Derita Stroke, Mantan Anggota DPRD Gianyar Meninggal
Mantan anggota DPRD Gianyar periode 1992-1997 dari Fraksi Golkar, Drs I Putu Rijaya meninggal dunia dalam perawatan di RS Sanjiwani Gianyar, Jumat (13/7) tengah malam.
GIANYAR, NusaBali
Adik dari Perbekel Bedulu, Ketut Rinata ini menghembuskan napas terakhir setelah 3 tahun berjuang melawan penyakit stroke yang dideritanya. Almarhum yang seorang guru mata pelajaran sejarah dan beberapa kali menjabat kepala sekolah (kasek) SMP di Gianyar ini dikuburkan di Setra Desa Pakraman Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar pada Redite Umanis Merakih, Minggu (15/7).
Almarhum meninggalkan seorang istri, dua orang anak, serta seorang cucu yang baru berusia sebulan. Kalangan tenaga pendidik di bumi seni Gianyar pun berkabung. Mereka tampak hadir berikut sejumlah pelajar untuk mengantarkan sang guru ke peristirahatan terakhir.
Kakak almarhum, Ketut Rinata menjelaskan adik kelimanya ini termasuk orang yang aktif. "Adik saya mengawali karir memang sebagai tenaga pendidik, di sela-sela itu dipercaya maju sebagai anggota DPRD Kabupaten Gianyar," jelasnya. Selama duduk di kursi dewan, almarhum Putu Rijaya dikenal cukup vokal untuk masalah pendidikan.
Lalu, pasca lengser dari dunia politik Putu Rijaya kembali mengabdi sebagai tenaga pendidik. "Sempat sebagai guru mata pelajaran IPS, kemudian dipercaya sebagai Kasek di Ubud," terangnya. Mengenai sakitnya, Putu Rijaya mulai merasakan gejala aneh di kepala sekitar 3 tahun lalu. "Ada cairan di kepala, saat itu juga sudah dioperasi. Disedot cairannya" jelasnya. Pasca operasi, kondisi kesehatannya pun kian melemah. Namun masih aktif mengajar mata pelajaran sejarah di SMAN 1 Blahbatuh.
"Seminggu lalu padahal masih bisa urus rencana pensiunnya. Surat sudah masuk, Agustus 2019 pensiun," terangnya. Bahkan 2 hari sebelum masuk RS, Putu Rijaya yang lulusan S1 di FKIP Singaraja masih sempat timang cucu pertamanya yang baru berusia sebulan.
Prestasi yang membanggakan yang pernah diraih saat Almarhum dipercaya menjadi kepala sekolah di SMP 2 Ubud. Ketika itu ia mengantarkan sekolah itu meraih sejumlah prestasi gemilang, di antaranya Adiwiyata tingkat Nasional. Selain aktif di dunia pendidikan, ayah dua anak dan seorang cucu ini, aktif di berbagai kegiatan kepemudaan di Bumi Seni Gianyar. Mengawali rintisan Karang Taruna di desanya Bedulu, Kecamatan Blahbatuh. Almarhum juga tercatat sebagai salah seorang pionir berdirinya OKP FKPPI yang mewadahi putra putri purnawirawan ABRI di Gianyar. Atas jasa serta keberhasilannya itu almarhum dipilih sebagai Ketua FKPPI Kabupaten Gianyar. *nvi
Adik dari Perbekel Bedulu, Ketut Rinata ini menghembuskan napas terakhir setelah 3 tahun berjuang melawan penyakit stroke yang dideritanya. Almarhum yang seorang guru mata pelajaran sejarah dan beberapa kali menjabat kepala sekolah (kasek) SMP di Gianyar ini dikuburkan di Setra Desa Pakraman Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar pada Redite Umanis Merakih, Minggu (15/7).
Almarhum meninggalkan seorang istri, dua orang anak, serta seorang cucu yang baru berusia sebulan. Kalangan tenaga pendidik di bumi seni Gianyar pun berkabung. Mereka tampak hadir berikut sejumlah pelajar untuk mengantarkan sang guru ke peristirahatan terakhir.
Kakak almarhum, Ketut Rinata menjelaskan adik kelimanya ini termasuk orang yang aktif. "Adik saya mengawali karir memang sebagai tenaga pendidik, di sela-sela itu dipercaya maju sebagai anggota DPRD Kabupaten Gianyar," jelasnya. Selama duduk di kursi dewan, almarhum Putu Rijaya dikenal cukup vokal untuk masalah pendidikan.
Lalu, pasca lengser dari dunia politik Putu Rijaya kembali mengabdi sebagai tenaga pendidik. "Sempat sebagai guru mata pelajaran IPS, kemudian dipercaya sebagai Kasek di Ubud," terangnya. Mengenai sakitnya, Putu Rijaya mulai merasakan gejala aneh di kepala sekitar 3 tahun lalu. "Ada cairan di kepala, saat itu juga sudah dioperasi. Disedot cairannya" jelasnya. Pasca operasi, kondisi kesehatannya pun kian melemah. Namun masih aktif mengajar mata pelajaran sejarah di SMAN 1 Blahbatuh.
"Seminggu lalu padahal masih bisa urus rencana pensiunnya. Surat sudah masuk, Agustus 2019 pensiun," terangnya. Bahkan 2 hari sebelum masuk RS, Putu Rijaya yang lulusan S1 di FKIP Singaraja masih sempat timang cucu pertamanya yang baru berusia sebulan.
Prestasi yang membanggakan yang pernah diraih saat Almarhum dipercaya menjadi kepala sekolah di SMP 2 Ubud. Ketika itu ia mengantarkan sekolah itu meraih sejumlah prestasi gemilang, di antaranya Adiwiyata tingkat Nasional. Selain aktif di dunia pendidikan, ayah dua anak dan seorang cucu ini, aktif di berbagai kegiatan kepemudaan di Bumi Seni Gianyar. Mengawali rintisan Karang Taruna di desanya Bedulu, Kecamatan Blahbatuh. Almarhum juga tercatat sebagai salah seorang pionir berdirinya OKP FKPPI yang mewadahi putra putri purnawirawan ABRI di Gianyar. Atas jasa serta keberhasilannya itu almarhum dipilih sebagai Ketua FKPPI Kabupaten Gianyar. *nvi
Komentar