Sarkofagus Ditemukan di Bawah Palinggih Puskesmas
Jauh sebelum penemuan sarkofagos, di sekilar lokasi Puskesmas Pembantu Pakuaji, Desa Mundeh Kangin, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan juga pernah ditemukan 5 senjata tombak kuno sekitar tahun 1975
Dari Pengerjaan Proyek Gorong-gorong, Lalu Muncul Petunjuk Lewat Mimpi
TABANAN, NusaBali
Sebuah benda kuno berupa sarkofagus (peti mayat terbuat dari batu) ditemukan tertanam di bawah bangunan suci (palinggih) di Puskesmas Pembantu Pakuaji, Banjar Pakuaji, Desa Mundeh Kangin, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan, Kamis (12/7) sore. Setelah sarkofagus dibongkar, warga juga menemukan dua batu permata yang masing-masing berwarna merah dan hijau. Penemuan sarkofagus ini berawal dari pengerjaan proyek gorong-gorong, lalu muncul petunjuk niskala melalui mimpi.
Sarkofagus mirip palungan ini ditemukan pada kedalaman 70 centimeter (0,7 meter) di bawah tanah. Sarkofagus ini memiliki panjang 100 centimeter, lebar bawah 70 centimeter, lebar atas 71 centimeter, dan tinggi 60 centimeter. Sedangkan beratnya mencapai ratusan kilogram.
Setelah dievakuasi dari dalam tanah, Kamis sore sekitar pukul 15.00 Wita, sarkofagus yang terbuat dari batu ini ini masih dibiarkan terhampar di depan palinggih Puskesmas Pembantu Pakuaji. Sedangkan dua batu permata tersebut masih dibawa oleh Kepala Puskesmas Pembantu Pakuaji, dr I Nyoman Pasek Subrata. Di lokasi temuan sarkofagus pun sudah digelar upacara nebusin.
Kelian Dinas Banjar Pakuaji, Desa Mundeh Kangin, I Made Puja Astawa, menyatakan temuan sarkofagus ini berawal dari kegiatan proyek pembenahan gorong-gorong sebulan lalu. Ketika itu, alat berat yang digunakan mengeruk sisi jalan menghantam benda keras, yang ternyata berupa batu. Tapi, saat itu batu hanya terlihat di bagian samping. Pekerja proyek pun tidak menghiraukannya, karena dikira buis beton.
Beberapa lama kemudian, seorang warga di Banjar Pakuaji, I Made Pugeh, yang dikenal sebagai penekun spiritual, bermimpi aneh. Dalam mimpinya, Made Pugeh dapat petunjuk bahwa batu yang diduga buis beton di bawan palinggih Puskesmas Pembantu Pakuaji harus diangkat.
Berdasarkan petunjuk lewat mimpi tersebut, akhirnya batu yang ternyata berupa sarkofagus ini diangkat dari lokasi tertanam di bawah palinggih, Kamis sore sekitar pukul 15.00 Wita. Made Puja Astawa selaku kelian banjar pun ikut hadir sata proses membongkar sarkofagus tersebut.
“Sehari sebelum dibongkar, kami sempat mengecek ke lokasi, Rabu (11/7) sore, karena saking penasaran. Lalu, kami lihat dan pegang-pegang batu di bawah palinggih tersebut. Warga pun berdatangan ke lokasi," ungkap Puja Astawa saat ditemui NusaBali di Banjar Pakuaji, Desa Mundeh Kangin, Jumat (13/7).
Menurut Puja Astawa, warga terkejut karena setelah dibongkar dan diangkat dari dalam tanah, batu tersebut ternyata sarkofagus. Saat dibongkar, batu penutup sarkofagus pecah menjadi tiga. Setelah ditelisik, di dalam sarkofagus ini ditemukan dua batu permata.
Bukan hanya itu, saat penggalian secara manual mengunakan linggis dan cangkul dianjutkan, warga kembali menemukan 5 buah batu ukuran sekepal orang dewasa di dalam sarkofagus. "Tanah yang ada di dalam dan luar peti batu itu saya lihat berwarna warni. Ada warna abu, ada pula merah seperti pecahan logam. Namun, ketika disentuh, warnanya justru hilang," cerita Puja Astawa.
