nusabali

Wapres Minta Waspadai Dampak Perang Dagang

  • www.nusabali.com-wapres-minta-waspadai-dampak-perang-dagang

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China memiliki dampak langsung dan tidak langsung untuk perekonomian Indonesia

JAKARTA, NusaBali
Hikmahnya, konsumen dalam negeri dapat tumbuh menjadi pasar baru. "Ini yang perang dagang kan Amerika dengan China, tapi tentu ada dampaknya ke kita, baik langsung atau tidak langsung," kata Wapres Jusuf Kalla, di Hotel JS Luwansa Jakarta, Selasa (10/7).

Dampak langsung ketegangan perdagangan kedua negara itu ke Indonesia antara lain dengan evaluasi produk ekspor asal Indonesia oleh Pemerintah Amerika Serikat melalui sistem evaluasi GSP (generalized system of preferences). "Dampak langsungnya, Amerika sekarang mengevaluasi GSP, yang memberikan keutamaan kepada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia," kata Wapres Kalla.

Saat ini, Pemerintah Amerika Serikat sedang mengevaluasi 124 produk eskpor Indonesia, antara lain tekstil, kapas dan produk perikanan seperti udang dan kepiting. Kebijakan evaluasi impor AS itu dilakukan untuk menentukan jenis produk yang masih layak masuk ke negara itu. Sementara itu, dampak tidak langsung dari perang dagang tersebut adalah nilai ekspor bahan baku Indonesia ke China menurun, karena lemahnya produksi industri Negeri Tirai Bambu tersebut.

"Oleh karena itu, upaya kita adalah bagaimana menstabilkan ekonomi dalam negeri sehingga bukan hanya ekspor, tapi konsumen dalam negeri kita tumbuh menjadi pasar yang baru," ujar Jusuf Kalla. Kebijakan evaluasi impor AS merupakan kebijakan perdagangan sepihak (unilateral) yang umumnya dimiliki negara maju untuk membantu perekonomian negara berkembang, tetapi tidak bersifat mengikat bagi negara pemberi maupun penerima.

Sementara itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, bila perlakuan khusus terhadap 124 barang RI yang masuk AS tersebut dicabut, maka kinerja ekspor terganggu dan juga berdampak langsung pada pertumbuhan eknomi RI.

"Dalam perang dagang yang paling ditakutkan adalah proteksi tarif tinggi yang kemudian memengaruhi ekspor," kata Bambang, dalam pembukaan Internasional Development Forum, di The Ritz Carlton Jakarta, Selasa

Sebelumnya, Ketua Tim Ahli Ekonomi Wakil Presiden Sofjan Wanandi mengatakan, Indonesia berpotensi membayar bea masuk sekitar US$ 1,8 miliar per tahun atau setara Rp 25,2 triliun (kurs Rp 14.000/US$) bila Trump mencabut GSP terhadap barang-barang tersebut. *

Komentar