nusabali

Prancis Tinggal Selangkah Lagi untuk Jadi Jawara

  • www.nusabali.com-prancis-tinggal-selangkah-lagi-untuk-jadi-jawara

Pelatih Didier Deschamps Dekati Rekor Beckenbauer dan Zagalo

ST PETERSBURG, NusaBali
Tim favorit Prancis tinggal selangkah lagi untuk merebut gelar juara Piala Dunia 2018 di Rusia. Skuad Les Bleus melenggang ke babak final, setelah sukses men-depak Belgia 1-0 dalam laga semifinal di Krestovsky Stadium Saint Petersburg, Rabu (11/7) dinihari Wita.

Sukses Prancis mendepak Italia dan sekaligus memastikan tiket ke babak final Piala Dunia 2018 direngkuh melalui gol tunggal Samuel Umtiti pada menit ke-51. Defender Barcelona ini merobek jala gawang Belgia yang dikawal kiper Thibaut Courtois melalui tandukan mautnya. Gol ini berawal dari situasi tendangan sudut. Samuel Umtiti yang berdiri di tiang dekat, berhasil mengalahkan Marouane Fellaini dalam duel udara untuk menyundul bola ke gawang Thibaut Courtois.

Sebelum mencetak gol kemenangan, Prancis asuhan pelatih Didier Deschamps sempat berada dalam tekanan. Sejak peluit kick off dibunyikan wasit Andrés Cunha dari Uruguay, Belgia lebih menguasai permainan. The red Devils berkali-kali mengancam gawang Prancis melalui Ramelo Lukaku dan Eden Hazard. Namun, tak satu pun upaya tim asuhan pelatih Roberto Martinez membuahkan gol.

Ini juga tak terlepas berkat penampilan gemilang kiper Prancis, Hugo Lloris, yang berkali-kali melakukan penyelamatan gemilang. Kiper Tottenham Hotspur yang juga bertindak sebagai kapten tim Prancis ini membuat total tiga penyelamatan gemilang, termasuk menepis tembakan keras Toby Alderweireld di babak pertama dan sepakan jarak jauh Axel Witsel di menit-menit akhir babak kedua. Hingga peluit panjang tanda pertandingan berakhir, skor tetap bertahan 1-0 untuk kemenangan Les Bleus.

Hasil ini praktis membuat Belgia untuk kedua kalinya terhenti di babak semifinal dalam sejarah Piala Dunia. Sebelumnya, Belgia juga terhenti di semifinal Piala Dunia 1986 di Meksiko, ketika mereka didepak Argentina 2-0 melalui gol borongan Diego Maradona. Tragisnya, kegagalan di Piala Dunia 2018 justru terjadi saat Belgia dijagokan jawara dengan para pemain ‘generasi emas’-nya.

Sebaliknya, Prancis meleng ke babak final Piala Dunia 2018, untuk menghadapi pemenang antara Kroasia vs Inggris, yang baru turun saling berhadapan dalam semifinal lainnya, Kamis (12/7) dinihari tadi. Itu artinya, skuad Les Bleus asuhan Didier Deschamps tinggal selangkah lagi bakal merebut gelar juara dunia buat kedua kalinya, setelah sukses Zinedine Zidane cs di Piala Dunia 1998. Bursa taruh di berbagai belahan dunia menjagola Prancis bakal keluar sebagai juara Piala Dunia 2018, siapa pun lawannya di babak final nanti.

Bagi Prancis, ini buat ketiga kalinya tembus babak final Piala Dunia. Pertama kali mereka tembus final Piala Dunia 1998 di depan publik sendiri, saat skuad asuhan Aime Jacquet tampil sebagai jawara dengan mengalahkan Brasil 3-0 melalui dua gol borongan Zinedine Zidane dan satu gol lagi persembahan Emmanuel Petit. Kemudian, Prancis asuhan pelatih Raymond Domenech kembali berhasil tembus babak final Piala Dunia 2006 di Jerman, ketika Zinedine Zidane cs sukses mendepak Portugal 1-0 di semifinal.

Sayang, kala itu Prancis gagal menjadi juara Piala Dunia 2006, karena dijegal Italia 5-3 melalui drama adu penalti, setelah skor imbang 1-1 hingga perpanjangan waktu 2x15 menit. Tragisnya lagi, kekalahan Prancis kala itu justru diwarnai insiden diusirnya Zinedine Zidane, karena sengaja menanduk dada Marco Materazzi.

