Penyelidikan Fokus ke KM Cilacap Jaya yang Jadi Pemicu Kebakaran
Polisi masih memeriksa 14 saksi terkait insiden terbakarnya 45 kapal ikan di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa, Senin dinihari, termasuk nakhoda dan ABK dari KM Cilacap Jaya karya
Jumlah Kapal Ikan yang Hangus Terbakar di Pelabuhan Benoa Bertambah Menjadi 45 Unit
DENPASAR, NusaBali
Jumlah kapal ikan yang hangus terbakar di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Senin (9/7) dinihari, bertambah menjadi 45 unit dari semula 40 unit yang terdata sebelumnya. Polisi saat ini masih fokus melakukan penyelidikan di KM Cilacap Jaya Karya, kapal yang menjadi pemicu kebakaran
Sampai Selasa (10/7) siang, Kapolresta Denpasar Kombes Hadi Purnomo mengaku baru menerima laporan 40 kapal yang terbakar. Namun, laporan terakhir dari Polsek KP3 Benoa, Selasa sore, disebutkan jumlah kapal yang terbakar bertambah menjadi 45 unit. Dari jumlah itu, sebanyak 32 kapal di antaranya milik PT Bandar Bandar, sementara 7 kapal milik PT AFKI, dan 6 kapal lainnya milik PT Intimas.
Petugas pemadam masih berupaya melakukan proses pendinginan pada puing 45 kapal yang terbakar ini. Pantauan NusaBali di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa, Selasa kemarin, petugas pemadam tampak berupaya melakukan penyemprotan di beberapa puing kapal yang masih mengeluarkan asap. Diduga kuat, asap ini berasal dari bahan bakar solar kapal yang belum habis terbakar.
Selain itu, petugas pemadam juga melakukan penyedotan air dari puing KM Cilacap Jaya Karya, yang menjadi fokus penyelidikan. Pasalnya, api pertama kali muncul dari kapal ini, Senin dinihari sekitar pukul 02.00 Wita. Api kemudian dengan cepat menyebar hingga menghanguskan total 45 kapal ikan.
Tim Labfor Mabes Polri Cabang Denpasar, hingga kemarin masih fokus melakukan penyelidikan di KM Cilacap Jaya Karya, kapal yang menjadi pemicu kebakaran. Kapolresta Kombes Hadi Purnomo mengatakan, munculnya api diduga dari mesin KM Cilacap Jaya Karya milik PT AKFI.
Hanya saja, pihaknya masih mendalami penyelidikan apakah ini murni kebakaran, human error, atau ada unsur kesengajaan? “Kita belum men-justice kalau belum ahlinya yang berbicara,” tandas Kombes Hadi saat ditemui NusaBali di Mapolresta Denpasar, Selasa kemarin.
Kombes Hadi menegaskan, selain fokus pemeriksaan KM Cilacap Jaya Karya yang jadi pemicu kebakaran, polisi juga sedang memintai keterangan 14 saksi. Termasuk di antaranya nakhoda dan anak buah kapal (ABK) KM Cilacap Jaya Karya. Keterangan awal, mesin yang diduga menjadi sumber api dipakai untuk menyalakan lampu dan menanak nasi.
“Buat sementara, baru itu saja yang bisa disampaikan karena pemeriksaan masih berjalan. Kita juga menunggu hasil pemeriksaan Labfor kurang lebih selama seminggu,” papar Kombes Hadi.
Terkait perizinan, menurut Kombes Hadi, seluruh kapal yang bersandar di Pelabuhan Benoa memiliki izin. Hanya saja, penumpukan terjadi di dermaga, karena masih menunggu Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (Ditjen PT) Kementerian Perikanan dan Kelautan (Kanlut). “Ini harus menjadi perhatian pemerintah. Karena kalau kapal terlalu lama bersandar, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kossleting,” katanya.
Saat ini, diperkirakan ada 600-700 kapal yang menunggu SIPI dari Ditjen PT Kemente-rian Kanlut. Dari jumlah itu, kata Kombes Hadi, hanya 7 kapal yang siap berlayar. Pihaknya tidak mengetahui pasti berapa lama izin dikeluarkan oleh pemerintah. Yang jelad, beranjak dari dua kali beruntut kasus kebakaran kapal-kapal di Pelabuhan Benoa dalam kurun sepekan terakhir, pihaknya segera akan mengumpulkan instansi terkait, seperti PT Pelindo, Syahbandar, maupun Kementerian Kanlut.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali Kombes Hengky Widjaja mengatakan, dalam KM Cilacap Jaya Karya yang menjadi sumber munculnya api hingga terjadi kebakaran 45 kapal, terdapat tiga mesin. Saat kejadian, hanya satu mesin untuk kelistrikan dan freezer yang menyala. “Sekarang masih didalami apakah mesin yang menyala ini menjadi penyebab munculnya api?” ungkap Kombes Hadi saat dikonfirmasi terpisah, Selasa kemarin.
