Golkar Minta Sukrawan Mulatsarira
Dihabisi di Golkar, Dewa Sukrawan maju tarung ke DPRD Bali Dapil Buleleng naik kendaraan Demokrat
Diplot Nyaleg DPRD Buleleng, Malah Ngotot Mau ke Provinsi
DENPASAR, NusaBali
Inilah alasan di balik pencoretan Dewa Nyoman Sukrawan dari pencalegan di Golkar untuk Pileg 2019. Mantan Ketua DPC PDIP Buleleng yang baru gabung ke Beringin ini menolak maju sebagai caleg DPRD Buleleng, lalu ngotot minta jadi caleg DPRD Bali, hingga akhirnya ‘diganyang’ di internal Golkar. Dan, DPP Golkar pun minta Dewa Sukrawan agar mulatsarira (introspeksi diri).
Hal ini diungkapkan anggota Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar, Dewa Made Widiyasa Nida, kepada NusaBali di Denpasar, Kamis (12/7). Menurut Dwa Nida, DPD I Golkar Bali sebetulnya tidak pernah mencoret Dewa Sukrawan. Pasalnya, Dewa Sukrawan memang tidak pernah dicalonkan sebagai caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Buleleng. Sukrawan ditawari maju sebagai caleg DPRD Buleleng, namun malah ngotot ingin ke DPRD Bali.
“Harusnya, Sukrawan mulatsarira. Sebagai kader baru, jangan langsung cadi caleg DPRD Bali. Ya, maju ke DPRD Buleleng saja dulu. Kalau ke provinsi, ya antre-lah kamu,” tandas Dewa Nida. Ditambahkan Dewa Nida, Sukrawan sebenarnya sempat mau diplot maju sebagai caleg DPRD Buleleng. Namun, karena ngeyel dengan sikapnya ingin maju ke DPRD Bali, akhirnya bikin jengkel Golkar.
“Akhirnya, kader Golkar di Buleleng juga menolak Sukrawan untuk dicalonkan ke DPRD Buleleng. Informasi yang kami dapatkan begitu. Jadi, sejak awal yang bersangkutan sudah berulah, akhirnya tidak masuk daftar caleg. Sekarang saya dengar dia sudah loncat ke Demokrat,” papar mantan Ketua DPD II Golkar Klungkung dan Wakil Ketua DPRD Klungkung 2009-2014 ini.
Dewa Nida mengatakan, sejak gabung ke Beringin pasca kalah tarung di Pilkada Buleleng 2017, Sukrawan diperlakukan sangat istimewa di Golkar. Politisi asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng tersebut diberikan perlakuan istimewa dalam rangka proses pencalonan ke Pileg 2019. Awalnya, Golkar komitmen memberikan prioritas sesuai permintaan Sukrawan, yakni dicalonkan ke DPRD Buleleng.
Sukrawan pun memilih maju tarung dari Dapil Kecamatan Seririt-Gerokgak. Dan permintaaannya itu sudah disetujui DPD Golkar Bali. “Ternyata, saat mau penentuan DCS (daftar calon sementara) belakangan, Sukrawan ngeyel mau maju ke DPRD Bali,” ungkap Dewa Nida.
Yang membuat kader Golkar makin ‘gila’ melibas Sukrawan, kata Dewa Nida, karena yang bersangkutan ngotot supaya gerbongnya juga diakomodasi. Ada 5 orang gerbong Sukrawan dari PDIP yang dimasukkan ke DPRD Buleleng. ”Kita pun sudah akomodir 5 orang yang dia bawa sebagai caleg DPRD Buleleng. Bahkan, satu dari mereka tawar menawar minta dilayani pindah Dapil segala. Masalah kemudian muncul saat Sukrawan masih saja ngotot ke Provinsi Bali. Ya sudah, kita bereskan semuanya, termasuk Sukrawan batal nyaleg di Buleleng,” tegas politisi plotos asal Desa Akah, Kecamatan Klungkung ini.
Dewa Nida menyayangkan kalau sampai ada kesan Golkar menjegal Sukrawan untuk maju ke DPRD Bali, karena kader Beringin takut bersaing. “Kader Golkar sudah terlatih sebagai petarung di Pileg. Mereka sudah siap tarung kok kalau memang dicalegkan. Ngapaain takut dengan Sukrawan? Tidak ada masalah mau lawannya siapa,” katanya.
