nusabali

Bali Sikapi Perang Dagang AS vs China

  • www.nusabali.com-bali-sikapi-perang-dagang-as-vs-china

Penyamaan persepsi dilakukan untuk tak terkena dampak agar ekspor Bali tetap terjaga dan terus tumbuh.

Hari Ini Kadisperindag se-Bali Dikumpulkan

DENPASAR, NusaBali
Pemprov Bali melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), pada Selasa (17/7) ini mengumpulkan para Kepala  Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) dari kabupaten/kota  se-Bali. Tujuannya melakukan pembahasan berbagai persoalan masalah perindustrian dan perdagangan. Termasuk isu terakhir yakni perang dagang antara Amerika Serikat (AS) versus China yang diharapkan jangan sampai berimbas pada eskpor Indonesia.  “Memang ada beberapa hal yang dibahas, salah satunya upaya peningkatan perdagangan, baik dalam dan luar negeri,” kata  Kadisperindag Bali Putu Astawa, Senin (16/7).

Peningkatan perdagangan baik volume maupun nilainya, kata Astawa tentu sangat penting.  “Kita, pemerintah dan juga pengusaha tentu sangat berkepentingan agar perdagangan terus meningkat,” jelasnya.  Karena peningkatan ekspor  menunjukkan berkontribusi pada pertumbuhan,  yang muaranya tentu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.  “Karena itu teman-teman Dinas (Disperindag) di kabupaten/kota kami undang untuk membahas itu, menyamakan persepsi,” lanjutnya.

Apalagi dengan perkembangan belakangan, yakni isu perang dagang antara AS versus China, yang dikhawatirkan bisa berimbas pada perdagangan luar negeri atau ekspor Bali. Bagaimana kata Astawa, kedua negara tersebut bersama negara-negara lainnya merupakan mitra dagang Indonesia , dalam  hal ini Bali. “Kita, kami pemerintah dan pengusaha tentu tidak menginginkan ada dampak, sehingga ekspor tetap terjaga dan tumbuh,” ujarnya.

Kata Astawa, dari kabupaten/kota tentu nanti juga akan ada masukan, baik persoalan maupun masukan- masukan yang bertalian dengan  perdagangan,  perdagangan dalam negeri atau luar negeri. Persoalannya dan kendalanya apa, nanti dirembugkan. “Prinsipnya, kami ingin sinergi agar perdagangan tumbuh positif,” kata Astawa.

Data dari Disperindag Bali, nilai ekspor  dari Januari-April 2018, 260.091.585,45 dollar. Meningkat 14,46 persen  dari bulan yang sama Januari-April 2017, sebesar 227.239.700,82 dollar.  Nilai ekspor terbesar  Januari-April 2018 ke negara-negara kawasan Asia Pasifik (APEC), meliputi negara-negara ASEAN dan Pasifik. Ekspor ke Negara ASEAN total 8.101.356,67 dollar. Sedang ke negara-negara Pasifik , 198.229.607,10 dollar.  Di kawasan ini APEC ini salah satu tujuan  ekspor  terbesar adalah  Amerika Serikat, sebesar 78.968.05807. Meningkat 40,16 persen dari periode Januari-April 2017,  56.339.429,14 dollar. Sedang posisi kedua adalah Jepang, dengan nilai 35.568.970,15 dollar. Ketiga Australia. Nilai  ekspor Bali ke Australia, Januari- April 2018, 34.931.652,62 dollar.  Sedang ekspor ke China dengan nilai 18.294.691,67 dollar berada di posisi ke-4.

Sementara itu Badan Pusat Statisik (BPS) mencatat nilai ekspor Juni 2018 mencapai 13 miliar dolar AS atau menurun 19,8 persen dibandingkan ekspor Mei 2018 sebesar 16,2 miliar dolar AS (month to month). Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (16/7), merinci penurunan ekspor Juni disebabkan menurunnya ekspor nonmigas sebesar 22,57 persen dari 14,57 miliar dolar AS menjadi 11,28 miliar dolar AS.

Sebaliknya, ekspor migas naik 4,67 persen dari 1,64 miliar dolar AS menjadi 1,72 miliar dolar AS. Sementara itu, ekspor terhadap Juni 2017 mengalami peningkatan 11,47 persen. "Penurunan nilai ekspor bertepatan dengan Lebaran ini sesuatu yang biasa terjadi setiap Lebaran karena ada libur panjang sehingga ada penurunan kegiatan ekspor, terbukti 'pattern'-nya sama," kata Suhariyanto.

Ia menjelaskan pergerakan harga komoditas di pasar internasional, juga menjadi pengaruh atas nilai ekspor. Sejumlah komoditas nonmigas yang mengalami peningkatan harga pada Juni di antaranya batubara, nikel dan aluminium.

Sebaliknya, penurunan harga terjadi di beberapa komoditas, seperti minyak kelapa sawit, emas dan karet. Harga minyak mentah Indonesia di dunia (ICP) juga mengalami penurunan yakni tercaat 72,6 dolar AS per barel pada Mei 2018 menjadi 70,36 dolar AS per barel. Oleh karena itu, peningkatan ekspor migas lebih disebabkan karena meningkatnya ekspor minyak mentah sebesar 4,22 persen menjadi 544,2 juta dolar AS dan eskpor gas 15,45 persen menjadi 1,05 miliar dolar AS Sementara penurunan ekspor nonmigas terbesar terjadi pada golongan kendaraan dan bagiannya sebesar 241,1 juta dolar AS atau 36,21 persen, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral dengan nilai 119 juta dolar AS atau sebesar 6,11 persen.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-Juni 2018 mencapai 88,02 miliar dolar AS atau meningkat 10,03 persen dibandingkan periode yang sama pada 2017 sebesar 80 miliar dolar AS.

Jika dilihat dari sektornya, ekspor pertanian dengan nilai 200 juta dolar AS mengalami penurunan sebesar 35,20 persen dibandingkan Mei 2018 dan penurunan sebesar 25,31 persen dibandingkan Juni 2017. "Komoditas pertanian yang mengalami penurunan cukup besar adalah tanaman aromatik, rempah-rempah, kopi, sarang burung dan buah-buahan," kata Suhariyanto.*k17, ant

Komentar