Panen Cengkih Picu Peredaran Narkoba
Kabupaten Buleleng penghasil cengkih dan kopi terbesar di Bali.
SINGARAJA, NusaBali
Kondisi ini tidak hanya memberikan dampak perekonomian warga pedesaan, namun diam-diam wilayah ini menjadi incaran bandar-bandar narkoba untuk mengedarkan dagangannya di Buleleng. Peningkatan perekonomian ini sebagai salah satu penyebab maraknya peredaran narkoba di Buleleng.
Hal itu terkuak saat kunjungan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali Brigjen Pol Putu Gede Suastawa menyambangi Kantor BNNK Buleleng, Selasa (10/7) siang, dalam rangka persiapan hari Anti Narkoba Internasional (ANI). “Yang paling menjadi perhatian sekarang adalah daerah penghasil cengkih. Karena saat musim panen, pasti banyak uang. Nah bandar narkoba bisa membaca peluang itu, mengedarkan narkoba ke daerah penghasil cengkih,” ujar dia.
Selain sebagai sentra cengkih dan kopi, luas wilayah Buleleng dan garis pantai terpanjangnya juga sangat memengaruhi. Dengan luasan wilayah itu, juga memperbesar potensi para bandar dan pengedar narkoba beraksi di Buleleng. Terlebih banyaknya pelabuhan rakyat dan bertetangga dengan pelabuhan Gilimanuk dan Padangbai, membuat celah lebih bagi penjahat narkoba masuk ke Buleleng.
Pihaknya menjelaskan, Buleleng menjadi salah satu daerah yang sangat menjanjikan bagi bandar narkoba. Perkembangan kasus yang terus meningkat setiap tahunnya mengakibatkan Buleleng menempati peringkat ketiga, kasus narkoba terbanyak di Bali, setelah Denpasar dan Badung. Pihaknya juga menyebutkan, secara umum, Bali saat ini masuk dalam zona kuning kasus narkoba.
Untuk naik ke zona hijau, dizona yang lebih aman, dia menyebutkan pencegahan dan penanganan kasus narkoba tidak dapat ditangani hanya oleh BKK dan polisi. Pemberantasan kasus narkoba ini memerlukan dukungan semua pihak, termasuk pengawasan orangtua, untuk menekan angka kasus narkoba yang selama ini menjangkiti usia produktif, 21 - 45 tahun.
Brigjen Pol Suastawa mengklaim selama ini pihaknya terus melakukan aksi pencegahan dengan sosialisasi, yang menyasar mahasiswa dan pelajar. Pihaknya mengajak semua elemen untuk mengkampanyekan Stop Narkoba. Masyarakat juga diminta berperan aktif menginformasikan jika menemukan indikasi peredaran maupun mpenggunaan narkoba di sekitarnya.
Kepala BNNK Buleleng Gede Astawa mengatakan untuk penanganan dan pencegahan kasus narkoba di Buleleng juga semakin gencar dilakukan. Pihaknya mengaku sejak terbentuknya BNNK Buleleng beberapa bulan lalu sudah melakukan puluhan kali penyuluhan dan sosialisasi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. *k23
Hal itu terkuak saat kunjungan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali Brigjen Pol Putu Gede Suastawa menyambangi Kantor BNNK Buleleng, Selasa (10/7) siang, dalam rangka persiapan hari Anti Narkoba Internasional (ANI). “Yang paling menjadi perhatian sekarang adalah daerah penghasil cengkih. Karena saat musim panen, pasti banyak uang. Nah bandar narkoba bisa membaca peluang itu, mengedarkan narkoba ke daerah penghasil cengkih,” ujar dia.
Selain sebagai sentra cengkih dan kopi, luas wilayah Buleleng dan garis pantai terpanjangnya juga sangat memengaruhi. Dengan luasan wilayah itu, juga memperbesar potensi para bandar dan pengedar narkoba beraksi di Buleleng. Terlebih banyaknya pelabuhan rakyat dan bertetangga dengan pelabuhan Gilimanuk dan Padangbai, membuat celah lebih bagi penjahat narkoba masuk ke Buleleng.
Pihaknya menjelaskan, Buleleng menjadi salah satu daerah yang sangat menjanjikan bagi bandar narkoba. Perkembangan kasus yang terus meningkat setiap tahunnya mengakibatkan Buleleng menempati peringkat ketiga, kasus narkoba terbanyak di Bali, setelah Denpasar dan Badung. Pihaknya juga menyebutkan, secara umum, Bali saat ini masuk dalam zona kuning kasus narkoba.
Untuk naik ke zona hijau, dizona yang lebih aman, dia menyebutkan pencegahan dan penanganan kasus narkoba tidak dapat ditangani hanya oleh BKK dan polisi. Pemberantasan kasus narkoba ini memerlukan dukungan semua pihak, termasuk pengawasan orangtua, untuk menekan angka kasus narkoba yang selama ini menjangkiti usia produktif, 21 - 45 tahun.
Brigjen Pol Suastawa mengklaim selama ini pihaknya terus melakukan aksi pencegahan dengan sosialisasi, yang menyasar mahasiswa dan pelajar. Pihaknya mengajak semua elemen untuk mengkampanyekan Stop Narkoba. Masyarakat juga diminta berperan aktif menginformasikan jika menemukan indikasi peredaran maupun mpenggunaan narkoba di sekitarnya.
Kepala BNNK Buleleng Gede Astawa mengatakan untuk penanganan dan pencegahan kasus narkoba di Buleleng juga semakin gencar dilakukan. Pihaknya mengaku sejak terbentuknya BNNK Buleleng beberapa bulan lalu sudah melakukan puluhan kali penyuluhan dan sosialisasi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. *k23
1
Komentar