Meliani Ngamuk di Kantor KPU
Sekretaris Golkar Tabanan, Nyoman Suarsedana, sebut Made Meliani diplot tarung ke DPRD Bali untuk kaderisasi
Karena Diberangus Golkar dari Caleg DPRD Tabanan
TABANAN, NusaBali
Suasana pendaftaran bakal caleg Golkar untuk kursi DPRD Tabanan di Kantor KPU Tabanan, Selasa (17/7), mendadak panas. Masalahnya, incumbent yang kini Wakil Ketua DPRD Tabanan dari Fraksi Golkar, Ni Made Meliani, ngamuk seraya berteriak histeris dan menangis, karena namanya menghilang dari pencalegan. Usut punya usut, Made Meliani diplot maju tarung ke DPRD Bali dalam Pileg 2019.
Informasinya, sesuai hasil rapat koordinasi di internal Golkar, Made Me-liani masuk nomor urut 1 daftar caleg DPRD Tabanan dari Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan. Namun, begitu berkas pencalegan didaftarkan oleh Ketua DPD II Golkar Tabanan Ketut Arya Budi Giri (ABG) dan Sekertaris DPD II Golkar Tabanan, Nyoman Suarsedana, ke KPU Tabanan kemarin, nama Made Meliani mendadak hilang. Inilah yang membuat Meliani ngamuk.
Awalnya, situasi adem ayem. Ketut ABG dan Nyoman Suarsedana datang ke Kantor KPU Tabanan untuk mendaftarkan 40 bakal caleg DPRD Tabanan, Selasa siang pukul 11.00 Wita. Hanya saja, berkasnya dikembalikan KPU karena ada beberapa bakal caleg yang tidak berisi foto. Ketut ABG dan Suarsedana pun balik kucing untuk meperbaiki berkas yang salah.
Kemudian, Selasa sore pukul 15.30 Wita, dua petinggi Golkar Tabanan ini datang kembali ke KPU untuk mendaftarkan bakal caleg DPRD Tanbanan. Beberpa menit kemudian, Made Meliani juga datang ke Kantor KPU Tabanan dengan raut muka masih sumringah. Srikandi Golkar asal Delod Peken, Kecamatan Tabanan ini langsung naik ke Lantai II Kantor KPU Tabanan di mana pendaftaran bakal caleg dila-kukan.
Begitu datang, Meliani langsung mengecek berkas pencalegan yang telah disetorkan DPD II Golkar Tabanan ke KPU. Saat itu, berkas berita acara penerimaan sudah ditandatangani. Ternyata, nama Meliani tidak tercantum dalam daftar bakal caleg DPRD Tabanan. Emosi Meliani pun memuncak. Meliani mencak-mencak seraya mendebat Ketut ABG di hadapan staf KPU yang tengah bekerja.
Karena suasana panas, akhirnya salah satu kader Golkar meminta ruangan khusus di KPU untuk mempertemukan Meliani dengan ABG dan Suarsedana. Singkat cerita, mereka bertiga akhirnya bertemu di ruangan yang tertutup bagi media tersebut. Di dalam ruangan, terjadi keributan hingga Meliani terdengar menangis.
"Saya kader perempuan, kok dibeginikan, Pak? Saya sudah berproses, lihat saya Pak Man, lihat saya," teriak Meliani yang terdengar dari luar ruangan. “Memalukan kalian kalau seperti ini. Lihat saya Pak Man, apa salah saya kok dibeginikan? Kalau seperti ini, pecat saja saya hari ini juga. Masa bapak berani lawan perintah dari pusat?” imbuhnya sambil menangis.
Pantauan NusaBali, mantan Sekretaris DPD II Golkar Tabanan 2010-2015 dan Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan 2009-2014 ini sempat dua kali keluar masuk ruangan, seraya memohon kepada KPU untuk tidak memverifikasi berkas pencalegan tersebut. Kepada awak media, Meliani mengatakan namanya mendadak hilang dari daftar pencalegan setelah dicek ke KPU Tabanan. Padahal, sebelumnya sudah tandatangan sistem pencalonan (silon) dan berkasnya pun telah dilengkapi. "Saya sudah teken silon kemarin," ujar Meliani.
Meski kesal, Meliani mengaku tidak akan menempuh jalur hukum terkait kisruh pencalegan ini. Sebab, dia percaya kepada ketua partainya. "Kata ketua (Ketut ABG, Red) tadi, nama saya akan dimasukkan, tolong wartawan catat omongannya itu," tegas Meliani.
Sementara itu, Ketut ABG selaku Ketua DPD II Golkar Tabanan berdalih ada kekeliruan administrasi terkait hilangnya nama Meliani dari pencalegan. Menurut ABG, tidak ada pergeseran nama caleg. Seluruh 6 incumbet milik Golkar sebenarnya sudah masuk daftar bakal caleg. "Tadi ada kekeliruan administrasi, tidak ada geser menggeser. Kita selesaikan untuk membesarkan Partai Golkar Tabanan," tandas ABG.
