nusabali

Tjok Pemecutan: Incumbent Cukup Dua Periode

  • www.nusabali.com-tjok-pemecutan-incumbent-cukup-dua-periode

Tokoh senior Partai Golkar, Tjokorda Pemecutan XI angkat bicara soal pro- kontra dan regenerasi di Partai Golkar, ketika seorang kader mencalonkan diri di eksekutif maupun legislatif.

Pro Kontra Regenerasi di Golkar Bali

DENPASAR,NusaBali
Tjok Pemecutan menyikapi pendapat yang disampaikan kader Golkar Badung, I Ketut Yutamana Slamet supaya para senior di Partai Golkar memberikan kesempatan kepada anak-anak muda untuk maju di legislatif dan eksekutif.

Menurut Tjok Pemecutan untuk proses pencalegan atau pencalonan kader di kursi eksekutif maupun legislatif sebaiknya dibatasi dengan dua periode saja serta berjenjang. Tidak menggunakan takaran senior-junior. “Ketika sudah incumbent 2 periode di satu level ya sudah ganti saja, kasih yang lain,” ujarnya di Denpasar, Minggu (8/7) siang.

Kata dia, kalau kader sudah dua periode di DPRD Kabupaten/Kota naik ke provinsi dan seterusnya. “Jangan sampai meakah (berakar) itu pantat. Saya setuju kalau Dewan Pakar dan Dewan Etik DPP Golkar usulkan membatasi kader Golkar yang incumbent menjabat di level tertentu. Cukup dua periode saja di levelnya. Setelah itu promosi,” tegas mantan Ketua DPRD Badung ini.

Tjok Pemecutan sendiri sudah pernah menerapkan sistem berjenjang dalam posisi jabatan di saat partai menugaskan dirinya di legislatif. Mulai berjenjang di DPRD Badung, DPRD Bali, DPR RI. Sehingga terjadi regenerasi.

“Sekarang ini incumbent tidak mau beranjak. Sudah tiga periode di DPRD Kabupaten, tidak mau naik ke level provinsi. Sudah tiga kali di provinsi tidak mau naik ke DPR RI. Sudah tiga kali di DPR RI masih nggak mau diganti. Giliran dong. Kalau begini, kapan kader lain dapat kesempatan? Katanya mau regenerasi?,” ujar Tjok Pemecutan.

Menurut dia incumbent yang terus bercokol di satu level jelas akan mengakibatkan regenerasi di Partai Golkar tidak jalan. Hal ini akan menyebabkan terjepitnya para new comer (pendatang baru). Kader jadi malas untuk maju nyaleg. Fenomena itu sudah terjadi sekarang.

“Bagaimana melawan incumbent? Mereka pakai bansos dan hibah dari APBD. Sementara yang new comer jelas tidak punya bansos. Ibarat yang incumbent makan nasi goreng, yang new comer makan nasi aking (nasi campur ubi). Jelas kalah kelas,” tegas suami Anak Agung Ayu Suryaningsih ini.

Tjok Pemecutan juga meminta induk Partai Golkar supaya melakukan evaluasi terhadap rekrutmen kepengurusan di Partai Golkar. Karena ada motif mereka yang menjadi pengurus hanya target menjadi caleg. “Sebaiknya yang akan menjadi pengurus partai ya fokus mengurus partai. Tidak maju sebagai caleg atau calon bupati, calon gubernur, maupun calon walikota. Sehingga mereka murni membesarkan Partai Golkar,” pungkas Tjok Pemecutan. *nat

Komentar