Menurut Kombes Hengky, saat ini jajaran Polsek KP3 Benoa masih melakukan pendataan administrasi jumlah masuknya kapal ke Pelabuhan Benoa. Para pemilik kapal diminta menunjukkan dokumen agar bisa dipastikan total kapal yang terbakar. “Pihak perusahaan juga tidak bisa memastikan, sehingga diminta dokumentasi yang sah,” ujar Kombes Hengky.
Selain itu, lanjut dia, kepolisian juga masih mempelajari berapa maksimal kapal yang dibolehkan bersandar di Pelabuhan Benoa. Begitu juga mengenai prosedur parkir kapal. “Bagaimana juga bila sedang menunggu kapal dan bagaimana menyalakan mesin kapal, dan bagaimana bila ada kebakaran, itu masih dipelajari tim gabungan,” pungkasnya.
Musibah terbakarnya 45 kapal ikan di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa ini terjadi sejak Senin dinihari pukul 02.00 Wita. Informasi di lapangan, KM Cilacap Jaya Karya yang paling awal terbakar, rencananya akan berlayar Senin pagi ke Laut Aru. Kapal motor penangkap ikan tuna ini membawa sekitar 17 ABK. Namun, saat kejadian, hanya 12 ABK yang ada di atas kapal.
Sebelumnya, Minggu (8/7) malam sekitar pukul 22.00 Wita, ABK KM Cilacap Jaya Karya memasok logistik seperti makanan, minuman, dan lainnya ke dalam ruang pendingin kapal. Selanjutnya, ABK juga sudah melakukan pemeriksaan pada panel-panel listrik di dalam kapal. Dari pemeriksaan, semuanya dinyatakan baik-baik saja. “Jadi, sebe-lum kejadian, hanya mesin pendingin di kapal saja yang hidup. Sedangkan mesin utamanya mati,” jelas sumber NusaBali.
Dugaan awal, api berasal dari korsleting ruang pendingin di dalam kapal. Api dengan cepat melalap bagian kapal yang terbuat dari kayu dan fiber. Karena posisi kapal berdempetan dan angin bertiup kencang, api dengan cepat menyebar ke puluhan kapal di sebelahnya. *rez
DENPASAR, NusaBali
Jumlah kapal ikan yang hangus terbakar di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Senin (9/7) dinihari, bertambah menjadi 45 unit dari semula 40 unit yang terdata sebelumnya. Polisi saat ini masih fokus melakukan penyelidikan di KM Cilacap Jaya Karya, kapal yang menjadi pemicu kebakaran
Sampai Selasa (10/7) siang, Kapolresta Denpasar Kombes Hadi Purnomo mengaku baru menerima laporan 40 kapal yang terbakar. Namun, laporan terakhir dari Polsek KP3 Benoa, Selasa sore, disebutkan jumlah kapal yang terbakar bertambah menjadi 45 unit. Dari jumlah itu, sebanyak 32 kapal di antaranya milik PT Bandar Bandar, sementara 7 kapal milik PT AFKI, dan 6 kapal lainnya milik PT Intimas.
Petugas pemadam masih berupaya melakukan proses pendinginan pada puing 45 kapal yang terbakar ini. Pantauan NusaBali di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa, Selasa kemarin, petugas pemadam tampak berupaya melakukan penyemprotan di beberapa puing kapal yang masih mengeluarkan asap. Diduga kuat, asap ini berasal dari bahan bakar solar kapal yang belum habis terbakar.
Selain itu, petugas pemadam juga melakukan penyedotan air dari puing KM Cilacap Jaya Karya, yang menjadi fokus penyelidikan. Pasalnya, api pertama kali muncul dari kapal ini, Senin dinihari sekitar pukul 02.00 Wita. Api kemudian dengan cepat menyebar hingga menghanguskan total 45 kapal ikan.
Tim Labfor Mabes Polri Cabang Denpasar, hingga kemarin masih fokus melakukan penyelidikan di KM Cilacap Jaya Karya, kapal yang menjadi pemicu kebakaran. Kapolresta Kombes Hadi Purnomo mengatakan, munculnya api diduga dari mesin KM Cilacap Jaya Karya milik PT AKFI.
