Peringati HANI, BNN Provinsi Bali Dorong Adat Bikin Pararem
Sejumlah elemen masyarakat dihadirkan di SMAN Bali Mandara, Kamis (12/7) pagi, untuk memperingati Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali.
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah pengurus Desa Pakraman yang hadir juga didorong untuk segera membuat pararem guna menekan kasus narkoba di Bali. Kepala BNN Provinsi Bali, Brigjenpol Drs Putu Gede Suastawa, usai acara peringatan mengatakan sejauh ini penanganan dan pencegahan kasus narkoba di Bali sudah sangat bagus. Bahkan tahun ini, Bali berada jauh di bawah ringking nasional, yakni nomor 23 se-Indonesia. Peringkat itu disebutnya menurun drastis jika dibandingkan angka kasus pada tahun 2016 yang menempatkan Bali di rangking 11 nasional.
“Sinergi kolaborasi sejauh ini luar biasa, penurunannya mencapai 50 persen lebih. Bukan karena pemerintah saja, tetapi juga dari partisipasi aktif masyarakat,” kata dia. Bahkan banyaknya pengungkapan kasus narkoba di Bali dua tahun terakhir sangat membantu menekan peredarannya.
Hal tersebut salah satunya juga dipengaruhi partisipasi dari desa pakraman melalui pararem-nya yang dinilai sangat berpengaruh untuk menekan angka kasus.
Sejauh ini pararem terkait narkoba meski masih ada di sejumlah desa pakraman di Kabupaten Klungkung, Badung, Denpasar, Gianyar dan Buleleng, cukup mempengaruhi gairah masyarakat berperan aktif ikut memberantas narkoba. Ia pun mengaku akan terus menggencarkan dan mendorong seluruh desa pakraman membentuk pararem.
Selain itu Brigjen Pol Suastawa juga secara bertahap akan melantik pecalang di Bali yang berjumlah 5.976 orang sebagai ‘satgas pengawas narkoba’ di masing-masing desa pakraman. Hanya saja sejauh ini pembuatan pararem masih terkendala waktu penyusunan dan pembahasan dengan seluruh krama yang membutuhkan waktu tidak cepat.
Sementara itu dalam peringatan HANI yang menghadirkan seluruh elemen masyarakat pihaknya pun berharap ke depannya lembaga yang dihadirkan dapat menjadi perpanjangan tangan BNN Provinsi Bali, menangani dan mencegah kasus narkoba secara mandiri. “Intinya bagaimana perpanjangan tangan kami dapat menjelaskan kepada siswa lebih baik mencegah daripada menanggulangi,” kata dia.
Dalam kesempatan itu pula pihaknya memberikan penghargaan kepada sepuluh pihak yang selama ini telah berkontribusi penuh dalam mengawasi bahaya narkotika dan melakukan penyuluhan kepada masyarakat Bali. Mereka adalah Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta; Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan; Organisasi GANNAS; Organisasi GANN; Perbekel Desa Girimas, Kecamatan Sawan, Buleleng, I Wayan Sunarsa; Perbekel Sayan Ubud Gianyar, I Dewa Gede Agung; Perbekel Renon, Denpasar, I Wayan Sutama; Kepala SMA Bali Mandara Drs I Nyoman Darta MPd; Kepala SMKN Bali Mandara, I Wayan Agustiana SPd dan penggiat yang juga Kelian Desa Pakraman Kedonganan, I Ketut Madra.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya mewakili Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan sejauh ini Provinsi Bali sudah menganggarkan pembangunan fisik gedung rehabilitasi narkotika pada tahun 2019, untuk mendukung upaya pemberantasan narkotika di Bali. Rencananya dengan anggaran Rp 15 miliar itu, tempat rehabilitasi akan didirikan di Kabupaten Bangli.