Menurut Dewa Nida, DPP Golkar akan melakukan telaah terhadap nama-nama yang diusulkan maju ke DPRD Bali dari 9 kabupaten/kota dalam Pileg 2019. Telaah itu terkait dedikasi dan pengabdiannya. “DPP Golkar bisa menambah atau mengurangi nama-nama yang diusulkan. DPP Golkar punya hak mengganti caleg,” sergah putra dari mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali era Orde Baru, Dewa Suparta Nida ini.
Informasi terakhir, Dewa Sukrawan sendiri sudah loncat ke Demokrat untuk nyalon DPRD Bali di Pileg 2019. Sukrawan dipasang Demokrat ke DPRD Bali Dapil Buleleng. Dia akan bersaing dengan 11 caleg DPRD Bali dari Demokrat Dapil Buleleng lainnya, termasuk incumbent Komang Nova Sewi Putra.
“Ya, Sukrawan tidak dipakai di Golkar. Kami Demokrat menggunakan beliau dari Dapil Buleleng untuk Provinsi Bali,” ujar Wakil Ketua I Bidang Internal DPD Demokrat Bali, I Nengah Pringgo, saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Kamis kemarin.
Menurut Nengah Pringgo, pencalonan Sukrawan adalah bentuk sikap keterbukaan dan penuh etika serta kesantunan Partai Demokrat. “Kita partai terbuka. Apalagi Sukrawan adalah tokoh, kita terima sebagai caleg DPRD Bali Dapil Buleleng. Nanti Sukrawan akan maju bersama incumbent Komang Nova Sewi Putra,” tandas Pringgo.
Sementara itu, Sukrawan menilai pencoretannya dari daftar caleg di Golkar sebagai bentuk pendewasaan politik. Menurut Sukrawan, Golkar memiliki kretaria khusus dalam proses pencalegan, hingga dirinya dianggap kurang layak. “Mungkin Golkar punya kretaria sampai 10, bahkan sampai 20 kreteria. Barangkali saya tidak sesuai dengan sebagian besar dari kretaria itu. Ya, wajar-wajar saja Golkar mencoret saya,” papar Sukrawan saat dikonfirmasi NusaBali melalui telepon di Singaraja, Kamis petang
Sukrawan mengakui, awal mulanya bergabung dengan Golkar setelah kalah dalam Pilkada Buleleng 2017. Kala itu, petinggi Golkar mengajak Sukrawan bergabung. Bahkan, tandemnya di posisi Calon Wakil Bupati Buleleng, Gede Dharma Wijaya (Demokrat), juga ikut gabung ke Golkar. Setelah gabung ke Beringin, Sukrawan kemudian diberi jabatan sebagai Wakil Ketua Bidang Kemasyarakatan DPD I Golkar Bali.
Sukrawan juga mengaku pernah menerima mandat jadi peserta orientasi pengakaderan di DPP Golkar, sebagai persiapan pencalegan. “Saya kira semua parpol ingin menang dan jadi besar. Mungkin saya dianggap tidak bisa menambah kursi. Jadi, kalau mekanisme di Golkar seperti itu, ya saya terima dengan senang hati, tidak ada rasa kecewa. Justru saya ucapkan terima kasih banyak kepada Golkar. Jadi saya banyak punya teman, ada pengalaman baru, tentu ini menjadi tambahan ilmu bagi saya,” papar politisi yang sempat dua periode dipercaya PDIP sebagai Ketua DPRD Buleleng (2004-2009, 2009-2014) dan jadi Calon Wakil Gubernur di Pilgub Bali 2013 ini.
