5.000 Mahasiswa Undiksha KKN di 145 Desa
Sebanyak 5.000 mahasiswa Undiksha Singaraja, Bali, melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode tahun 2018 pada 145 desa yang tersebar di tiga kabupaten, yakni 79 desa di Tabanan, 51 desa di Jembrana dan 15 desa di Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
"Mahasiswa yang melaksanakan KKN tahun ini sudah dilepas, bahkan sudah ada yang melaksanakan program di desa," kata Ketua Lembaga Pengembangan, Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Undiksha Prof Dr Anak Agung Istri Ngurah Marhaeni, MA, di Singaraja, Kamis (5/7).
Untuk Buleleng, pelepasan mahasiswa KKN sudah dilaksanakan pada Rabu (4/7), lalu mahasiswa yang KKN di Jembrana sudah dilepas pada Kamis (5/7), sedangkan mahasiswa yang KKN di Tabanan dilepas pada Jumat (6/7).
Ngurah Marhaeni menjelaskan, sebelum memilih tempat pelaksanaan KKN, timnya telah melakukan beberapa pertimbangan, termasuk melakukan pendekatan terhadap pemerintah kabupaten di tempat tujuan KKN. "Mahasiswa yang KKN itu akan diawasi dengan sistem informasi secara online. Selain berbasis online, pengawasan peserta KKN juga dilakukan dengan manual. Kami menugaskan dosen pembimbing dan dosen pengawas untuk melakukan monitoring mahasiswa ke desa KKN," katanya.
Selain melaksanakan program di desa, kata Marhaeni, mahasiswa juga diwajibkan membuat sebuah laporan untuk tugas akhir KKN mereka. Ujian KKN dilakukan untuk menilai kualitas laporan dan bagaimana mereka mempertanggungjawabkan kegiatannya di desa. "Penilaian yang paling penting adalah disiplin dan integritas. Jadi, selama KKN dalam lima minggu di desa, kami izinkan dispensasi sebanyak empat kali. Di situ kami mengajarkan mereka untuk disiplin," katanya.
Penilaian lainnya, kata Marhaeni, adalah bagaimana mahasiswa bisa berbaur dengan masyarakat dan membantu masyarakat dalam melaksanakan program-program pembangunan desa. "Dengan begitu mahasiswa harus mempunyai rasa cinta terhadap lingkungan dan masyarakat," katanya.
Sementara itu, Rektor Undiksha Dr Nyoman Jampel mengatakan kegiatan KKN sangat penting dilakukan mahasiswa, selain untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di kampus, juga untuk belajar beradaptasi dengan lingkungan di luar kampus. "Mereka menerapkan program yang sudah mereka buat untuk masyarakat, dan mahasiswa juga bisa belajar dari masyarakat," katanya. *ant
"Mahasiswa yang melaksanakan KKN tahun ini sudah dilepas, bahkan sudah ada yang melaksanakan program di desa," kata Ketua Lembaga Pengembangan, Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Undiksha Prof Dr Anak Agung Istri Ngurah Marhaeni, MA, di Singaraja, Kamis (5/7).
Untuk Buleleng, pelepasan mahasiswa KKN sudah dilaksanakan pada Rabu (4/7), lalu mahasiswa yang KKN di Jembrana sudah dilepas pada Kamis (5/7), sedangkan mahasiswa yang KKN di Tabanan dilepas pada Jumat (6/7).
Ngurah Marhaeni menjelaskan, sebelum memilih tempat pelaksanaan KKN, timnya telah melakukan beberapa pertimbangan, termasuk melakukan pendekatan terhadap pemerintah kabupaten di tempat tujuan KKN. "Mahasiswa yang KKN itu akan diawasi dengan sistem informasi secara online. Selain berbasis online, pengawasan peserta KKN juga dilakukan dengan manual. Kami menugaskan dosen pembimbing dan dosen pengawas untuk melakukan monitoring mahasiswa ke desa KKN," katanya.
Selain melaksanakan program di desa, kata Marhaeni, mahasiswa juga diwajibkan membuat sebuah laporan untuk tugas akhir KKN mereka. Ujian KKN dilakukan untuk menilai kualitas laporan dan bagaimana mereka mempertanggungjawabkan kegiatannya di desa. "Penilaian yang paling penting adalah disiplin dan integritas. Jadi, selama KKN dalam lima minggu di desa, kami izinkan dispensasi sebanyak empat kali. Di situ kami mengajarkan mereka untuk disiplin," katanya.
Penilaian lainnya, kata Marhaeni, adalah bagaimana mahasiswa bisa berbaur dengan masyarakat dan membantu masyarakat dalam melaksanakan program-program pembangunan desa. "Dengan begitu mahasiswa harus mempunyai rasa cinta terhadap lingkungan dan masyarakat," katanya.
Sementara itu, Rektor Undiksha Dr Nyoman Jampel mengatakan kegiatan KKN sangat penting dilakukan mahasiswa, selain untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di kampus, juga untuk belajar beradaptasi dengan lingkungan di luar kampus. "Mereka menerapkan program yang sudah mereka buat untuk masyarakat, dan mahasiswa juga bisa belajar dari masyarakat," katanya. *ant
1
Komentar