Underdog, Kroasia Siap Puputan Lawan Inggris
Kroasia diposisikan underdog oleh berbagai bursa taruh saat menghadapi Inggris dalam laga semnifinal Piala Dunia 2018, Rabu (11/8) malam atau Kamis (12/7) dinihari Nanti.
Tim Kroasia sendiri bertarung di Piala Dunia 2018 dengan bermaterikan sejumlah pemain top yang telah meraih prestasi di level klub. Mandzukic sebelumnya menjadi bagian klub Jerman, Bayern Muenchen, yang sukses meraih treble musim 2012/2013 lalu. Prestasi serupa juga direngkuh midfielder Ivan Rakitic, yang meraih treble bersama Barcelona musim 2014/2015. Sedangkan kapten Kroasia, Luka Modric, ikut membantu Real Madrid memenangi empat gelar juara Liga Champions dalam kurun 5 musim terakhir. "Rasanya berbeda. Terasa istimewa melakukan sesuatu dengan tim nasional," tegas Mandzukic.
Penampilan apik Kroasia di Piala Dunia 2018 ini tidak terlepas dari kontribusi besar Luca Modric dan Ivan Rakitic. Dua gelandang inilah yang menjadi dinamu (motor penggerak) The Blazers, hingga mampu sapu bersih kemenangan di tiga pertandingan fase grup, termasuk hancurkan tim favorit Argentna 3-0. Mereka juga sukses membawa Kroasia menenangkan drama adu penalti melawan Denmark di babak perdelapan final dan menang adu penalti atas tuan rumah Rusia di perempat final.
Ivan Rakitic tercatat sudah melepaskan 279 umpan dengan 239 di antaranya sukses, menciptakan 12 attempt, dan mencetak satu gol. Sedangkan Luca Modric sudah melepaskan 367 passing, 304 di antaranya sukses, membuat 10 attempt, serta menciptakan 2 gol dan 1 assist.
Berkat Rakitic dan Modric di lini tengah, serangan Kroasia tetap mengalir. Meski tak punya penyerang seproduktif Harry Kane, namun Kroasia terbukti tetap mengerikan di Piala Dunia 2018, di mana mereka menjadi tim ketiga dengan percobaan mencetak gol terbanyak, setelah Brasil dan Belgia.
Tak pelak, duel Modric-Rakitic akan menjadi ancaman serius bagi Inggris asuhan pelatih Gareth Southgate. Gelandang andalan Inggris, Eric Dier, bahkan terang-terangan berharap timnya bisa meredam Modric-Rakitic dalam duel nanti. "Mereka adalah dua pemain fantastis, berkelas dunia di posisinya. Mereka bermain di level yang amat tinggi bersama klubnya," tandas Eric Dier.
Eric Dier mengaku belum pernah menghadapi Rakitic, namun sia sempat dua kali menghadapi Modric di Liga Champions 2017/2018. "Dia (Modric) pemain luar biasa yang bisa menciptakan momen ajaib. Saya pikir dia adalah salah satu pemain yang luar biasa di Piala Dunia sejauh ini,” lanjut gelandang asal klub Tottenham Hotspur ini.
Sementara, gelandang muda Inggris, Dele Alli, ancam akan kembali ‘kolongi’ Luca Modric saat tarung semifinal nanti. Bitang berusia 22 tahun sal Tottenham Hotspur ini sebelumnya pernah ‘permalukan Modric saat klubnya menghadapi Real Madrid dalam turnamen pra-musim Audi Cup di Allianz Arena Munich, Agustus 2015 lalu.
Dele Alli berharap bisa kembali memperdaya Modric dinihari nanti. "Semoga. Saya tidak akan fokus ke sana. Tapi, itu akan menyenangkan," ujar Dele Alli. Menurut Dele Alli, Modric adalah pemain yang patut diwaspadai. Namun, Modric bukan satu-satunya sumber ancaman untuk Inggris.
"Saya tidak mengenalnya secara pribadi, tapi semua yang bermain dengannya di Tottenham bilang dia luar biasa," katanya. "Dia (Modric) adalah pemain kelas dunia, tapi kami juga punya banyak ancaman. Dia bukan satu-satunya pemain yang harus kami khawatirkan."
Inggris untuk kali pertama kembali tembus babak semifinal Piala Dunia, setelah menunggu selama 28 tahun sejak pesta akbar 1990 di Italia. Dari 5 pertandingan yang dimainkan sejak fase grup, Inggris hanya menelan sekali kalah 0-1 melawan Belgia di partai terakhir penyisihan. Kemudian, Inggris cukup beruntung bisa mendepak Kolombia 4-3 melalui drama adu penalti di babak perdelapan final. Selanjutnya, di babak perempat final, Harry Kane cs sukses mendepak Swedia dua gol tanpa balas.
Inggris pun punya peluang meraih gelar juara dunia buat kali kedua, setelah sukses Bobby Moore cs pada Piala Dunia 1966 silam di depan blik sendiri, ketika mereka mengalahkan Jerman 4-0 di babak final. Pada Piala Dunia 2014 lalu di Brasil, Inggris, Inggris langsung tersingkir di babak penyisihan dengan embel-embel sebagai juru kunci fase grup, gara-gara dihajar Italia 2-1 dan Uruguay 2-1, serta hanya sekali seri 0-0 lawan Kosta Rica.