Puja Astawa mengatakan, pihaknya berharap segera ada tindak lanjut dari instansi terkait terhadap benda purbakala berupa sarkofagus yang ditemukan di bawah palingguh Puskesmas Pembantu Pakuaji ini. Harapannya, jangan sampai masyarakat resah dan berpikir terlalu mistis. “Kami sudah melaporkan temuan benda kuno ini ke Perbekel Mundeh Kangin dan Bhabinkabtibmas. Kami berharap temuan ini segera ditindaklanjuti,” harapnya.
Sementara itu, Perbekel Mundeh Kangin, Kecamatan Selemadeg Barat, I Nyoman Sarba Aryawijaya, menyatakan pihaknya belum berani menyimpulkan temuan di bawah palinggih Puskesmas Pembantu Pakuaji tersebut. Menurut Sarba Arya Wijaya, pihaknya sudah melaporkan temuan ini ke Camat Selemadeg Barat dan Wakil Bupati Tabanan, Komang Gde Sanjaya. "Kami masih tunggu kejelasan. Mudah-mudahan dengan dimuat di media beritanya, instansi terkait segera turun meneliti benda berupa peti dari batu tersebut," tegas Sarba kemarin.
Sarba mengatakan, lokasi ditemukannya sarkofagus ini dulunya adalah perkebunan, sebelum dibangun Puskesmas tahun 1964. Berdasarkan informasi salah satu orang luar Banjar Pakuaji, di kawasan ini dulunya sempat berdiri kerajaan, yang disebut Kerajaan Bengai.
Sekitar tahun 1975, juga sempat ditemukan 5 senjata tombak zaman kuno di lokasi SDN 1 Mundeh Kangin, yang berjarak sekitar 150 meter arah utara dari titik temuan sarkofagus. Namun, di mana senjata tombak kuno itu disimpan sekarang. “Nah, apakah senjata tombak kuno itu ada kaitanya dengan benda mirip palungan ini, juga tidak tahu," kilah Sarba.
Bukan hanya itu. Sejumlah batu padas kuno beragam bentuk dengan panjang 1 meter juga pernah ditemukan warga di sekitar Hutan Bengai kawasan Banjar Mundeh Kawan, Desa Mundeh Kangin. Menurut Sarba, ada yang bentuknya mirip meja.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan, I Gusti Ngurah Supanji, mengaku baru mengetahui adanya serentetan temuan benda kuno di Banjar Pakuaji, Desa Mundeh Kangin tersebut. Menurut IGN Supanji, pihaknyassegera akan melaporkan temuan ini ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. "Saya baru tahu ini, sekarang saya telepon BPCB agar besok (hari ini) dicek ke lokasi," janji Supanji. *d
TABANAN, NusaBali
Sebuah benda kuno berupa sarkofagus (peti mayat terbuat dari batu) ditemukan tertanam di bawah bangunan suci (palinggih) di Puskesmas Pembantu Pakuaji, Banjar Pakuaji, Desa Mundeh Kangin, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan, Kamis (12/7) sore. Setelah sarkofagus dibongkar, warga juga menemukan dua batu permata yang masing-masing berwarna merah dan hijau. Penemuan sarkofagus ini berawal dari pengerjaan proyek gorong-gorong, lalu muncul petunjuk niskala melalui mimpi.
Sarkofagus mirip palungan ini ditemukan pada kedalaman 70 centimeter (0,7 meter) di bawah tanah. Sarkofagus ini memiliki panjang 100 centimeter, lebar bawah 70 centimeter, lebar atas 71 centimeter, dan tinggi 60 centimeter. Sedangkan beratnya mencapai ratusan kilogram.
Setelah dievakuasi dari dalam tanah, Kamis sore sekitar pukul 15.00 Wita, sarkofagus yang terbuat dari batu ini ini masih dibiarkan terhampar di depan palinggih Puskesmas Pembantu Pakuaji. Sedangkan dua batu permata tersebut masih dibawa oleh Kepala Puskesmas Pembantu Pakuaji, dr I Nyoman Pasek Subrata. Di lokasi temuan sarkofagus pun sudah digelar upacara nebusin.
Kelian Dinas Banjar Pakuaji, Desa Mundeh Kangin, I Made Puja Astawa, menyatakan temuan sarkofagus ini berawal dari kegiatan proyek pembenahan gorong-gorong sebulan lalu. Ketika itu, alat berat yang digunakan mengeruk sisi jalan menghantam benda keras, yang ternyata berupa batu. Tapi, saat itu batu hanya terlihat di bagian samping. Pekerja proyek pun tidak menghiraukannya, karena dikira buis beton.
