Penataan Tukad Mati Segmen Dua Mulai dengan Peninggian Tanggul
Penataan Tukad Mati segmen dua dari Sunset Road menuju muara sungai dimulai dengan peninggian tanggul dan pembangunan parapet beton.
MANGUPURA, NusaBali
Peninggian tanggul dan parapet beton ini dilakukan sepanjang 2 kilometer panjang aliran sungai. Ditargetkan tahun ini pengerjaan dapat menyelesaikan di kawasan Legian, Kecamatan Kuta, Badung.
Kasatker Pelaksanaan Jaringan Sumber Air dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida I Putu Eddy Purnawijaya, mengatakan untuk proyek penataan Tukad Mati yang di Legian saat ini sedang dibangun tanggul. Targetnya sepanjang 2 km sesuai panjang aliran sungai. Yang sudah jadi saat ini baru 500 meter. Selain membangun tanggul juga membangun parapet beton dengan panjang 2 km. Yang sudah selesai sekitar 400 m. “Peninggian itu dilakukan sepanjang sungai. Jadi kalau ditotal panjangnya berarti dikali dua karena dilakukan pada dua sisi sungai,” tuturnya ketika dikonfirmasi, Senin (9/7).
Untuk peninggian dan pembangunan parapet ini dilakukan khusus untuk di Legian. Karena pada kawasan ini sering terjadi luapan air saat terjadi hujan deras. Sementara untuk di muara sungai konstruksinya berbeda.
Menurutnya, proyek yang dikerjakan dengan multi years ini (dari 2017 – 2019) tahun ini pada bagian tengah proyek (di Legian) ditargetkan selesai. Namun secara keseluruhan ditargetkan selesai 2019. Dikatakan pengerjaan ini tak hanya membangun parapet dan peninggian tanggul, tetapi akan ada normalisasi dan pengerukan sedimentasi.
“Saat ini sedang dilakukan peninggian tanggul pada kedua sisi dan pembangunan parapet. Setelah itu baru pengerukan sedimen dan perapian. Tujuannya agar air dapat mengalir dengan lancar sehingga tak terjadi luapan air saat banjir. Tinggi tanggulnya dinaikkan sekitar 70 cm. Namun tergantung kondisi, jika lebih rendah akan dilakukan peninggian yang lebih. Artinya disesuaikan dengan kondisi,” beber Eddy Purnawijaya.
Dia menjelaskan pengerjaan normalisasi Tukad Mati ini dilakukan selama tiga tahun anggaran, yakni 2017 hingga 2019 dengan jangka waktu pelaksanaan selama 742 hari kerja. Normalisasi ini selain penataan pada muara, juga pengerukan sedimentasi pada tukad sepanjang 8 km, penambahan tinggi pada tanggul yang sering terjadi luapan air saat banjir, dan penataan lainnya. “Pengerjaan proyek ini dibagi dalam dua segmen. Segmen pertama dimulai dari daerah Gunung Soputan hingga Sunset Road. Segmen duanya dari Sunset Road menuju muaranya,” ungkapnya. *p
Peninggian tanggul dan parapet beton ini dilakukan sepanjang 2 kilometer panjang aliran sungai. Ditargetkan tahun ini pengerjaan dapat menyelesaikan di kawasan Legian, Kecamatan Kuta, Badung.
Kasatker Pelaksanaan Jaringan Sumber Air dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida I Putu Eddy Purnawijaya, mengatakan untuk proyek penataan Tukad Mati yang di Legian saat ini sedang dibangun tanggul. Targetnya sepanjang 2 km sesuai panjang aliran sungai. Yang sudah jadi saat ini baru 500 meter. Selain membangun tanggul juga membangun parapet beton dengan panjang 2 km. Yang sudah selesai sekitar 400 m. “Peninggian itu dilakukan sepanjang sungai. Jadi kalau ditotal panjangnya berarti dikali dua karena dilakukan pada dua sisi sungai,” tuturnya ketika dikonfirmasi, Senin (9/7).
Untuk peninggian dan pembangunan parapet ini dilakukan khusus untuk di Legian. Karena pada kawasan ini sering terjadi luapan air saat terjadi hujan deras. Sementara untuk di muara sungai konstruksinya berbeda.
Menurutnya, proyek yang dikerjakan dengan multi years ini (dari 2017 – 2019) tahun ini pada bagian tengah proyek (di Legian) ditargetkan selesai. Namun secara keseluruhan ditargetkan selesai 2019. Dikatakan pengerjaan ini tak hanya membangun parapet dan peninggian tanggul, tetapi akan ada normalisasi dan pengerukan sedimentasi.
“Saat ini sedang dilakukan peninggian tanggul pada kedua sisi dan pembangunan parapet. Setelah itu baru pengerukan sedimen dan perapian. Tujuannya agar air dapat mengalir dengan lancar sehingga tak terjadi luapan air saat banjir. Tinggi tanggulnya dinaikkan sekitar 70 cm. Namun tergantung kondisi, jika lebih rendah akan dilakukan peninggian yang lebih. Artinya disesuaikan dengan kondisi,” beber Eddy Purnawijaya.
Dia menjelaskan pengerjaan normalisasi Tukad Mati ini dilakukan selama tiga tahun anggaran, yakni 2017 hingga 2019 dengan jangka waktu pelaksanaan selama 742 hari kerja. Normalisasi ini selain penataan pada muara, juga pengerukan sedimentasi pada tukad sepanjang 8 km, penambahan tinggi pada tanggul yang sering terjadi luapan air saat banjir, dan penataan lainnya. “Pengerjaan proyek ini dibagi dalam dua segmen. Segmen pertama dimulai dari daerah Gunung Soputan hingga Sunset Road. Segmen duanya dari Sunset Road menuju muaranya,” ungkapnya. *p
Komentar