nusabali

Siapkan Ngaben Ayah, Ditemukan Tewas Gantung Diri

  • www.nusabali.com-siapkan-ngaben-ayah-ditemukan-tewas-gantung-diri

Saat sibuk mempersiapkan upacara ngaben untuk sang ayah I Nyoman Pada, pada Sukra Umanis Merakih, Jumat (20/7), justru anaknya, I Made Mardiasa, 46, dari Banjar Babakan, Desa Peringsari, Kecamatan Selat, Karangasem, ditemukan tak bernyawa dengan leher dijerat tali nilon warna biru dan tubuh menggantung di pohon nangka, di tengah sawah di selatan rumahnya, Sabtu (14/7) sekitar pukul 10.00 Wita.

AMLAPURA, NusaBali

Segenap anggota keluarga kaget, terguncang, dan tak bisa menahan tangis. Padahal sehari sebelumnya, Jumat (13/7), Mardiasa masih terlihat sibuk mempersiapkan upacara ngaben untuk  sang ayah I Nyoman Pada, dan bibinya Ni Wayan Rais. Pada Jumat sore bahkan sempat menggelar acara mebat (memasak bersama) dengan kerabatnya. Saat itu Mardiasa yang sehari-hari sebagai petani ini tidak menunjukkan isyarat mencurigakan, aktivitas mebat berjalan seperti biasa sesuai tradisi.

Bahkan malam harinya, Mardiasa tidur sekamar bersama istrinya Ni Komang Ayu Megawati, 43, dan anaknya, Putu Ayu Digek, 18, Kadek Dea Ananda, 14, dan anak ketiga.

Komang Megawati menuturkan, biasanya dia yang bangun paling awal, sekitar pukul 03.00 Wita dini hari. Namun tumben, pada Sabtu dini hari kemarin, dia terbangun lewat dari pukul 03.00 Wita. Saat dirinya bangun, dilihat suaminya sudah tidak ada di tempat tidur.

Komang Megawati yang sehari-hari berjualan di toko di depan rumahnya mengira suaminya pergi ke Pasar Desa Selat. Ternyata ditunggu beberapa jam, hingga pukul 08.00 Wita, suaminya belum kunjung datang. Segenap anggota keluarganya mulai curiga, apalagi melihat pintu belakang rumah terbuka. Dimulailah pencarian.

Mardiasa akhirnya ditemukan oleh saksi I Gusti Lanang Men, 45, dari Banjar Babakan. Mardiasa ditemukan tergantung di dahan pohon nangka, di tengah lahan sawah milik I Ketut Sujana. Di dahan pohon nangka itulah tubuh Mardiasa tergantung dengan leher terjerat tali nilon biru. Jarak dari tanah ke badan Mardiasa setinggi sekitar 205 cm.

Saksi I Made Sudarsana, 51, dari Banjar Muntig, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, kemudian melaporkan kasus itu ke Polsek Selat. Petugas Polsek Selat dipimpin Kapolsek AKP I Made Sutirta mengajak petugas medis Puskesmas Selat melakukan olah TKP. Hasilnya tidak ditemukan hal-hal yang mencurigakan, penyebab meninggal karena leher korban terjerat tali nilon, dengan tanda-tanda fisik ada lebam di leher Mardiasa.

Komang Megawati menyatakan, selama ini tidak ada masalah berarti di keluarganya. “Kalau misalnya sempat ribut-ribut, bisa jadi itu penyebab gantung diri. Saya sama sekali tak percaya suami memilih mati dengan cara gantung diri,” ucapnya sambil menahan tangis.Putri sulungnya Ni Putu Ayu Digek juga mengaku tidak ada masalah. “Kami tidur bersama, tidak ada masalah.”

Korban meninggalkan seorang istri dan tiga anak. Suasana di rumah duka yang semula sibuk mempersiapkan upacara ngaben pada Sukra Umanis Merakih, Jumat (20/7), kini menjadi kalut dan terguncang.

Disinggung apakah jenazah Mardiasa bisa diikutkan nanti di upacara ngaben pada Sukra Umanis Merakih? “Kami belum tahu, masih menanyakan ke Ida Pedanda,” ujar I Ketut Sujana, saudara sepupu almarhum Mardiasa.  Ketut Sujana memperkirakan kemungkinan penyebab gantung diri, karena Mardiasa baru pertama menyelenggarakan upacara di rumahnya, sehingga kewalahan untuk mengurus semua tahapan upacara. *k16

Komentar