Secara keseluruhan, Prancis sudah berhasil 6 kali tembua babak final turnamen major. Tiga (3) final lainnya terjadi di arena Piala Eropa, yakni Euro 1984, Euro 2000, dan Euro 2016. Dua di antaranya menghasilkan gelar juara, yaitu Piala Eropa 1984 dan Piala Eropa 2000. Sedangkan dalam final Piala Eropa 2016 di hadapan publik sendiri, Prancis justru dipecundangi Portugal 1-0 melalui extra time 2x15 menit. Dalam final di Stade de France Saint Dennis Paris itu, skuad Les Bles kalah oleh gol Eder di menit ke-109.

Perlu dicatat, Prancis di Piala Eropa 2016 juga ditangani pelatih yang sama, yakni Didier Deschamps. Jadi, final Piala Dunia 2018 ini juga sekaligus kesempatan bagi Deschams dan skuad Les Beleus mencari obat penawar luka Euro 2016. Selain itu, ini juga pelampiasan dendam Prancis di Piala Dunia 2014, ketika mereka dijegal Jerman 1-0 di babak perempat final.

Dan, jika berhasil jadi juara Piala Dunia 2018, Prancis bukan hanya akan mampu mensejajarkan diri dengan Argentina dan Uruguay, yang sama-sama telah dua kali merebut gelar juara dunia. Pelatih Didier Deschamps juga praktis akan mengikuti jejak Franz Beckenbauer (Jerman) dan Mario Zagalo (Brasil), yang sukses merebut gelar juara dunia selaki pemain dan sekaligus pelatih.

Franz Beckenbauer sebelumnya sukses membawa Jerman juara Piala Dunia 1974 selaku pemain (kapten) dan juara Piala Dunia 1990 selaku pelatih. Sedangkan Mario Zagalo sukses membawa Brasil juara Piala Dunia 1958 dan Piala Dunia 1962 selaku pemain, lalu juara Piala Dunia 1970 selaku pelatih Tim Samba. Didier Deschamps sendiri sudh sukses membawa Prancis sebagai juara Piala Dunia 1998 selaku pemain (kapten tim).

Pelatih Didier Deschamps bersyukur Prancis berhasil melewsati ujian Belgia untuk tembus babak final. Deschamps tak ingin anak-anak asuhannya patah hati lagi seperti final Euro 2016 melawan Portugal. "Ya, kami ke final lagi. Dua tahun lalu, saya ingat apa yang terjadi dua tahun lalu," ujar Deschamps seperti dikutip detikcom dari ESPN, Rabu kemarin. "Kami ke final ini untuk jadi juara, karena kami masih belum melupakan final Piala Eropa (2016)," lanjut mantan kapten Juventus ini.

Pada bagian lain, Deschamps tak mau dihinggapi euforia berlebihan dengan ke-berhasilan Prancis mencapai final Piala Dunia 2018. Sebab, skuad Les Bleus be-lum meraih apa-apa. "Laga terpenting akan dihelat Minggu nanti (final Piala Dunia 2018, Red). Kami memberi keuntungan untuk diri kami sendiri dengan mencapai final Piala Dunia. Saya ada di sana dua tahun lalu (Final Piala Eropa 2016) dan sangat menyakitkan. Kami ingin merasakan kemenangan sekarang," katanya.

"Memenangi semifinal tak ada artinya setelah kalah di final dua tahun lalu. Kami mendapat kesempatan untuk memberikan kebahagiaan bagi banyak orang. Tapi, kami akan mencoba memberikan kebahagiaan yang lebih besar lagi pada minggu nanti," imbuh Deschamps.

Hal senada juga diungkapkan Samuel Umtiti, defender pencetak gol kemenangan ke gawang Belgia. "Kami tidak menang di final Piala Eropa 2016, jadi itulah me-ngapa mencapai final di Piala Dunia terasa dekat di hati saya," tegas Umtiti. "Saya harap kali ini berbeda. Saya harap kami bisa membawa pulang Piala Dunia ke Prancis."

Sementara itu, midfielder Paul Pogba mengingatkan Prancis agar jangan larut dulu dalam euforia setelah lolos final Piala Dunia 2018. Prancis harus fokus melewati rintangan sekali lagi di partai puncak nanti, agar tidak mengulangi kekalahan final Euro 2016.

"Ini hal yang indah, bagus, tapi masih ada selangkah lagi. Hari ini saya senang, tapi tidak seperti di Euro 2016. Ketika itu kami punya kans untuk juara, tapi kami melewatkannya," kata Pogba. "Anda harus fokus. Kami menikmatinya (kemenangan) sedikit, tapi kami sekarang harus fokus ke final. Kami bisa ke sana (pada 2016), kami hampir memenangkan gelarnya dan ternyata kami gagal," lanjut gelandang serang Manchester United ini. *nar

Komentar