Rumah Bendahara Dibobol, Uang Krama Raib
Rumah Bendahara Desa Pakraman Bonian, I Gusti Made Muliana di Banjar Bonian, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, Tabanan dibobol maling.
TABANAN, NusaBali
Uang sebesar Rp 68 juta yang notabene milik adat dan urunan krama untuk upacara ngaben raib pada, Senin (9/7). Sampai saat ini pelaku masih belum terungkap. Informasi yang dihimpun, Selasa (10/7) kasus pencurian ini diketahui pada, Senin (9/7) siang sekitar pukul 11.30 Wita. Saat itu rumah korban memang dalam keadaan sepi, namun pintu sudah dalam keadaan terkunci. Rumah sepi karena ditinggal makrama oleh korban ke tetangga dan ditinggal ke sawah oleh orangtuanya.
Tiba-tiba saja pada, Senin siang itu korban Muliana merasa curiga dan tidak beres ketika masuk ke kamarnya karena buku rekening posisinya terbalik. Ia pun membuka pintu lemari kamarnya didapati uang sebesar Rp 60 juta telah raib dan uang milik adat yang diletakkan di tempat berbeda juga hilang sehingga total ada Rp 68 juta uang diambil pencuri.
Perbekel Desa Antap, I Ketut Wastika membenarkan peristiwa kemalingan tersebut. Jika kejadiannya diperkirakan siang hari ketika rumah korban dalam keadaan sepi. Pelaku diperkirakan masuk lewat jendela, kemudian saat mengambil uang tersebut dengan kunci yang letaknya sudah diketahui pelaku di bawah taplak meja ruang tamu korban. "Itu yang dicuri uang adat, uang urunan untuk ngaben massal dan uang pensiunan orangtuanya Pak Muliana," terang Wastika.
Padahal menurut Wastika uang urunan krama dengan uang adat dan uang pensiunan diletakkan berbeda. Ia juga menjelaskan, uang urunan krama sebesar Rp 60 juta rencananya akan dibayarkan untuk membeli upakara. Sehingga tanggung jika diletakkan di LPD karena segera difungsikan. "Menurut informasi warga yang sudah bayar uang urunan tersebut baru 4 orang dengan jumlah berbeda-beda," jelasnya.
Peristiwa ini pun sudah dilaporkan ke Polsek Selemadeg oleh warga dengan harapan agar segera terungkap karena uang ini adalah milik krama yang sudah susah payah dikumpulkan untuk upacara ngaben. "Rumah Bendahara ini sebenarnya sudah tiga kali kemalingan, pertama beras, kedua uang sebesar Rp 1 juta, dan ketiga kejadian ini," ungkap Wastika.
Wastika juga mengakui korban sudah sempat meluasang ke orang pintar, dan menurut informasi pelaku ini dikatakan memiliki pendeteksi uang. "Hasil meluasang informasi begitu, benar dan salah belum tahu," bebernya. Bahkan ia pun mengintruksikan jika pelaku tertangkap oleh warga disarankan langsung memberikan pelajaran. Sebab warga sudah merasa jengkel selain pencurian di rumah bendahara yang tidak terungkap, pencurian juga terjadi sekitar dua minggu lalu di rumah Jero Mangku Puseh, Desa Pakraman Soka masuk wilayah Banjar Soka Kelod, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg.
Uang sebesar Rp 20 juta dan emas Bali seberat 70 gram juga digondol maling. Pelaku diperkirakan masuk lewat jendela yang dicongkel saat rumah dalam keadaan sepi ditinggal ngayah oleh korban. "Sampai saat ini pun pelaku belum tertangkap," tegasnya. Atas peristiwa tersebut, Kapolsek Selemadeg, Kompol I Nyoman Sukanada mengatakan terkait pencurian itu masih dilidik kebenarannya. "Sabar ya masih lidik," ujarnya singkat. *d
Uang sebesar Rp 68 juta yang notabene milik adat dan urunan krama untuk upacara ngaben raib pada, Senin (9/7). Sampai saat ini pelaku masih belum terungkap. Informasi yang dihimpun, Selasa (10/7) kasus pencurian ini diketahui pada, Senin (9/7) siang sekitar pukul 11.30 Wita. Saat itu rumah korban memang dalam keadaan sepi, namun pintu sudah dalam keadaan terkunci. Rumah sepi karena ditinggal makrama oleh korban ke tetangga dan ditinggal ke sawah oleh orangtuanya.
Tiba-tiba saja pada, Senin siang itu korban Muliana merasa curiga dan tidak beres ketika masuk ke kamarnya karena buku rekening posisinya terbalik. Ia pun membuka pintu lemari kamarnya didapati uang sebesar Rp 60 juta telah raib dan uang milik adat yang diletakkan di tempat berbeda juga hilang sehingga total ada Rp 68 juta uang diambil pencuri.
Perbekel Desa Antap, I Ketut Wastika membenarkan peristiwa kemalingan tersebut. Jika kejadiannya diperkirakan siang hari ketika rumah korban dalam keadaan sepi. Pelaku diperkirakan masuk lewat jendela, kemudian saat mengambil uang tersebut dengan kunci yang letaknya sudah diketahui pelaku di bawah taplak meja ruang tamu korban. "Itu yang dicuri uang adat, uang urunan untuk ngaben massal dan uang pensiunan orangtuanya Pak Muliana," terang Wastika.
Padahal menurut Wastika uang urunan krama dengan uang adat dan uang pensiunan diletakkan berbeda. Ia juga menjelaskan, uang urunan krama sebesar Rp 60 juta rencananya akan dibayarkan untuk membeli upakara. Sehingga tanggung jika diletakkan di LPD karena segera difungsikan. "Menurut informasi warga yang sudah bayar uang urunan tersebut baru 4 orang dengan jumlah berbeda-beda," jelasnya.
Peristiwa ini pun sudah dilaporkan ke Polsek Selemadeg oleh warga dengan harapan agar segera terungkap karena uang ini adalah milik krama yang sudah susah payah dikumpulkan untuk upacara ngaben. "Rumah Bendahara ini sebenarnya sudah tiga kali kemalingan, pertama beras, kedua uang sebesar Rp 1 juta, dan ketiga kejadian ini," ungkap Wastika.
Wastika juga mengakui korban sudah sempat meluasang ke orang pintar, dan menurut informasi pelaku ini dikatakan memiliki pendeteksi uang. "Hasil meluasang informasi begitu, benar dan salah belum tahu," bebernya. Bahkan ia pun mengintruksikan jika pelaku tertangkap oleh warga disarankan langsung memberikan pelajaran. Sebab warga sudah merasa jengkel selain pencurian di rumah bendahara yang tidak terungkap, pencurian juga terjadi sekitar dua minggu lalu di rumah Jero Mangku Puseh, Desa Pakraman Soka masuk wilayah Banjar Soka Kelod, Desa Antap, Kecamatan Selemadeg.
Uang sebesar Rp 20 juta dan emas Bali seberat 70 gram juga digondol maling. Pelaku diperkirakan masuk lewat jendela yang dicongkel saat rumah dalam keadaan sepi ditinggal ngayah oleh korban. "Sampai saat ini pun pelaku belum tertangkap," tegasnya. Atas peristiwa tersebut, Kapolsek Selemadeg, Kompol I Nyoman Sukanada mengatakan terkait pencurian itu masih dilidik kebenarannya. "Sabar ya masih lidik," ujarnya singkat. *d
1
Komentar