Disinggung soal isu bergabung ke Demokrat pasca dicoret Golkar, Sukrawan membenarkannya. Saat ini, masih tahap penjajagan dengan petinggi Demokrat. Sukrawan berharap Demokrat bisa saling menerima. “Karena saya sebagai orang politik, saya bisa menentukan pilihan saya. Ya mudah-mudahan Demokrat bisa menerima, saya juga bisa menerima, saling menerima sehingga ada kesepakatan bersama,” ujar Sukrawan, yang dalam Pilkada Buleleng 2017 nekat maju tarung melalu jalur Independen yang disokong Golkar-Demokrat, sehingga dipecat PDIP. *nat,k19
DENPASAR, NusaBali
Inilah alasan di balik pencoretan Dewa Nyoman Sukrawan dari pencalegan di Golkar untuk Pileg 2019. Mantan Ketua DPC PDIP Buleleng yang baru gabung ke Beringin ini menolak maju sebagai caleg DPRD Buleleng, lalu ngotot minta jadi caleg DPRD Bali, hingga akhirnya ‘diganyang’ di internal Golkar. Dan, DPP Golkar pun minta Dewa Sukrawan agar mulatsarira (introspeksi diri).
Hal ini diungkapkan anggota Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Bali DPP Golkar, Dewa Made Widiyasa Nida, kepada NusaBali di Denpasar, Kamis (12/7). Menurut Dwa Nida, DPD I Golkar Bali sebetulnya tidak pernah mencoret Dewa Sukrawan. Pasalnya, Dewa Sukrawan memang tidak pernah dicalonkan sebagai caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Buleleng. Sukrawan ditawari maju sebagai caleg DPRD Buleleng, namun malah ngotot ingin ke DPRD Bali.
“Harusnya, Sukrawan mulatsarira. Sebagai kader baru, jangan langsung cadi caleg DPRD Bali. Ya, maju ke DPRD Buleleng saja dulu. Kalau ke provinsi, ya antre-lah kamu,” tandas Dewa Nida. Ditambahkan Dewa Nida, Sukrawan sebenarnya sempat mau diplot maju sebagai caleg DPRD Buleleng. Namun, karena ngeyel dengan sikapnya ingin maju ke DPRD Bali, akhirnya bikin jengkel Golkar.
“Akhirnya, kader Golkar di Buleleng juga menolak Sukrawan untuk dicalonkan ke DPRD Buleleng. Informasi yang kami dapatkan begitu. Jadi, sejak awal yang bersangkutan sudah berulah, akhirnya tidak masuk daftar caleg. Sekarang saya dengar dia sudah loncat ke Demokrat,” papar mantan Ketua DPD II Golkar Klungkung dan Wakil Ketua DPRD Klungkung 2009-2014 ini.
Dewa Nida mengatakan, sejak gabung ke Beringin pasca kalah tarung di Pilkada Buleleng 2017, Sukrawan diperlakukan sangat istimewa di Golkar. Politisi asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng tersebut diberikan perlakuan istimewa dalam rangka proses pencalonan ke Pileg 2019. Awalnya, Golkar komitmen memberikan prioritas sesuai permintaan Sukrawan, yakni dicalonkan ke DPRD Buleleng.
Sukrawan pun memilih maju tarung dari Dapil Kecamatan Seririt-Gerokgak. Dan permintaaannya itu sudah disetujui DPD Golkar Bali. “Ternyata, saat mau penentuan DCS (daftar calon sementara) belakangan, Sukrawan ngeyel mau maju ke DPRD Bali,” ungkap Dewa Nida.
Yang membuat kader Golkar makin ‘gila’ melibas Sukrawan, kata Dewa Nida, karena yang bersangkutan ngotot supaya gerbongnya juga diakomodasi. Ada 5 orang gerbong Sukrawan dari PDIP yang dimasukkan ke DPRD Buleleng. ”Kita pun sudah akomodir 5 orang yang dia bawa sebagai caleg DPRD Buleleng. Bahkan, satu dari mereka tawar menawar minta dilayani pindah Dapil segala. Masalah kemudian muncul saat Sukrawan masih saja ngotot ke Provinsi Bali. Ya sudah, kita bereskan semuanya, termasuk Sukrawan batal nyaleg di Buleleng,” tegas politisi plotos asal Desa Akah, Kecamatan Klungkung ini.
Dewa Nida menyayangkan kalau sampai ada kesan Golkar menjegal Sukrawan untuk maju ke DPRD Bali, karena kader Beringin takut bersaing. “Kader Golkar sudah terlatih sebagai petarung di Pileg. Mereka sudah siap tarung kok kalau memang dicalegkan. Ngapaain takut dengan Sukrawan? Tidak ada masalah mau lawannya siapa,” katanya.
