nusabali

Ratusan Peserta Ikuti Festival Ratha Yatra Nusantara

  • www.nusabali.com-ratusan-peserta-ikuti-festival-ratha-yatra-nusantara

Ratusan orang dari penganut ajaran Krishna di Bali berkumpul dan melakukan pawai berkeliling menuntun tiga kereta yang didalamnya berisikan arca simbol Dewa Krishna, Sri Balarama, dan Sri Subadra Devi saat Festival Ratha Yatra Nusantara, Minggu (15/7) di Parkir Timur Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala, Denpasar atau yang biasa disebut Lapangan Renon.

DENPASAR, NusaBali
Festival yang dilaksanakan oleh International Society For Krishna Consciiusness (Iscon) Comunication Indonesia ini digelar untuk menyucikan alam semesta dan seluruh isinya di Bumi ini. Penarikan kereta yang berisikan simbol tiga dewa itu merupakan murti-murti simbol dewa penguasa alam diiringi keluar untuk memberikan darsana (pengetahuan agama), atau kesempatan kepada masyarakat berdoa dan  melihatnya.

Penarikan kereta dimulai pukul 15.30 Wita dari Lapangan Timur  menuju Jalan Raya Puputan, dilanjutkan ke Jalan Tantular menuju Tjok Agung Tresna dengan titik akhir kembali ke Lapangan Timur Puputan Margarana yang diiringi dengan nyanyian-nyanyian untuk memuja Sri Krishna. Dalam festival ini juga dihadiri perwakilan Gubernur Bali, Dirjen Bimas Hindu RI, Ketua Dharma Adhyaksa PHDI Pusat dan Ketua PHDI Bali.

Ketua Perkumpulan Iscon I Nengah Wijana, mengatakan, kegiatan yang digelar tahunan ini diikuti oleh 9 Ashram Krishna yang ada di Bali ini untuk memuliakan Tuhan yang merupakan alam semesta. Dengan simbol abstraknya penganut ajaran Krishna memuja Tuhan sebagai wujud Krishna sebagai simbol maha pengasih.

"Sehingga dengan melaksanakan festival ini diharapkan Tuhan bisa memberikan karunia dan memberikan inspirasi untuk menguatkan cinta kasih sesama makhluk hidup. Meskipun masyarakat hanya melihat saja dan tidak berdoa, tidak masalah karena Tuhan itu mencerahkan kepada semua makhluk hidup.  Untuk itulah festival ini diadakan setahun sekali,” Jelas.

Sementara itu, Ketua Sabha Pandita (Dharma Adhayaksa) Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Ida Pedanda Gede Bang Buruan Manuaba mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kepada Iscon Indonesia yang sudah berupaya mempraktekkan ajaran sesuai kitab suci. “Apapun namanya yang terpenting mampu mempraktekkan nilai-nilainya dalam kehidupan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kedamaian,” ungkapnya.

Kata dia, Agama harus memberikan kehidupan lebih baik dengan penuh kasih sayang. Bukan sebaliknya saling merendahkan, mejelekkan dan menguatkan perbedaan yang memicu perpecahan. “Mari belajar menghormati perbedaan, karena yang beda membuat indah dan sebagai pendali diri,” ujarnya.

Direktur Jenderal  Bimbingan Masyarakat  (Dirjen Bimas) Hindu Kementerian Agama RI, Prof Drs I Ketut Widnya menambahkan, Bali ini merupakan tempat keagamaan yang berlandaskan kesenian, kebudayaan, dan tentunya spiritual. "Sebenarnya masyarakat semua sangat mujur sekali dapat karunia Tuhan seperti ini. Dari Bimas Hindu melakukan pembinaan agama, namun karena agama itu tidak berdiri sendiri maka tidak terlepas juga dari seni, adat, dan budaya, ini kan salah satu membangun peradaban Hindu Indonesia karena ada seni dan kebudayaan serta rohaninya karena agama dibentuk dari seni, oleh karena itu dengan adanya Jaganath ini kita bersyukur sekali ikut mendapatkan anugerahnya," jelasnya. *m

Komentar