Sebaliknya, Kroasia sudah sukses mengulangi prestasi tim asuhan Miroslav Blacevic dalam Piaal Dunia 1998 di Prancis, ketika negara pecahan bekas Yugoslavia ini untuk kali pertama tampil di ajang pesta akbar sepakbola sejagat dan langsung tembus ke babak semifinal. Kala itu, langkah Robert Prosinecki-Davor Suker cs baru terhenti di babak semifinal ketika dijegal tuan rumah Prancis dengan skor 2-1, gara-gara kecolongan dua gol dari defender Lilian Thuram.
Namun, Kroasia kemudian mendapat gelar penghibur dengan menduduki pe-ringkat tiga Piala Dunia 1998, setelah sukses membabat tim favorit Belanda 2-1 dalam tarung play-off III-IV. Kroasia menang berkat dua gol dari Robert Prosinečki di menit ke-13 dan Davor Suker menit ke-35. Kini, di Piala Dunia 2018, jika berhasil mengalahkan Inggris, Kroasia asuhan Zlatko Dalic akan menciptakan sejarah untuk kali pertama tembus babak final.
Kroasia dan Inggris sudah 7 kali saling berhadapan di berbagai event. Inggris dominan dengan 4 kali menang, sementara Kroasia hanya mencatat 2 kali menang, sedangkan satu pertandingan lainnya berakhir seri. Dari 7 pertemuan, 5 kali di antaranya dalam pertandingan resmi.
Pertemuan resmi bertama terjadi di babak penyisihan Piala Eropa 2004, ketika Kroasia asuhan pelatih Otto Baric dijegal Inggris 4-2. Dalam duel di Estadio da Luz Lisbon, Portugal tersebut, Kroasia mencetak 2 gol melalui Niko Kovac pada menit ke-5 dan Igor Tudor menit ke-73. Sedangkan Inggris asuhan pelatih Sven-Göran Eriksson mencetak 4 gol kemenangan melalui Paul Scholes di menit ke-40, Wayne Rooney menit ke-45 dan 68, serta Frank Lampard menit ke-79.
Terakhir, kedua tim bertemu dalam laga Pra Piala Dunia 2010, ketika Inggris sukses membantai Kroasia 5-1 di depan publik sendiri. Kala itu, 9 September 2009, Inggris asuhan Fabio Capello mengalahkan Kroasia melalui penalti Frank Lampard di menit ke-8 dan 59, tendangan Steven Gerrard menit ke-18 dan 66, serta Wayne Rooney menit ke-77. Sedangkan Kroasia asuhan pelatih Slaven Bilic hanya bikin satu gol balasan melalui Eduardo di menit ke-73. Sebaliknya, dua kemenangan bagi Kroasia atas Inggris terjadi dalam laga kualifikasi Piala Eropa 2008, ketika menang 2-0 (kandang) dan 3-2 (tandang). *nar
Penampilan apik Kroasia di Piala Dunia 2018 ini tidak terlepas dari kontribusi besar Luca Modric dan Ivan Rakitic. Dua gelandang inilah yang menjadi dinamu (motor penggerak) The Blazers, hingga mampu sapu bersih kemenangan di tiga pertandingan fase grup, termasuk hancurkan tim favorit Argentna 3-0. Mereka juga sukses membawa Kroasia menenangkan drama adu penalti melawan Denmark di babak perdelapan final dan menang adu penalti atas tuan rumah Rusia di perempat final.
Ivan Rakitic tercatat sudah melepaskan 279 umpan dengan 239 di antaranya sukses, menciptakan 12 attempt, dan mencetak satu gol. Sedangkan Luca Modric sudah melepaskan 367 passing, 304 di antaranya sukses, membuat 10 attempt, serta menciptakan 2 gol dan 1 assist.
Berkat Rakitic dan Modric di lini tengah, serangan Kroasia tetap mengalir. Meski tak punya penyerang seproduktif Harry Kane, namun Kroasia terbukti tetap mengerikan di Piala Dunia 2018, di mana mereka menjadi tim ketiga dengan percobaan mencetak gol terbanyak, setelah Brasil dan Belgia.
Tak pelak, duel Modric-Rakitic akan menjadi ancaman serius bagi Inggris asuhan pelatih Gareth Southgate. Gelandang andalan Inggris, Eric Dier, bahkan terang-terangan berharap timnya bisa meredam Modric-Rakitic dalam duel nanti. "Mereka adalah dua pemain fantastis, berkelas dunia di posisinya. Mereka bermain di level yang amat tinggi bersama klubnya," tandas Eric Dier.
Eric Dier mengaku belum pernah menghadapi Rakitic, namun sia sempat dua kali menghadapi Modric di Liga Champions 2017/2018. "Dia (Modric) pemain luar biasa yang bisa menciptakan momen ajaib. Saya pikir dia adalah salah satu pemain yang luar biasa di Piala Dunia sejauh ini,” lanjut gelandang asal klub Tottenham Hotspur ini.