ABG pun memastikan nama Meliani akan masuk daftar caleg untuk Pileg 2019. Hanya saja, perlu proses lagi karena waktunya tidak memungkinkan. “Masuknya nanti tanggal 20 Juli, bisa dimonitor. Pasti masuk, tapi perlu waktu," tegas ABG.
Lain lagi pernyataan Sekretaris DPD II Golkar Tabanan, Nyoman Suarsedana. Menurut Suarsedana, Made Meliani diplot bertarung ke DPRD Bali Dapil Tabanan dalam Pileg 2019. Alasannya, berdasarkan hasil rapat tim seleksi caleg Partai Golkar Tabanan yang beranggotakan 9 orang, mayoritas (7 orang di antaranya) sepakat menugaskan Meliani ke DPRD Bali.
“Pertimbangannya, untuk menjamin proses kesinambungan kaderisasi Partai Golkar. Kader yang sudah tiga kali duduk di jenjang yang sama, didorong naik ke jenjang lebih tinggi. Kami berharap ini menjadi aturan baku Golkar Tabanan,” ujar Suarsedana saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Selasa sore. Terkait keinginan Meliani untuk tetap nyaleg DPRD Tabanan, menurut Suarsedana, akan dilakukan kajian kembali di internal partai, dengan mengikuti tahapan dan mekanisme di partai maupun KPU.
Sedangkan Ketua KPU Tabanan, Luh Dara Yoni, mengatakan kisruh pencalegan di internal Golkar, itu bukan ranahnya. Darayoni menyarankan masalah ini diselesaikan di internal partai. "Kami menerima berkas sudah lengkap, sehingga kami sahkan," kata Darayoni. Darayoni menambahkan, kalau bakal caleg mau diganti, itu tergantung partai dengan aturan perbaikan sesuai jadwal. "Masalah diganti atau tidak, tergantung partai,” tandas Darayoni.
Sekadar dicatat, Golkar punya 6 incumbent DPRD Tabanan berdasarkan hasil Pileg 2014 lalu. Enam (6) anggota Fraksi Golkar DPRD Tabanan 2014-2019 itu masing-masing Ni Made Meliani (Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan/raih 4.258 suara), I Nyoman Wirama Putra (Dapil Kecamatan Penebel-Baturiti/4.045 suara), I Made Astha Darma (Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan/raup 3.413 suara), I Made Sutaya (Dapil Kecamatan Marga-Kediri/raih 3.305 suara), I Wayan Gindera (Dapil Kecamatan Marga-Kediri/raih 2.564 suara), dan I Ketut Budi Adnyana (Dapil Kecamatan Pupuan-Selemadeg-Selemadeg Timur-Selemadeg Barat/raih 2.171 suara). *d,k21
TABANAN, NusaBali
Suasana pendaftaran bakal caleg Golkar untuk kursi DPRD Tabanan di Kantor KPU Tabanan, Selasa (17/7), mendadak panas. Masalahnya, incumbent yang kini Wakil Ketua DPRD Tabanan dari Fraksi Golkar, Ni Made Meliani, ngamuk seraya berteriak histeris dan menangis, karena namanya menghilang dari pencalegan. Usut punya usut, Made Meliani diplot maju tarung ke DPRD Bali dalam Pileg 2019.
Informasinya, sesuai hasil rapat koordinasi di internal Golkar, Made Me-liani masuk nomor urut 1 daftar caleg DPRD Tabanan dari Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan. Namun, begitu berkas pencalegan didaftarkan oleh Ketua DPD II Golkar Tabanan Ketut Arya Budi Giri (ABG) dan Sekertaris DPD II Golkar Tabanan, Nyoman Suarsedana, ke KPU Tabanan kemarin, nama Made Meliani mendadak hilang. Inilah yang membuat Meliani ngamuk.
Awalnya, situasi adem ayem. Ketut ABG dan Nyoman Suarsedana datang ke Kantor KPU Tabanan untuk mendaftarkan 40 bakal caleg DPRD Tabanan, Selasa siang pukul 11.00 Wita. Hanya saja, berkasnya dikembalikan KPU karena ada beberapa bakal caleg yang tidak berisi foto. Ketut ABG dan Suarsedana pun balik kucing untuk meperbaiki berkas yang salah.
Kemudian, Selasa sore pukul 15.30 Wita, dua petinggi Golkar Tabanan ini datang kembali ke KPU untuk mendaftarkan bakal caleg DPRD Tanbanan. Beberpa menit kemudian, Made Meliani juga datang ke Kantor KPU Tabanan dengan raut muka masih sumringah. Srikandi Golkar asal Delod Peken, Kecamatan Tabanan ini langsung naik ke Lantai II Kantor KPU Tabanan di mana pendaftaran bakal caleg dila-kukan.
Begitu datang, Meliani langsung mengecek berkas pencalegan yang telah disetorkan DPD II Golkar Tabanan ke KPU. Saat itu, berkas berita acara penerimaan sudah ditandatangani. Ternyata, nama Meliani tidak tercantum dalam daftar bakal caleg DPRD Tabanan. Emosi Meliani pun memuncak. Meliani mencak-mencak seraya mendebat Ketut ABG di hadapan staf KPU yang tengah bekerja.
