PPDB Tak Sesuai Juknis, ORI Turun ke Tabanan
Proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang tidak sesuai petunjuk teknis (juknis) di beberapa SMP favorit di Tabanan, membuat asisten Ombudsman Republik Indonesia (ORI) perwakilan Bali turun ke Tabanan, Kamis (12/7).
TABANAN, NusaBali
Mereka mengecek ke sejumlah sekolah SMP di Tabanan untuk mengetahui kejelasan. Memang ada ditemukan indikasi terutama di sekolah favorit, kelebihan siswa baru yang tidak sesuai juknis. Sekitar pukul 10.00 Wita, Asisten Ombudsman perwakilan Bali Ida Bagus Kade Oka Mahendra bersama rekannya Titen Oktarini tiba di Tabanan. Mereka langsung mengecek beberapa SMP di Tabanan terutama SMP favorit. Selanjutnya mereka bertemu dengan Sekdis Dinas Pendidikan Tabanan, karena Kepala Dinas Pendidikan Tabanan sedang rapat di pemprov.
Dijelaskan Mahendra, setelah kroscek ke lapangan, memang ada beberapa sekolah dengan jumlah siswa yang melebihi juknis. Namun belum bisa dijelaskan sekolah mana saja, karena baru data awal. “Ini baru data awal, nanti akan dicek dulu,” ucapnya.
Di hari yang sama, pihaknya juga merencanakan bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan Tabanan Gede Susila. Namun Gede Susila tidak bisa ditemui karena sedang mengikuti rapat di pemprov. “Kami sekarang mau ketemu sekdis (sekretaris dinas) menanyakan tentang hasil data yang kami ambil,” tegas Mahendra.
Menurut Mahendra, data-data yang didapatkan ini akan dikumpulkan terlebih dahulu. Apakah benar data dimaksud atau seperti apa. “Jadi sekarang belum bisa dijelaskan gamblang, karena data ini akan dirapatkan di kantor. Setelah itu hasil akan dibawa ke Dinas Pendidikan Tabanan sesuai dengan petunjuk pimpinan kami,” tegasnya.
Seperti berita sebelumnya, di SMPN 1 Tabanan menerima siswa tidak sesuai juknis (di antaranya satu rombel berisi 32 siswa, Red). Harusnya menerima sebanyak 288 siswa dengan 9 rombongan belajar (rombel), tetapi murid baru yang diterima sebanyak 416 siswa. Hal itu berbanding terbalik dengan yang terjadi di SMPN 6 Tabanan. Di sekolah ini siswa baru ditarget 256 orang, tetapi hanya mendapatkan 156 siswa.
Penerimaan jumlah siswa yang tidak sesuai juknis juga terjadi di SMPN 2 Tabanan. Dari yang ditarget 224 siswa dengan 7 rombel justru menerima 300 orang. *d
Dijelaskan Mahendra, setelah kroscek ke lapangan, memang ada beberapa sekolah dengan jumlah siswa yang melebihi juknis. Namun belum bisa dijelaskan sekolah mana saja, karena baru data awal. “Ini baru data awal, nanti akan dicek dulu,” ucapnya.
Di hari yang sama, pihaknya juga merencanakan bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan Tabanan Gede Susila. Namun Gede Susila tidak bisa ditemui karena sedang mengikuti rapat di pemprov. “Kami sekarang mau ketemu sekdis (sekretaris dinas) menanyakan tentang hasil data yang kami ambil,” tegas Mahendra.
Menurut Mahendra, data-data yang didapatkan ini akan dikumpulkan terlebih dahulu. Apakah benar data dimaksud atau seperti apa. “Jadi sekarang belum bisa dijelaskan gamblang, karena data ini akan dirapatkan di kantor. Setelah itu hasil akan dibawa ke Dinas Pendidikan Tabanan sesuai dengan petunjuk pimpinan kami,” tegasnya.
Seperti berita sebelumnya, di SMPN 1 Tabanan menerima siswa tidak sesuai juknis (di antaranya satu rombel berisi 32 siswa, Red). Harusnya menerima sebanyak 288 siswa dengan 9 rombongan belajar (rombel), tetapi murid baru yang diterima sebanyak 416 siswa. Hal itu berbanding terbalik dengan yang terjadi di SMPN 6 Tabanan. Di sekolah ini siswa baru ditarget 256 orang, tetapi hanya mendapatkan 156 siswa.
Penerimaan jumlah siswa yang tidak sesuai juknis juga terjadi di SMPN 2 Tabanan. Dari yang ditarget 224 siswa dengan 7 rombel justru menerima 300 orang. *d
Komentar