Beberapa lama kemudian, seorang warga di Banjar Pakuaji, I Made Pugeh, yang dikenal sebagai penekun spiritual, bermimpi aneh. Dalam mimpinya, Made Pugeh dapat petunjuk bahwa batu yang diduga buis beton di bawan palinggih Puskesmas Pembantu Pakuaji harus diangkat.
Berdasarkan petunjuk lewat mimpi tersebut, akhirnya batu yang ternyata berupa sarkofagus ini diangkat dari lokasi tertanam di bawah palinggih, Kamis sore sekitar pukul 15.00 Wita. Made Puja Astawa selaku kelian banjar pun ikut hadir sata proses membongkar sarkofagus tersebut.
“Sehari sebelum dibongkar, kami sempat mengecek ke lokasi, Rabu (11/7) sore, karena saking penasaran. Lalu, kami lihat dan pegang-pegang batu di bawah palinggih tersebut. Warga pun berdatangan ke lokasi," ungkap Puja Astawa saat ditemui NusaBali di Banjar Pakuaji, Desa Mundeh Kangin, Jumat (13/7).
Menurut Puja Astawa, warga terkejut karena setelah dibongkar dan diangkat dari dalam tanah, batu tersebut ternyata sarkofagus. Saat dibongkar, batu penutup sarkofagus pecah menjadi tiga. Setelah ditelisik, di dalam sarkofagus ini ditemukan dua batu permata.
Bukan hanya itu, saat penggalian secara manual mengunakan linggis dan cangkul dianjutkan, warga kembali menemukan 5 buah batu ukuran sekepal orang dewasa di dalam sarkofagus. "Tanah yang ada di dalam dan luar peti batu itu saya lihat berwarna warni. Ada warna abu, ada pula merah seperti pecahan logam. Namun, ketika disentuh, warnanya justru hilang," cerita Puja Astawa.
Puja Astawa mengatakan, pihaknya berharap segera ada tindak lanjut dari instansi terkait terhadap benda purbakala berupa sarkofagus yang ditemukan di bawah palingguh Puskesmas Pembantu Pakuaji ini. Harapannya, jangan sampai masyarakat resah dan berpikir terlalu mistis. “Kami sudah melaporkan temuan benda kuno ini ke Perbekel Mundeh Kangin dan Bhabinkabtibmas. Kami berharap temuan ini segera ditindaklanjuti,” harapnya.
Sementara itu, Perbekel Mundeh Kangin, Kecamatan Selemadeg Barat, I Nyoman Sarba Aryawijaya, menyatakan pihaknya belum berani menyimpulkan temuan di bawah palinggih Puskesmas Pembantu Pakuaji tersebut. Menurut Sarba Arya Wijaya, pihaknya sudah melaporkan temuan ini ke Camat Selemadeg Barat dan Wakil Bupati Tabanan, Komang Gde Sanjaya. "Kami masih tunggu kejelasan. Mudah-mudahan dengan dimuat di media beritanya, instansi terkait segera turun meneliti benda berupa peti dari batu tersebut," tegas Sarba kemarin.
Sarba mengatakan, lokasi ditemukannya sarkofagus ini dulunya adalah perkebunan, sebelum dibangun Puskesmas tahun 1964. Berdasarkan informasi salah satu orang luar Banjar Pakuaji, di kawasan ini dulunya sempat berdiri kerajaan, yang disebut Kerajaan Bengai.
Sekitar tahun 1975, juga sempat ditemukan 5 senjata tombak zaman kuno di lokasi SDN 1 Mundeh Kangin, yang berjarak sekitar 150 meter arah utara dari titik temuan sarkofagus. Namun, di mana senjata tombak kuno itu disimpan sekarang. “Nah, apakah senjata tombak kuno itu ada kaitanya dengan benda mirip palungan ini, juga tidak tahu," kilah Sarba.
Bukan hanya itu. Sejumlah batu padas kuno beragam bentuk dengan panjang 1 meter juga pernah ditemukan warga di sekitar Hutan Bengai kawasan Banjar Mundeh Kawan, Desa Mundeh Kangin. Menurut Sarba, ada yang bentuknya mirip meja.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan, I Gusti Ngurah Supanji, mengaku baru mengetahui adanya serentetan temuan benda kuno di Banjar Pakuaji, Desa Mundeh Kangin tersebut. Menurut IGN Supanji, pihaknyassegera akan melaporkan temuan ini ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. "Saya baru tahu ini, sekarang saya telepon BPCB agar besok (hari ini) dicek ke lokasi," janji Supanji. *d
Komentar