Karena suasana panas, akhirnya salah satu kader Golkar meminta ruangan khusus di KPU untuk mempertemukan Meliani dengan ABG dan Suarsedana. Singkat cerita, mereka bertiga akhirnya bertemu di ruangan yang tertutup bagi media tersebut. Di dalam ruangan, terjadi keributan hingga Meliani terdengar menangis.
"Saya kader perempuan, kok dibeginikan, Pak? Saya sudah berproses, lihat saya Pak Man, lihat saya," teriak Meliani yang terdengar dari luar ruangan. “Memalukan kalian kalau seperti ini. Lihat saya Pak Man, apa salah saya kok dibeginikan? Kalau seperti ini, pecat saja saya hari ini juga. Masa bapak berani lawan perintah dari pusat?” imbuhnya sambil menangis.
Pantauan NusaBali, mantan Sekretaris DPD II Golkar Tabanan 2010-2015 dan Ketua Fraksi Golkar DPRD Tabanan 2009-2014 ini sempat dua kali keluar masuk ruangan, seraya memohon kepada KPU untuk tidak memverifikasi berkas pencalegan tersebut. Kepada awak media, Meliani mengatakan namanya mendadak hilang dari daftar pencalegan setelah dicek ke KPU Tabanan. Padahal, sebelumnya sudah tandatangan sistem pencalonan (silon) dan berkasnya pun telah dilengkapi. "Saya sudah teken silon kemarin," ujar Meliani.
Meski kesal, Meliani mengaku tidak akan menempuh jalur hukum terkait kisruh pencalegan ini. Sebab, dia percaya kepada ketua partainya. "Kata ketua (Ketut ABG, Red) tadi, nama saya akan dimasukkan, tolong wartawan catat omongannya itu," tegas Meliani.
Sementara itu, Ketut ABG selaku Ketua DPD II Golkar Tabanan berdalih ada kekeliruan administrasi terkait hilangnya nama Meliani dari pencalegan. Menurut ABG, tidak ada pergeseran nama caleg. Seluruh 6 incumbet milik Golkar sebenarnya sudah masuk daftar bakal caleg. "Tadi ada kekeliruan administrasi, tidak ada geser menggeser. Kita selesaikan untuk membesarkan Partai Golkar Tabanan," tandas ABG.
ABG pun memastikan nama Meliani akan masuk daftar caleg untuk Pileg 2019. Hanya saja, perlu proses lagi karena waktunya tidak memungkinkan. “Masuknya nanti tanggal 20 Juli, bisa dimonitor. Pasti masuk, tapi perlu waktu," tegas ABG.
Lain lagi pernyataan Sekretaris DPD II Golkar Tabanan, Nyoman Suarsedana. Menurut Suarsedana, Made Meliani diplot bertarung ke DPRD Bali Dapil Tabanan dalam Pileg 2019. Alasannya, berdasarkan hasil rapat tim seleksi caleg Partai Golkar Tabanan yang beranggotakan 9 orang, mayoritas (7 orang di antaranya) sepakat menugaskan Meliani ke DPRD Bali.
“Pertimbangannya, untuk menjamin proses kesinambungan kaderisasi Partai Golkar. Kader yang sudah tiga kali duduk di jenjang yang sama, didorong naik ke jenjang lebih tinggi. Kami berharap ini menjadi aturan baku Golkar Tabanan,” ujar Suarsedana saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Selasa sore. Terkait keinginan Meliani untuk tetap nyaleg DPRD Tabanan, menurut Suarsedana, akan dilakukan kajian kembali di internal partai, dengan mengikuti tahapan dan mekanisme di partai maupun KPU.
Sedangkan Ketua KPU Tabanan, Luh Dara Yoni, mengatakan kisruh pencalegan di internal Golkar, itu bukan ranahnya. Darayoni menyarankan masalah ini diselesaikan di internal partai. "Kami menerima berkas sudah lengkap, sehingga kami sahkan," kata Darayoni. Darayoni menambahkan, kalau bakal caleg mau diganti, itu tergantung partai dengan aturan perbaikan sesuai jadwal. "Masalah diganti atau tidak, tergantung partai,” tandas Darayoni.
Sekadar dicatat, Golkar punya 6 incumbent DPRD Tabanan berdasarkan hasil Pileg 2014 lalu. Enam (6) anggota Fraksi Golkar DPRD Tabanan 2014-2019 itu masing-masing Ni Made Meliani (Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan/raih 4.258 suara), I Nyoman Wirama Putra (Dapil Kecamatan Penebel-Baturiti/4.045 suara), I Made Astha Darma (Dapil Kecamatan Tabanan-Kerambitan/raup 3.413 suara), I Made Sutaya (Dapil Kecamatan Marga-Kediri/raih 3.305 suara), I Wayan Gindera (Dapil Kecamatan Marga-Kediri/raih 2.564 suara), dan I Ketut Budi Adnyana (Dapil Kecamatan Pupuan-Selemadeg-Selemadeg Timur-Selemadeg Barat/raih 2.171 suara). *d,k21
1
Komentar