Anggaran Penataan Taman Kota Belum Bisa Diusulkan Tahun Ini
Penataan Taman Kota Tabanan belum bisa dilakukan tahun 2018 karena terbatasnya anggaran, lantaran diperkirakan untuk penataan taman diperlukan dana miliaran rupiah.
TABANAN, NusaBali
Dinas terkait akan mengusulkan pembangunan fisik itu di anggaran induk 2019. Kepala Bidang Pembangunan Gedung PUPR Tabanan Kadek Faridatini Sueca, menerangkan saat ini untuk kelanjutan penataan taman kota baru diusulkan di anggaran perubahan tahun 2018. Usulan itu untuk meratakan taman kota saja. Sebelumnya kolam dan tugu yang terbuat dari batu berada di tengah-tengah taman telah dibongkar. “Ya, sekarang baru meratakan saja,” ujarnya, Minggu (14/7).
Sedangkan untuk pembangunan fisik seperti penataan taman dan tempat suci belum tercover di tahun 2018. Rencananya pembangunan tempat suci akan digeser ke sebelah timur. “Sekarang kan ada palinggih di sana. Itu akan dipindah, sehingga di tengah-tengah itu kosong,” jelasnya.
Pihaknya tetap akan mengusulkan di anggaran induk 2019 terutama untuk pembangunan fisik. Sebab kalau diusulkan di anggaran perubahan tidak bisa, karena untuk penataan taman memerlukan dana miliaran rupiah. Di samping juga waktunya mepet. “Karena dananya diperkirakan miliaran rupiah maka akan ada proses lelang,” tegas Faridatini.
Dia menambahkan, rencananya taman kota tersebut akan dibangun taman yang menyerupai alun-alun. Jadi ketika ada pagelaran di Gedung Mario atau di panggung GWS, maka penonton bisa menonton dari bawah baik k earah timur maupun ke arah barat. “Jadi menyerupai alun-alun sehingga penonton agak ke bawah menonton ketika ada pagelaran,” tegasnya.
Sementara terkait pembangunan Gedung Mario, Museum Sagung Wah, dan panggung GWS akan tuntas di 2018. Sekarang untuk Museum Sagung Wah tinggal pemasangan interiornya saja. “Jadi ketiganya akan tuntas di tahun 2018,” imbuhnya. *d
Sedangkan untuk pembangunan fisik seperti penataan taman dan tempat suci belum tercover di tahun 2018. Rencananya pembangunan tempat suci akan digeser ke sebelah timur. “Sekarang kan ada palinggih di sana. Itu akan dipindah, sehingga di tengah-tengah itu kosong,” jelasnya.
Pihaknya tetap akan mengusulkan di anggaran induk 2019 terutama untuk pembangunan fisik. Sebab kalau diusulkan di anggaran perubahan tidak bisa, karena untuk penataan taman memerlukan dana miliaran rupiah. Di samping juga waktunya mepet. “Karena dananya diperkirakan miliaran rupiah maka akan ada proses lelang,” tegas Faridatini.
Dia menambahkan, rencananya taman kota tersebut akan dibangun taman yang menyerupai alun-alun. Jadi ketika ada pagelaran di Gedung Mario atau di panggung GWS, maka penonton bisa menonton dari bawah baik k earah timur maupun ke arah barat. “Jadi menyerupai alun-alun sehingga penonton agak ke bawah menonton ketika ada pagelaran,” tegasnya.
Sementara terkait pembangunan Gedung Mario, Museum Sagung Wah, dan panggung GWS akan tuntas di 2018. Sekarang untuk Museum Sagung Wah tinggal pemasangan interiornya saja. “Jadi ketiganya akan tuntas di tahun 2018,” imbuhnya. *d
Komentar