Pasir Disedot, Abrasi di Sawangan Kian Parah
Abrasi di Pantai Sawangan, Kelurahan Benoa, Kuta Selatan, kian parah sejak dua pekan belakangan.
MANGUPURA, NusaBali
Masyarakat terutama nelayan di Sawangan, Desa Adat Peminge, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, minta pemerintah menghentikan kegiatan penyedotan pasir di Pantai Sawangan. Para nelayan mengeluh karena akibat adanya kegiatan penyedotan pasir di perairan Selatan Badung ini selama dua pekan belakangan terjadi abrasi yang signifikan.
Kepala Lingkungan Sawangan I Wayan Jabut ditemui di Pantai Sawangan, mengungkapkan abrasi memang sudah terjadi sejak lama. Namun sejak adanya aktivitas penyedotan pasir oleh kapal tongkang di sekitar perairan setempat, abrasi meningkat.
Keluhan warga tersebut ditanggapi oleh anggota DPRD Badung Dapil Kuta Selatan, I Nyoman Mesir dan I Nyoman Karyana, serta anggota DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra. Tiga anggota dewan tersebut
turun langsung ke Pantai Sawangan, Kamis (12/7). Kedatangan ketiga anggota dewan ini untuk mendengarkan secara langsung keluhan nelayan Sawangan yang kini terkena abrasi. Tiga orang aggota dewan ini tiba di Pantai Sawangan sekitar pukul 09.00 Wita dan langsung diterima oleh 27 anggota kelompok nelayan setempat.
Kepada tiga anggota dewan tersebut, para nelayan mengeluhkan soal abrasi yang terjadi dalam beberapa hari belakangan. Abrasi yang terjadi sangat menyulitkan para nelayan untuk beraktivitas, karena kondisi bibir pantai bertebing. Jukung para nelayan yang tertambat di daratan sulit diturunkan untuk melaut.
Wayan Jabut menduga abrasi tersebut akibat adanya aktivitas penyedotan pasir. Dia berharap agar pemerintah bisa menghentikan kegiatan ini. Dan minta agar dilakukan kajian lagi. Utamanya terkait dampak terhadap lingkungan. “Kami mendukung langkah pemerintah untuk mengembangkan Bali ke arah yang lebih maju, tetapi jangan masyarakat yang dikorbankan,” tuturnya saat menerima tiga anggota dewan tersebut di Pantai Sawangan, kemarin.
Salah seorang anggota kelompok nelayan, Ketut Sarka, mengatakan penyedotan pasir itu ditengarai untuk kebutuhan reklamasi pengembangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung. “Kami mendukung program pemerintah apapun bentuknya. Apalagi untuk kepentingan pariwisata, tetapi mohon dilakukan dengan kajian,” harapnya.
Hal senada disampaikan seorang tokoh masyarakat setempat, Wayan Muntra. Terkait penyedotan pasir, tetap harus melalui kajian terutama dampak terhadap lingkungan yang berimbas langsung kepada masyarakat.
Mendengar keluhan nelayan, AA Bagus Adhi Mahendra Putra berjanji akan bersurat ke PT Angkasa Pura I, PT PP selaku pemenang tender proyek reklamasi Bandara Ngurah Rai, dan ditembuskan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Tujuannya adalah untuk mencari solusi bersama guna mengatasi masalah yang terjadi. Menurutnya kondisi Pantai Sawangan saat ini memprihatinkan.
Kepala Humas Bandara Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim belum bisa dikonfirmasi. Telepon dan pesan melalui WhatsApp dari NusaBali tidak direspons. Padahal siang harinya, ketika dikonfirmasi, Arie menyatakan sedang rapat. Dia berjanji akan memberikan penjelasan setelah rapat usai. Namun hingga berita ini diturunkan, tidak ada respons dari yang bersangkutan. *p
Masyarakat terutama nelayan di Sawangan, Desa Adat Peminge, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, minta pemerintah menghentikan kegiatan penyedotan pasir di Pantai Sawangan. Para nelayan mengeluh karena akibat adanya kegiatan penyedotan pasir di perairan Selatan Badung ini selama dua pekan belakangan terjadi abrasi yang signifikan.
Kepala Lingkungan Sawangan I Wayan Jabut ditemui di Pantai Sawangan, mengungkapkan abrasi memang sudah terjadi sejak lama. Namun sejak adanya aktivitas penyedotan pasir oleh kapal tongkang di sekitar perairan setempat, abrasi meningkat.
Keluhan warga tersebut ditanggapi oleh anggota DPRD Badung Dapil Kuta Selatan, I Nyoman Mesir dan I Nyoman Karyana, serta anggota DPR RI Dapil Bali AA Bagus Adhi Mahendra Putra. Tiga anggota dewan tersebut
turun langsung ke Pantai Sawangan, Kamis (12/7). Kedatangan ketiga anggota dewan ini untuk mendengarkan secara langsung keluhan nelayan Sawangan yang kini terkena abrasi. Tiga orang aggota dewan ini tiba di Pantai Sawangan sekitar pukul 09.00 Wita dan langsung diterima oleh 27 anggota kelompok nelayan setempat.
Kepada tiga anggota dewan tersebut, para nelayan mengeluhkan soal abrasi yang terjadi dalam beberapa hari belakangan. Abrasi yang terjadi sangat menyulitkan para nelayan untuk beraktivitas, karena kondisi bibir pantai bertebing. Jukung para nelayan yang tertambat di daratan sulit diturunkan untuk melaut.
Wayan Jabut menduga abrasi tersebut akibat adanya aktivitas penyedotan pasir. Dia berharap agar pemerintah bisa menghentikan kegiatan ini. Dan minta agar dilakukan kajian lagi. Utamanya terkait dampak terhadap lingkungan. “Kami mendukung langkah pemerintah untuk mengembangkan Bali ke arah yang lebih maju, tetapi jangan masyarakat yang dikorbankan,” tuturnya saat menerima tiga anggota dewan tersebut di Pantai Sawangan, kemarin.
Salah seorang anggota kelompok nelayan, Ketut Sarka, mengatakan penyedotan pasir itu ditengarai untuk kebutuhan reklamasi pengembangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung. “Kami mendukung program pemerintah apapun bentuknya. Apalagi untuk kepentingan pariwisata, tetapi mohon dilakukan dengan kajian,” harapnya.
Hal senada disampaikan seorang tokoh masyarakat setempat, Wayan Muntra. Terkait penyedotan pasir, tetap harus melalui kajian terutama dampak terhadap lingkungan yang berimbas langsung kepada masyarakat.
Mendengar keluhan nelayan, AA Bagus Adhi Mahendra Putra berjanji akan bersurat ke PT Angkasa Pura I, PT PP selaku pemenang tender proyek reklamasi Bandara Ngurah Rai, dan ditembuskan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Tujuannya adalah untuk mencari solusi bersama guna mengatasi masalah yang terjadi. Menurutnya kondisi Pantai Sawangan saat ini memprihatinkan.
Kepala Humas Bandara Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim belum bisa dikonfirmasi. Telepon dan pesan melalui WhatsApp dari NusaBali tidak direspons. Padahal siang harinya, ketika dikonfirmasi, Arie menyatakan sedang rapat. Dia berjanji akan memberikan penjelasan setelah rapat usai. Namun hingga berita ini diturunkan, tidak ada respons dari yang bersangkutan. *p
1
Komentar