKB. Dengan demikian, pedagang acung juga aman berjualan, karena tidak bermain kucing-kucingan dengan petugas. Hanya ada sejumlah pedagang yang masih bengkung masuk areal stand makananm” tandasnya. *ind
Pihak UPT Taman Budaya menyebut, tempat ini adalah solusi untuk pedagang dengan kondisi ekonomi ke bawah agar tidak berkeliaran di area PKB. Di tempat itu, segala macam makanan dijual dengan harga terjangkau. Ada yang menjual nasi bungkus, tipat sate, lumpia, hingga makanan ringan. Sampai-sampai, mainan anak juga dijual di sana. Menurut Kepala UPT Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gusti Agung Ngurah Diputra, yang tertampung di sana adalah pedagang yang memang dengan kondisi ekonomi bawah. Mereka pun tidak membayar sepeserpun untuk bisa berjualan di utara Kalangan Ayodya.
“Semua pedagang dengan kondisi penghasilan rendah memang kita tempatkan di situ. Kita tidak sampai hati dengan mereka. Mereka tidak bayar sepeserpun, asalkan mereka mau tidak mengganggu sampai ke areal PKB. Kalau tidak diberikan, mereka akan mengganggu di barat, di tempat stand kuliner itu,” katanya, Sabtu (7/7).
Pihaknya pun mengimbau, agar para pedagang menata diri dengan baik, seraya membersihkan areal tempatnya berjualan. Dirinya juga mengingatkan pedagang acung jangan membandel masuk ke area stand makanan dan sekitar wantilan. Karena membandel inilah, mereka jadi kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP. Padahal, sudah diberikan tempat di sana.
“Masih ada pedagang yang bengkung (bandel). Jadinya, lagi diuber-uber sama Satpol PP. Padahal saya sudah imbau, pedagang lumpia terutama yang bengkung biar jualannya di di utara Ayodya saja. Kalau yang di stand itu, kan mereka bayar sewa. Biar mereka (yang sewa stand) tidak terganggu juga,” katanya.
Di tempat jualan sekitar kalangan Ayodya pun, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak keamanan. Setiap harinya, ada dua hingga tiga petugas Satpol PP yang berjaga di sana. Mereka berjaga agar pedagang acung tidak meluber sampai ke areal yang digunakan sebagai ajang PKB. “Ada satu pos keamanan di sana. Setiap hari ada yang jaga, agar tidak sampai meluber ke areal PKB. Dengan demikian, pedagang acung juga aman berjualan, karena tidak bermain kucing-kucingan dengan petugas. Hanya ada sejumlah pedagang yang masih bengkung masuk areal stand makananm” tandasnya. *ind
1
Komentar