Menurut Dewa Nida, DPP Golkar akan melakukan telaah terhadap nama-nama yang diusulkan maju ke DPRD Bali dari 9 kabupaten/kota dalam Pileg 2019. Telaah itu terkait dedikasi dan pengabdiannya. “DPP Golkar bisa menambah atau mengurangi nama-nama yang diusulkan. DPP Golkar punya hak mengganti caleg,” sergah putra dari mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali era Orde Baru, Dewa Suparta Nida ini.
Informasi terakhir, Dewa Sukrawan sendiri sudah loncat ke Demokrat untuk nyalon DPRD Bali di Pileg 2019. Sukrawan dipasang Demokrat ke DPRD Bali Dapil Buleleng. Dia akan bersaing dengan 11 caleg DPRD Bali dari Demokrat Dapil Buleleng lainnya, termasuk incumbent Komang Nova Sewi Putra.
“Ya, Sukrawan tidak dipakai di Golkar. Kami Demokrat menggunakan beliau dari Dapil Buleleng untuk Provinsi Bali,” ujar Wakil Ketua I Bidang Internal DPD Demokrat Bali, I Nengah Pringgo, saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Kamis kemarin.
Menurut Nengah Pringgo, pencalonan Sukrawan adalah bentuk sikap keterbukaan dan penuh etika serta kesantunan Partai Demokrat. “Kita partai terbuka. Apalagi Sukrawan adalah tokoh, kita terima sebagai caleg DPRD Bali Dapil Buleleng. Nanti Sukrawan akan maju bersama incumbent Komang Nova Sewi Putra,” tandas Pringgo.
Sementara itu, Sukrawan menilai pencoretannya dari daftar caleg di Golkar sebagai bentuk pendewasaan politik. Menurut Sukrawan, Golkar memiliki kretaria khusus dalam proses pencalegan, hingga dirinya dianggap kurang layak. “Mungkin Golkar punya kretaria sampai 10, bahkan sampai 20 kreteria. Barangkali saya tidak sesuai dengan sebagian besar dari kretaria itu. Ya, wajar-wajar saja Golkar mencoret saya,” papar Sukrawan saat dikonfirmasi NusaBali melalui telepon di Singaraja, Kamis petang
Sukrawan mengakui, awal mulanya bergabung dengan Golkar setelah kalah dalam Pilkada Buleleng 2017. Kala itu, petinggi Golkar mengajak Sukrawan bergabung. Bahkan, tandemnya di posisi Calon Wakil Bupati Buleleng, Gede Dharma Wijaya (Demokrat), juga ikut gabung ke Golkar. Setelah gabung ke Beringin, Sukrawan kemudian diberi jabatan sebagai Wakil Ketua Bidang Kemasyarakatan DPD I Golkar Bali.
Sukrawan juga mengaku pernah menerima mandat jadi peserta orientasi pengakaderan di DPP Golkar, sebagai persiapan pencalegan. “Saya kira semua parpol ingin menang dan jadi besar. Mungkin saya dianggap tidak bisa menambah kursi. Jadi, kalau mekanisme di Golkar seperti itu, ya saya terima dengan senang hati, tidak ada rasa kecewa. Justru saya ucapkan terima kasih banyak kepada Golkar. Jadi saya banyak punya teman, ada pengalaman baru, tentu ini menjadi tambahan ilmu bagi saya,” papar politisi yang sempat dua periode dipercaya PDIP sebagai Ketua DPRD Buleleng (2004-2009, 2009-2014) dan jadi Calon Wakil Gubernur di Pilgub Bali 2013 ini.
Disinggung soal isu bergabung ke Demokrat pasca dicoret Golkar, Sukrawan membenarkannya. Saat ini, masih tahap penjajagan dengan petinggi Demokrat. Sukrawan berharap Demokrat bisa saling menerima. “Karena saya sebagai orang politik, saya bisa menentukan pilihan saya. Ya mudah-mudahan Demokrat bisa menerima, saya juga bisa menerima, saling menerima sehingga ada kesepakatan bersama,” ujar Sukrawan, yang dalam Pilkada Buleleng 2017 nekat maju tarung melalu jalur Independen yang disokong Golkar-Demokrat, sehingga dipecat PDIP. *nat,k19
Komentar