Hanya saja, pihaknya masih mendalami penyelidikan apakah ini murni kebakaran, human error, atau ada unsur kesengajaan? “Kita belum men-justice kalau belum ahlinya yang berbicara,” tandas Kombes Hadi saat ditemui NusaBali di Mapolresta Denpasar, Selasa kemarin.
Kombes Hadi menegaskan, selain fokus pemeriksaan KM Cilacap Jaya Karya yang jadi pemicu kebakaran, polisi juga sedang memintai keterangan 14 saksi. Termasuk di antaranya nakhoda dan anak buah kapal (ABK) KM Cilacap Jaya Karya. Keterangan awal, mesin yang diduga menjadi sumber api dipakai untuk menyalakan lampu dan menanak nasi.
“Buat sementara, baru itu saja yang bisa disampaikan karena pemeriksaan masih berjalan. Kita juga menunggu hasil pemeriksaan Labfor kurang lebih selama seminggu,” papar Kombes Hadi.
Terkait perizinan, menurut Kombes Hadi, seluruh kapal yang bersandar di Pelabuhan Benoa memiliki izin. Hanya saja, penumpukan terjadi di dermaga, karena masih menunggu Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (Ditjen PT) Kementerian Perikanan dan Kelautan (Kanlut). “Ini harus menjadi perhatian pemerintah. Karena kalau kapal terlalu lama bersandar, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kossleting,” katanya.
Saat ini, diperkirakan ada 600-700 kapal yang menunggu SIPI dari Ditjen PT Kemente-rian Kanlut. Dari jumlah itu, kata Kombes Hadi, hanya 7 kapal yang siap berlayar. Pihaknya tidak mengetahui pasti berapa lama izin dikeluarkan oleh pemerintah. Yang jelad, beranjak dari dua kali beruntut kasus kebakaran kapal-kapal di Pelabuhan Benoa dalam kurun sepekan terakhir, pihaknya segera akan mengumpulkan instansi terkait, seperti PT Pelindo, Syahbandar, maupun Kementerian Kanlut.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali Kombes Hengky Widjaja mengatakan, dalam KM Cilacap Jaya Karya yang menjadi sumber munculnya api hingga terjadi kebakaran 45 kapal, terdapat tiga mesin. Saat kejadian, hanya satu mesin untuk kelistrikan dan freezer yang menyala. “Sekarang masih didalami apakah mesin yang menyala ini menjadi penyebab munculnya api?” ungkap Kombes Hadi saat dikonfirmasi terpisah, Selasa kemarin.
Menurut Kombes Hengky, saat ini jajaran Polsek KP3 Benoa masih melakukan pendataan administrasi jumlah masuknya kapal ke Pelabuhan Benoa. Para pemilik kapal diminta menunjukkan dokumen agar bisa dipastikan total kapal yang terbakar. “Pihak perusahaan juga tidak bisa memastikan, sehingga diminta dokumentasi yang sah,” ujar Kombes Hengky.
Selain itu, lanjut dia, kepolisian juga masih mempelajari berapa maksimal kapal yang dibolehkan bersandar di Pelabuhan Benoa. Begitu juga mengenai prosedur parkir kapal. “Bagaimana juga bila sedang menunggu kapal dan bagaimana menyalakan mesin kapal, dan bagaimana bila ada kebakaran, itu masih dipelajari tim gabungan,” pungkasnya.
Musibah terbakarnya 45 kapal ikan di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa ini terjadi sejak Senin dinihari pukul 02.00 Wita. Informasi di lapangan, KM Cilacap Jaya Karya yang paling awal terbakar, rencananya akan berlayar Senin pagi ke Laut Aru. Kapal motor penangkap ikan tuna ini membawa sekitar 17 ABK. Namun, saat kejadian, hanya 12 ABK yang ada di atas kapal.
Sebelumnya, Minggu (8/7) malam sekitar pukul 22.00 Wita, ABK KM Cilacap Jaya Karya memasok logistik seperti makanan, minuman, dan lainnya ke dalam ruang pendingin kapal. Selanjutnya, ABK juga sudah melakukan pemeriksaan pada panel-panel listrik di dalam kapal. Dari pemeriksaan, semuanya dinyatakan baik-baik saja. “Jadi, sebe-lum kejadian, hanya mesin pendingin di kapal saja yang hidup. Sedangkan mesin utamanya mati,” jelas sumber NusaBali.
Dugaan awal, api berasal dari korsleting ruang pendingin di dalam kapal. Api dengan cepat melalap bagian kapal yang terbuat dari kayu dan fiber. Karena posisi kapal berdempetan dan angin bertiup kencang, api dengan cepat menyebar ke puluhan kapal di sebelahnya. *rez
1
Komentar