Sementara, gelandang muda Inggris, Dele Alli, ancam akan kembali ‘kolongi’ Luca Modric saat tarung semifinal nanti. Bitang berusia 22 tahun sal Tottenham Hotspur ini sebelumnya pernah ‘permalukan Modric saat klubnya menghadapi Real Madrid dalam turnamen pra-musim Audi Cup di Allianz Arena Munich, Agustus 2015 lalu.
Dele Alli berharap bisa kembali memperdaya Modric dinihari nanti. "Semoga. Saya tidak akan fokus ke sana. Tapi, itu akan menyenangkan," ujar Dele Alli. Menurut Dele Alli, Modric adalah pemain yang patut diwaspadai. Namun, Modric bukan satu-satunya sumber ancaman untuk Inggris.
"Saya tidak mengenalnya secara pribadi, tapi semua yang bermain dengannya di Tottenham bilang dia luar biasa," katanya. "Dia (Modric) adalah pemain kelas dunia, tapi kami juga punya banyak ancaman. Dia bukan satu-satunya pemain yang harus kami khawatirkan."
Inggris untuk kali pertama kembali tembus babak semifinal Piala Dunia, setelah menunggu selama 28 tahun sejak pesta akbar 1990 di Italia. Dari 5 pertandingan yang dimainkan sejak fase grup, Inggris hanya menelan sekali kalah 0-1 melawan Belgia di partai terakhir penyisihan. Kemudian, Inggris cukup beruntung bisa mendepak Kolombia 4-3 melalui drama adu penalti di babak perdelapan final. Selanjutnya, di babak perempat final, Harry Kane cs sukses mendepak Swedia dua gol tanpa balas.
Inggris pun punya peluang meraih gelar juara dunia buat kali kedua, setelah sukses Bobby Moore cs pada Piala Dunia 1966 silam di depan blik sendiri, ketika mereka mengalahkan Jerman 4-0 di babak final. Pada Piala Dunia 2014 lalu di Brasil, Inggris, Inggris langsung tersingkir di babak penyisihan dengan embel-embel sebagai juru kunci fase grup, gara-gara dihajar Italia 2-1 dan Uruguay 2-1, serta hanya sekali seri 0-0 lawan Kosta Rica.
Sebaliknya, Kroasia sudah sukses mengulangi prestasi tim asuhan Miroslav Blacevic dalam Piaal Dunia 1998 di Prancis, ketika negara pecahan bekas Yugoslavia ini untuk kali pertama tampil di ajang pesta akbar sepakbola sejagat dan langsung tembus ke babak semifinal. Kala itu, langkah Robert Prosinecki-Davor Suker cs baru terhenti di babak semifinal ketika dijegal tuan rumah Prancis dengan skor 2-1, gara-gara kecolongan dua gol dari defender Lilian Thuram.
Namun, Kroasia kemudian mendapat gelar penghibur dengan menduduki pe-ringkat tiga Piala Dunia 1998, setelah sukses membabat tim favorit Belanda 2-1 dalam tarung play-off III-IV. Kroasia menang berkat dua gol dari Robert Prosinečki di menit ke-13 dan Davor Suker menit ke-35. Kini, di Piala Dunia 2018, jika berhasil mengalahkan Inggris, Kroasia asuhan Zlatko Dalic akan menciptakan sejarah untuk kali pertama tembus babak final.
Kroasia dan Inggris sudah 7 kali saling berhadapan di berbagai event. Inggris dominan dengan 4 kali menang, sementara Kroasia hanya mencatat 2 kali menang, sedangkan satu pertandingan lainnya berakhir seri. Dari 7 pertemuan, 5 kali di antaranya dalam pertandingan resmi.
Pertemuan resmi bertama terjadi di babak penyisihan Piala Eropa 2004, ketika Kroasia asuhan pelatih Otto Baric dijegal Inggris 4-2. Dalam duel di Estadio da Luz Lisbon, Portugal tersebut, Kroasia mencetak 2 gol melalui Niko Kovac pada menit ke-5 dan Igor Tudor menit ke-73. Sedangkan Inggris asuhan pelatih Sven-Göran Eriksson mencetak 4 gol kemenangan melalui Paul Scholes di menit ke-40, Wayne Rooney menit ke-45 dan 68, serta Frank Lampard menit ke-79.
Terakhir, kedua tim bertemu dalam laga Pra Piala Dunia 2010, ketika Inggris sukses membantai Kroasia 5-1 di depan publik sendiri. Kala itu, 9 September 2009, Inggris asuhan Fabio Capello mengalahkan Kroasia melalui penalti Frank Lampard di menit ke-8 dan 59, tendangan Steven Gerrard menit ke-18 dan 66, serta Wayne Rooney menit ke-77. Sedangkan Kroasia asuhan pelatih Slaven Bilic hanya bikin satu gol balasan melalui Eduardo di menit ke-73. Sebaliknya, dua kemenangan bagi Kroasia atas Inggris terjadi dalam laga kualifikasi Piala Eropa 2008, ketika menang 2-0 (kandang) dan 3-2 (tandang). *nar
1
2
Komentar