Krama Desa Pakraman Beraban Gelar Upacara Nyenuk
Setelah selesai puncak karya Mamungkah, Ngenteg Linggih, Padudusan Agung, lan Mupuk Pedagingan di Pura Kahyangan Dalem Prabu lan Prajapati, krama Desa Pakraman Beraban menggelar Upacara Nyenuk pada Anggara Manis Klurut, Selasa (10/7).
TABANAN, NusaBali
Upacara yang dihadiri ribuan krama ini berlangsung sakral dan khidmat. Upacara nyenuk ini dimaknai sebagai simbol kedatangan para dewata yang turun dari kahyangan untuk memberikan anugerah kepada Desa Pakraman Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, sekaligus sebagai ucapan terima kasih kepada delapan sulinggih yang sebelumnya telah muput rangkaian karya.
Pantauan di lapangan, iring-iringan upakara yang diarak dan diusung krama dengan busana hitam, merah, putih, kuning, dan brumbun sempat membuat arus lalu lintas Badung – Tanah Lot tersendat. Sekitar tiga jam lebih proses upacara nyenuk tersebut berlangsung.
Bendesa Adat Desa Pakraman Beraban I Made Sumawa didampingi Bagian Humas I Nyoman Sukanada, menjelaskan upacara nyenuk dilakukan setelah 11 hari karya berlangsung. Maknanya sebagai ungkapan terima kasih kepada para sulinggih dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. “Jadi ada barong padi, barong buah pala gantung dan pala bungkah hasil bumi diarak,” jelasnya.
Kata dia, sebelum nyenuk dimulai dilakukan proses Rsi Bujana di Pura Dalem Prabu. Selanjutnya dilakukan proses Nyenuk. Dalam rangkaian ini sebelum upakara, pala bungkah, pala gantung yang diarak krama ke jeroan (utama mandala) dilakukan penyambutan di Jaba Pura (Nista Mandala).
Penyambutan dilakukan dengan memberikan persembahan tarian Rejang Dewa, dan adanya tanya jawab antara topeng dan bendesa terkait tujuan dari membawa iring-iringan. Kemudian setelah selesai prosesi itu, seluruh iring-iringan upakara ke Jeroan Pura untuk dihaturkan oleh dua sulinggih. “Nanti pala bungkah pala gantung usai dihaturkan akan diberikan ke krama,” beber Sumawa.
Ditambahkannya, setelah rangkaian upacara nyenuk selesai, akan dilakukan proses mendak pula kerti. Kemudian ngemedalang Ida Bhatara Pura Kahyangan Puseh, Bale Agung mewali ke yoga soang-soang.
“Artinya sekarang sudah prosesi nyineb, nanti setelah ini dilanjutkan dengan rangkian upacara abulan pitung dina yang dilanjutkan upacara nyegara gunung,” tuturnya. Dia berharap dengan selesainya Karya Agung ini diharapkan membawa keseimbangan sekala niskala dan membawa kesejahteraan bagi krama Desa Adat Beraban. *d
Upacara yang dihadiri ribuan krama ini berlangsung sakral dan khidmat. Upacara nyenuk ini dimaknai sebagai simbol kedatangan para dewata yang turun dari kahyangan untuk memberikan anugerah kepada Desa Pakraman Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, sekaligus sebagai ucapan terima kasih kepada delapan sulinggih yang sebelumnya telah muput rangkaian karya.
Pantauan di lapangan, iring-iringan upakara yang diarak dan diusung krama dengan busana hitam, merah, putih, kuning, dan brumbun sempat membuat arus lalu lintas Badung – Tanah Lot tersendat. Sekitar tiga jam lebih proses upacara nyenuk tersebut berlangsung.
Bendesa Adat Desa Pakraman Beraban I Made Sumawa didampingi Bagian Humas I Nyoman Sukanada, menjelaskan upacara nyenuk dilakukan setelah 11 hari karya berlangsung. Maknanya sebagai ungkapan terima kasih kepada para sulinggih dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. “Jadi ada barong padi, barong buah pala gantung dan pala bungkah hasil bumi diarak,” jelasnya.
Kata dia, sebelum nyenuk dimulai dilakukan proses Rsi Bujana di Pura Dalem Prabu. Selanjutnya dilakukan proses Nyenuk. Dalam rangkaian ini sebelum upakara, pala bungkah, pala gantung yang diarak krama ke jeroan (utama mandala) dilakukan penyambutan di Jaba Pura (Nista Mandala).
Penyambutan dilakukan dengan memberikan persembahan tarian Rejang Dewa, dan adanya tanya jawab antara topeng dan bendesa terkait tujuan dari membawa iring-iringan. Kemudian setelah selesai prosesi itu, seluruh iring-iringan upakara ke Jeroan Pura untuk dihaturkan oleh dua sulinggih. “Nanti pala bungkah pala gantung usai dihaturkan akan diberikan ke krama,” beber Sumawa.
Ditambahkannya, setelah rangkaian upacara nyenuk selesai, akan dilakukan proses mendak pula kerti. Kemudian ngemedalang Ida Bhatara Pura Kahyangan Puseh, Bale Agung mewali ke yoga soang-soang.
“Artinya sekarang sudah prosesi nyineb, nanti setelah ini dilanjutkan dengan rangkian upacara abulan pitung dina yang dilanjutkan upacara nyegara gunung,” tuturnya. Dia berharap dengan selesainya Karya Agung ini diharapkan membawa keseimbangan sekala niskala dan membawa kesejahteraan bagi krama Desa Adat Beraban. *d
Komentar