HP Ungkap Tagihan Jutaan Rupiah
Polisi juga menemukan sejumlah bukti lain dari penyelidikan oleh tim cyber crime Polda Bali melakukan penyadapan pada handphone yang ditemukan dalam mobil tanpa sim card.
Singaraja, NusaBali
Dalam HP milik Ari, polisi menemukan sejumlah percakapan penagihan hutang kepada Ari, dari sejumlah rekan-rekannya sejak akhir Mei lalu, dengan total jutaan rupiah. “Ini juga menguatkan dugaan kami, korban meninggal karena bunuh diri dengan menenggak sianida yang sempat dibelinya,” kata dia.
Lalu bagaimana dengan dua buah batu yang ditemukan dalam mobil bersama serbuk potasium. Dari penjelasan Suratno menduga batu itu digunakan korban untuk memecahkan potasium sianida yang dibelinya seharga Rp 20 ribu satu lempeng. Mengingat lempeng sianida berbentuk padat dan keras, sehingga korban diduga menggunakan batu itu untuk menghancurkannya.
Terkait dengan darah dan mata korban yang membelalak saat ditemukan di bawah antara jok depan dan jok belakang memang murni karena pengaruh potasium sianida yang ditelannya dalam dosisi tinggi. Karena hasil visum luar dan otopsi menyebutkan korban tidak mengalami luka akibat kekerasan.
Polisi untuk menguatkan penyelidikannya juga menghadirkan Dokter Kariasa, dosen Kimia Undiksha. Dalam penjelasannya, mengatakan seseorang dapat meninggal seketika setelah menegak potasium sianida minimal 200-300 miligram. Potasium Sianida yang memiliki kandungan kalium dan sianida itu disebut bekerja dengan memunculkan reaksi pada asam lambung. Selanjutnya akan berubah menjadi gas dan membakar sel darah.
Korban yang menenggak potasium akan merasakan kesakitan luar biasa dan menghancurkan otak, muah, muntah hingga mulut berbusa. Pada reaksi akhir korban potasium sianida disebut akan mengalami kejang dan berontak. *k23
Dalam HP milik Ari, polisi menemukan sejumlah percakapan penagihan hutang kepada Ari, dari sejumlah rekan-rekannya sejak akhir Mei lalu, dengan total jutaan rupiah. “Ini juga menguatkan dugaan kami, korban meninggal karena bunuh diri dengan menenggak sianida yang sempat dibelinya,” kata dia.
Lalu bagaimana dengan dua buah batu yang ditemukan dalam mobil bersama serbuk potasium. Dari penjelasan Suratno menduga batu itu digunakan korban untuk memecahkan potasium sianida yang dibelinya seharga Rp 20 ribu satu lempeng. Mengingat lempeng sianida berbentuk padat dan keras, sehingga korban diduga menggunakan batu itu untuk menghancurkannya.
Terkait dengan darah dan mata korban yang membelalak saat ditemukan di bawah antara jok depan dan jok belakang memang murni karena pengaruh potasium sianida yang ditelannya dalam dosisi tinggi. Karena hasil visum luar dan otopsi menyebutkan korban tidak mengalami luka akibat kekerasan.
Polisi untuk menguatkan penyelidikannya juga menghadirkan Dokter Kariasa, dosen Kimia Undiksha. Dalam penjelasannya, mengatakan seseorang dapat meninggal seketika setelah menegak potasium sianida minimal 200-300 miligram. Potasium Sianida yang memiliki kandungan kalium dan sianida itu disebut bekerja dengan memunculkan reaksi pada asam lambung. Selanjutnya akan berubah menjadi gas dan membakar sel darah.
Korban yang menenggak potasium akan merasakan kesakitan luar biasa dan menghancurkan otak, muah, muntah hingga mulut berbusa. Pada reaksi akhir korban potasium sianida disebut akan mengalami kejang dan berontak. *k23
1
Komentar