“Tentu nanti SDM dan alatnya akan dilengkapi juga. Targetnya di pertengahan 2019 mendatang kita sudha punya tempat rehabilitasi narkotika di Bali,” kata dia. Selain itu tempat rehabilitasi di kabupaten juga disiapkan, seperti di Jembrana dan di Buleleng. Namun upaya pemberantasan narkotika di Bali disebutnya tidak soal rehab saja, melainkan juga upaya pencegahaan dan penanggulangan bersama.*k23
Sejumlah pengurus Desa Pakraman yang hadir juga didorong untuk segera membuat pararem guna menekan kasus narkoba di Bali. Kepala BNN Provinsi Bali, Brigjenpol Drs Putu Gede Suastawa, usai acara peringatan mengatakan sejauh ini penanganan dan pencegahan kasus narkoba di Bali sudah sangat bagus. Bahkan tahun ini, Bali berada jauh di bawah ringking nasional, yakni nomor 23 se-Indonesia. Peringkat itu disebutnya menurun drastis jika dibandingkan angka kasus pada tahun 2016 yang menempatkan Bali di rangking 11 nasional.
“Sinergi kolaborasi sejauh ini luar biasa, penurunannya mencapai 50 persen lebih. Bukan karena pemerintah saja, tetapi juga dari partisipasi aktif masyarakat,” kata dia. Bahkan banyaknya pengungkapan kasus narkoba di Bali dua tahun terakhir sangat membantu menekan peredarannya.
Hal tersebut salah satunya juga dipengaruhi partisipasi dari desa pakraman melalui pararem-nya yang dinilai sangat berpengaruh untuk menekan angka kasus.
Sejauh ini pararem terkait narkoba meski masih ada di sejumlah desa pakraman di Kabupaten Klungkung, Badung, Denpasar, Gianyar dan Buleleng, cukup mempengaruhi gairah masyarakat berperan aktif ikut memberantas narkoba. Ia pun mengaku akan terus menggencarkan dan mendorong seluruh desa pakraman membentuk pararem.
Selain itu Brigjen Pol Suastawa juga secara bertahap akan melantik pecalang di Bali yang berjumlah 5.976 orang sebagai ‘satgas pengawas narkoba’ di masing-masing desa pakraman. Hanya saja sejauh ini pembuatan pararem masih terkendala waktu penyusunan dan pembahasan dengan seluruh krama yang membutuhkan waktu tidak cepat.
Sementara itu dalam peringatan HANI yang menghadirkan seluruh elemen masyarakat pihaknya pun berharap ke depannya lembaga yang dihadirkan dapat menjadi perpanjangan tangan BNN Provinsi Bali, menangani dan mencegah kasus narkoba secara mandiri. “Intinya bagaimana perpanjangan tangan kami dapat menjelaskan kepada siswa lebih baik mencegah daripada menanggulangi,” kata dia.
Dalam kesempatan itu pula pihaknya memberikan penghargaan kepada sepuluh pihak yang selama ini telah berkontribusi penuh dalam mengawasi bahaya narkotika dan melakukan penyuluhan kepada masyarakat Bali. Mereka adalah Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta; Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan; Organisasi GANNAS; Organisasi GANN; Perbekel Desa Girimas, Kecamatan Sawan, Buleleng, I Wayan Sunarsa; Perbekel Sayan Ubud Gianyar, I Dewa Gede Agung; Perbekel Renon, Denpasar, I Wayan Sutama; Kepala SMA Bali Mandara Drs I Nyoman Darta MPd; Kepala SMKN Bali Mandara, I Wayan Agustiana SPd dan penggiat yang juga Kelian Desa Pakraman Kedonganan, I Ketut Madra.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya mewakili Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan sejauh ini Provinsi Bali sudah menganggarkan pembangunan fisik gedung rehabilitasi narkotika pada tahun 2019, untuk mendukung upaya pemberantasan narkotika di Bali. Rencananya dengan anggaran Rp 15 miliar itu, tempat rehabilitasi akan didirikan di Kabupaten Bangli.
“Tentu nanti SDM dan alatnya akan dilengkapi juga. Targetnya di pertengahan 2019 mendatang kita sudha punya tempat rehabilitasi narkotika di Bali,” kata dia. Selain itu tempat rehabilitasi di kabupaten juga disiapkan, seperti di Jembrana dan di Buleleng. Namun upaya pemberantasan narkotika di Bali disebutnya tidak soal rehab saja, melainkan juga upaya pencegahaan dan penanggulangan bersama.*k23
Komentar