7 Fakta Pasiraman Sebatu Gianyar yang Penuh Magis dan Bikin Merinding
Jangan kaget jika kebetulan pada saat melukat ada penangkil (pengunjung) yang kerauhan (kesurupan) sambil menari-nari dan mengeluarkan suara - suara aneh, saat melukat di Pasiraman Dalem Pingit Sebatu, Tegallalang, Gianyar, karena bisa jadi penangkil tersebut tengah dihinggapi ilmu gaib (penyakit non medis).
6. Sarana yang Diperlukan untuk Melukat
Jika anda adalah orang yang belum pernah melukat ke Sebatu dan berencana akan melukat, maka berikut adalah sarana yang perlu disiapkan untuk kebutuhan melukat.
a. Daksina pejati, terutama bagi mereka yang pertama kali melukat. Bisa dibeli di pasar dengan harga Rp 40.000 atau bervariasi. Jika tidak ingin repot, anda juga bisa membeli di warung-warung dekat lokasi pasiraman seharga Rp 50.000.
b. Pejati yang dibawa hendaknya berisi pisang kayu dan bunga tunjung (teratai) warna bebas.
c. Sarana persembahyangan menggunakan kewangen dengan menggunakan bunga jempiring, bunga tunjung biru dan 11 uang kepeng. Anda juga bisa membelinya di dekat sana seharga Rp 3.000 per buah sudah termauk uang kepng).
d. Siapkan juga canang sari barang 10 buah (beserta rarapan / permen / jajan / rokok kretek), dupa, dan korek api.
e. Pakaian yang dikenakan untuk melukat yaitu pakaian adat bali atau adat madya (baju kaos, kain, dan selendang). Bagi para pria, diperkenankan hanya memakai kain ketika melukat dan disarankan untuk tidak memakai perhiasan bagi pria dan wanita.
7. Tata Cara Melukat
Ketika segala sarana telah terpenuhi untuk melukat, tidak lengkap rasanya bila belum mengetahui cara melukat-nya. Berikut adalah tata cara melukat yang benar agar anda tidak keliru ketika sudah di lokasi.
a. Menghaturkan canang di palinggih pertama yang berada agak jauh dari pasiraman. Di sana ada 3 buah pancoran yang bisa kalian gunakan untuk membasuh wajah sebelum melanjutkan penglukatan.
b. Kembali menghaturkan canang pada palinggih berupa patung-patung yang akan menyambut kedatangan kalian di setiap penghujung tangga. Akan ada 230 anak tangga yang akan kalian tapaki di sepanjang perjalanan menuju pasiraman.
c. Melakukan persembahyangan di palinggih Pura Dalem Pingit dan Pura Kusti yang letaknya agak diatas dari tempat pasiraman dengan menghaturkan pejati dan menggunakan sarana kewangen. Persembahyangan dilakukan secara mandiri kecuali pada saat hari suci, maka akan dipandu oleh pemangku.
d. Usai sembahyang, kewangen yang ada uang kepengnya agar tidak dibuang dan dibawa kelokasi melukat.
e. Masuk ke areal pasiraman, jangan lupa haturkan canang di sanggah yang terletak di samping air terjun. Lalu, dilanjutkan dengan penglukatan dengan cara, kewangen di letakan di depan dahi atau ubun-ubun seperti saat kita sembahyang. Badan menghadap ke air dan guyur diri mulai dari kepala dan ubun-ubun.
f. Setelah kepala basah, lepas kewangen agar hanyut bersama air. Setelah itu, badan boleh berbalik dan bebas memfokuskan pada daerah yang ingin diguyur.
g. Setelah selesai melukat, pemedek sembahyang sekali lagi di palinggih yang ada di dekat pasiraman, dan diakhiri dengan nunas tirta dan bija.
Demikian seputar 7 fakta mengenai Pasiraman Dalem Pingit Sebatu dan Pura Kusti. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang ingin berkunjung untuk perjalanan spiritual maupun meminta kesembuhan dari segala penyakit. *ph
1
2
Komentar